Sabtu, 05 Juni 2021

Pura Luhur Tamba Waras

Dagang Banten Bali


Pura Luhur Tamba Waras letaknya dilereng Gunung Batukaru pada ketinggian 725mdpl (meter diatas permukaan laut), tepatnya di Desa Sangketan, Penebel, kurang lebih 22km dari pusat kota Tabanan. Pura Luhur Tamba Waras atau juga disebut Tambo Waras dikenal sebagai gudang farmasinya jagat raya.
Pura Tamba Waras dibangun sekitar abad ke-12. Berdasarkan catatan sejarah, konon Raja Tabanan yakni Cokorda Tabanan sakit keras dan tidak ditemukan pengobatannya. Para abdi berupaya mencari obat sesuai dengan petunjuk gaib yang diterima, dimana akan ada asap sebagai petunjuknya. Setelah berjalan didalam hutan Batukaru, dijumpai asap mengepul yang berasal dari sebuah kelapa di tanah di dalam rumpun bambu. Setelah memohon di tempat itu, didapatkanlah obat. Setelah obat tersebut diaturkan kepada raja, ternyata sang raja sembuh dan sehat kembali. Di tempat itu dibangunlah tempat pemujaan yang dinamakan Tambawaras.
Kata Tambawaras berasal dari kata tamba + waras. Tamba artinya obat, sedangkan waras artinya normal kembali. Pura Luhur Tamba Waras bermakna pemujaan kekuatan manifestasi Ida Sang Hyang Widhi dalam fungsi sebagai penyedia gudang farmasi alam semesta (bhuwana agung). Dengan demikian permohonan kerahayuan, kesehatan, kebijaksanaan untuk mencapai kesejahteraan merupakan objek pemujaan di pura ini.
Pura ini salah satu Pura Catur Angga, berstatus sebagai Sad Kahyangan Jagat Bali. Pura Luhur Tamba Waras termasuk dalam jajar kemiri, yakni juringan yang membangun kekuatan. Gunung Batukaru dengan puncaknya Kedaton merupakan bentuk manifestasi Hyang Widhi sebagai pelindung kehidupan sarwa prani, dengan menganugerahkan pangurip gumi. Adapun pura jajar kemiri yang dimaksud adalah Pura Luhur Muncaksari dan ke bawahnya Pura Tamba Waras yang terletak di sebelah kanan Pura Luhur Batukaru.
Sementara di sebelah kiri terdapat Pura Patali dan Pura Besikalung. Kesempurnaan antara kedua sisi ini dapat memperkuat alam semesta. Dengan demikian Pura Luhur Tamba Waras merupakan satu kekuatan penyangga keutamaan fungsi Ida Batara Sang Hyang Tumuwuh yang berstana di Luhur Batukaru.
Kesehatan lahir dan batin merupakan modal awal untuk menjalani hidup dengan benar. Pura Tamba Waras adalah kekuatan pemberi anugerah di bidang kesehatan lahir batin dan kelestarian alam semesta. Manifestasi Catur Loka Pala Batukaru sebagai Aswinodewa. Kebijaksanaan, kejujuran, kemuliaan hati merupakan kesehatan batin untuk menjalani kehidupan yang lebih baik, di samping kesehatan jasmani atau fisik yang kuat.
Kedua hal ini dapat dimohonkan di pura ini, baik dengan melakukan yoga maupun pelaksanaan ritual yang didasari dengan hati yang suci guna memohon berkat-Nya.
Desa Adat Sangketan merupakan krama adat Pekandel. Sementara Jero Subamia merupakan pangenceng dari pura ini. Buda Umanis Prangbakat merupakan piodalan yang diselenggarakan di pura ini. Sementara karya mamungkah, mupuk pedagingan dan ngenteg linggih dilaksanakan mulai Saniscara Pon Pahang dan berakhir Buda Pon Watugunung.
- Service Laptop / Smartphone Panggilan Denpasar

Jumat, 04 Juni 2021

BUKTI KEBENARAN DHARMA HINDU DI MASA KINI (SUDAH DIBUKTIKAN BENAR)

Ingin Berlibur ke Bali Saat New Normal, Simak Panduannya Berikut ini
Mantra-mantra/sloka-sloka dibuktikan sesuai dengan Ilmu pengetahuan diantaranya :
1. Yayur Veda III.6 mengatakan : Bumi berputar mengelilingi matahari, bukan Matahari yang berputar mengeliligi Bumi
2. RgVeda X.89.4. mengatakan : Langit dan Bumi bertumpu pada porosnya dan berputar pada porosnya seperti sebuah roda
3. AtharwaVeda XII.I.37. mengatakan : Bumi bergerak dan bergetar, Bumi bergerak karena api dibagian dalam perut Bumi
Dari bukti-bukti tersebut maka dapat dipastikan; penulis Kitab Weda, kitab sucinya Agama Hindu pasti maha kuasa, maha mengetahui, karena mampu melihat alam semesta beserta penghuninya dari penglihatan dan pengetahuan yang luar biasa. Sehingga Bumi kelihatan Bundar, Bumi berputar mengelilingi Matahari.
Penulis kitab Weda tidak melihat Bumi dihamparkan, gunung-gunung ditancapkan untuk menyanga Bumi supaya tidak pernah bergoyang untuk selamanya. Dan tidak melihat matahari beredar/berputar mengelilingi garis edarnya atau orbitnya mengelilingi Bumi sehingga menciptakan siang dan malam.
Penulis kitab Weda memperuntukkan kitab Weda untuk seluruh mahluk di alam semesta. Bukan hanya untuk manusia di katulistiwa, karena orang eksimo yaitu manusia yang tinggal dekat dengan kutub, tidak pernah melihat siang dan malam, mereka hanya melihat sore saja sepanjang hidupnya. Didaerah kutub matahari tidak pernah terbit dan tidak pernah tenggelam.


Columbus ingin membuktikan kebenaran sabda kitab Weda yang mengatakan bahwa bumi ini bulat, tidak ada ujung bumi. Karena kitab Weda berasal dari tanah India, maka Columbus ingin mencari India dengan berlayar ke arah Barat dari daratan Eropa, sekaligus ingin membuktikan kebenaran kitab sucinya orang India yaitu Weda. Columbus tiba disebuah pulau yang dikiranya sudah sampai di India dan penduduk pulau tersebut (kemudian disebut Benua Amerika) disebut dengan sebutan Indian. Karena Columbus mengira sudah sampai ditanah India.
Kitab Weda telah menginspirasi umat manusia untuk membuktikan kebenarannya. Telah banyak Ilmuwan yang memperoleh hadiah Nobel karena terinspirasi dari membaca kitab Weda.diantaranya :
Pertama :Hukum Kekekalan Energi yang diformulasikan oleh James Prescott Joule, seorang ahli fisika berkebangsaan Inggris yang namanya diabadikan menjadi satuan energi, terinspirasi oleh hukum reinkarnasi nya Weda. Hukum kekekalan Energi Youle berbunyi sebagai berikut :
“Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, energi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya”.
Sedangkan Hukum reinkarnasi yang tertulis di kitab Bagawad Gita, yang turun di medan perang Kurusetra tahun 3138 SM dan dicatat oleh Maharsi Wiyasa mengatakan sebagai berikut :
1. Apa yang tidak ada tidak akan pernah ada, dan apa yang ada tidak akan berhenti ada.keduanya telah dimengerti oleh mereka yang mampu melihat hakekat pertama (BG.II.16)
2. Demikian juga tidak pernah ada saat dimana Aku, Engkau dan para pemimpin ini tidak ada, dan tidak akan ada saat dimana kita akan berhenti ada sekalipun sesudah mati (BG.II.12)
3. Ini tidak pernah lahir pun tidak pernah mati atau setelah ada tidak akan berhenti ada, ini tidak dilahirkan, kekal, abadi yang sejak dahulu Dia tidak mati pada saat badan jasmani ini mati (BG.II.20)
Hukum kekekalan energi dan hukum reinkarnasi setuju bahwa zat atau materi itu tidak pernah musnah, melainkan hanya berubah, dari satu materi ke materi lain atau dari energi ke materi lain, atau dari materi ke energi lain, atau dari energi ke energi lain.
Demikian juga halnya dengan kehidupan manusia dan mahluk lainnya, manusia dan mahluk lainnya tidak akan pernah musnah melainkan hanya berubah.
Kedua : Tiga struktur kepribadiannya Sigmund Freud yang terdiri dari Id, Ego dan Super Ego yang membentuk tipe-tipe kepribadian manusia terinspirasi oleh ajaran Triguna dalam Weda yaitu Sattwam Rajas dan Tamas (baca 4 tipe kepribadian menurut Weda oleh Guli Mudiarcana)
Ketiga : Copernikus mengatakan bahwa Bumi berputar, bukan matahari yang berputar terinspirasi oleh Yayur Veda III.6 yang mengatakan : Bumi berbintik bintik dan bertempat tinggal dilangit. Bumi berputar mengitari Matahari yang bagaikan Ayah
Ke empat : Para Nabi besar agama-agama yang ada saat ini, dijaman dahulu mempunyai kebiasaan melakukan meditasi/bertahanut/bertafakur, seperti misalnya : Sidarta Gautama, Zoroaster dan yang lainnya, dengan mendapat infirasi dari para maharesi penerima wahyu weda dijaman dahulu yang suka bermeditasi /bertafakur/ bertahanut/bertapa di hutan-hutan atau goa-goa di lereng-lereng pegunungan Himalaya dan tepi sungai Gangga.

Dagang Banten Bali


Tuhan Agama Hindu sangat pengasih dan penyayang
Bahwa Tuhan Agama Weda yaitu Hyang Widdhi tidak pernah cemburu, maupun iri hati kepada umat Manusia seperti kata dalam Bagawad Gita IX.29 sebagai berikut :
Aku tidak pernah iri dan selalu adil terhadap semua mahluk. BagiKu tidak ada yang paling Aku benci dan tidak ada yang paling Aku kasihi. Tetapi yang selalu berbakti kepadaKu, dia akan berada padaKu dan Aku selalu bersamanya.
Bahwa Tuhan Agama Weda sangat toleran dan membebaskan umat manusia untuk memilih jalan menuju kepadaNya seperti kata Bagawan Gita IV.11 berikut :
Apapun jalan yang ditempuh manusia menuju kearahKu, akan Aku terima sama. Manusia menuju kearahKu dengan berbagai jalan.
Tuhan Agama Hindu hanya Satu, tetapi orang-orang pintar menyebut dengan berbagai nama
Bahwa Tuhan Agama Weda hanya Satu, Manusia yang menyebut Banyak seperti mantra RgVeda I.64.46 berikut : Ekam sadvipra bahuda vadanti artinya Hanya satu Tuhan,orang pintar menyebut dengan banyak nama
Tuhan yang hanya satu juga dipertegas dalam kitab sutasoma yang ditulis oleh Mpu Tantular, seorang rohaniawan Hindu pada masa kerajaan Majapahit (abad 14-15) dengan sasanti : “ Bineka Tunggal Ika tan Hana Dharma mangrua” artinya Meskipun berbeda-beda, tetap satu, tidak ada kebenaran dua.
Jadi pantaslah kalau agama Weda disebut Sanata Dharma, kebenarannya abadi
Astungkara... Om Nammah Shivayah. Om shanti shanti shanti om.
Sumber : http://www.dharmagupta.site/…/hindu-agama-yang-benar_8221.h…