Bunga dalam bahasa latin berarti flos. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, Bunga adalah bagian tumbuhan yang akan menjadi buah, biasanya elok warnanya dan harum baunya. (kbbi. Kemdikbud. go. id Online. Diakses tanggal 20 Pebruari 2018, pukul 21:47 Wib)
Foto: mutiarahindu.com
Dalam ajaran agama Hindu, bunga merupakan sarana yang sangat penting dan paling banyak kita jumpai dalam setiap persembahyangan (upacara yajna). Seperti misalnya dalam bebantenan. Baik dalam yajna waktu-waktu tertentu (naimitika karma) maupun dalam yajna nitya karma (sehari-hari). Bunga juga digunakan oleh umat hindu sebagai hiasaan untuk mengindahkan tempat-tempat seperti pada aktivitas keluarga, masyarakat, hari nasional, pawiwahan, dan kunjungan ke tempat-tempat tertentu. Tentunya penggunaan bunga disini berfungsi agar lingkungan sekitarnya menjadi nyaman.
Dalam kegiatan keagamaan umat hindu, bunga memiliki nilai spiritual, religius dan nilai kesucian yang sangat tinggi. Tentunya, bunga yang digunakan disini, bukanlah Bunga asal dapat atau asal ada, tetapi bunga pilihan sesuai dengan petunjuk kitab atau sastra suci Hindu. Sebab, bunga dalam agama hindu bermakna sebagai sarana untuk menyampaikan rasa hati dan bakti ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Hal ini dipertegas dalam kitab Bhagavad Gita IX.26 yang berbunyi:
CARA MUDAH DAPAT UNTUNG DARI TRADING FOREX KLIK DISINI
“patram puspam phalam toyam, yo me bhaktya prayacchati, tad aham bhakti-upahrtam, asnami prayatatmanah”
Terjemahan:
“Kalau seorang mempersembahkan daun, bunga atau air dengan cinta bhakti, Aku akan menerimahnya”
Dari sloka diatas dapat kita simpulkan bahwa seseorang dengan penuh ketulusan dan rasa bhakti kepada Tuhan, maka seseorang akan dapat mencapai kebahagian tertinggi walaupun hanya dengan sarana persembahan bunga. Tak heran jika dikatakan bahwa tanpa bunga suatu upacara umat hindu tidak akan sempurna.
Puspa atau bunga disini merupakan wujud benda yang disuguhkan sebagai cara menunjukkan perasaan yang dapat memberikan kepuasan. Puspa atau kembang merupakan sarana untuk menyampaikan cetusan hati dan rasa bhakti kepada Hyang Widhi Wasa yang mempersembhahkan Yajna sebagai wujud upakaranya. (Susila. 2009:96)
Kemudian di mantra Wedaparikrama terdapat mantra untuk bunga (puspa), aksata dan gandha yang berbunyi demikian:
“Om puspa-dantaya namah (puspa)
Om kum kumara wijaya naham (akcala).
Om cri gandhecwari-amertebhyo namah svaha (gandha)”
Mantra diatas mejelaskan bahwa puspa-danta adalah Siva (gelar untuk siwa). Artinya bahwa bunga yang digunakan untuk sembahyang, bukan hanya sebagai alat tetapi merupakan lambang dari Tuhan itu sendiri (Siwa). Seperti disebutkan dalam Reg Veda bahwa pada awal penciptaan Maha Purusa melakukan Yajna dengan mengorbankan diriNya sendiri. Dengan demikian segala isi alam semesta merupakan bagian dari Siva. Demikian pula dengan puspa merupakan lambing dari tuhan itu sendiri.
Catatan: Puspa yang dimaksud merupakan wujud dari Sang Hyang Puspadanta yaitu gelar Siva (Tuhan).
Dalam Website Parisada Hindu Dharma Indonesia tentang Arti Sarana Persembahyangan dijelaskan bahwa bunga dalam agama Hindu memiliki dua fungsi yakni bunga adalah simbol Tuhan (Siva) dan bunga sebagai sarana untuk sembahyang. Bunga sebagai simbol Tuhan digunakan ketiga sembahyang diletakan pada ujung tangan saat menyembah (dalam Panca Sembah), sedangkan bunga sebagai sarana persembahyangan digunakan pada bebanten. Bunga dalam hal ini bermakna sebagai lambang ketulusan dan kesucian hati semba-bhakti kepada Tuhan.
BACA JUGA :
Penjelasan lain juga terdapat di dalam Lontar Yajna Prakerti dikatakan bahwa bunga merupakan lambang ketulusan hati, keiklasan dan kedamaian seperti berikut:
“… Sekare Pinaka Katulusan Pikayunan Suci”.
Terjemahan:
“Bunga itu sebagai lambang ketulus-ikhlasan pikiran yang suci”
Dagang Banten Bali |
Bunga merupakan sarana pokok dalam upacara yajna agama Hindu yang berfungsi sebagai lambang restu tuhan, lambang jiwa dan alam pikiran. Bunga yang dipakai dalam upacara yajna harus menggunakan bunga yang bagus seperti bunga yang tidak dimakan ulat, bunga yang mekar, bunga yang tidak ada semutnya, bunga tidak layu dan bunga yang tidak berasal dari kuburan. (Kitab Agastya Parwa). Penjelasan selanjutnya akan dibahas pada tulisan berikutnya tentang jenis-jenis bunga yang baik untuk upacara yajna sesuai kitab suci Hindu.
Reff: https://www.mutiarahindu.com/2018/02/makna-dan-fungsi-bunga-dalam-upacara.html
Susila, I Nyoman, dkk. 2009. Materi Acara Agama Hindu. Jakarta: Depag RI Dirjen Bimas Hindu.
Lontar Yajna Prakerti.
Bhagavad Gita Menurut Aslinya terjemahan Swami Prabhupada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar