Minggu, 27 September 2020

Presiden Soekarno bersama ibunda tercinta "Ida Ayu Nyoman Rai"


.
Siapa pernah menyangka jika di balik nama besar Soekarno sang pendiri bangsa dan Presiden Pertama RI, terdapat sosok ibu dan bapak yang memiliki keteguhan luar biasa mempertahankan cinta sejati hingga harus berurusan ke pengadilan? Bahkan sang ibu bernama Ida Ayu Nyoman Rai yang pada masa kecil lazim disapa Srimben harus membayar denda ke pengadilan 25 ringgit.

Sebuah situasi yang wajar ketika itu, karena Ida Ayu Nyoman Rai yang lahir pada 1881 itu adalah anak kedua dari pasangan Nyoman Pasek dan Ni Made Liran yang kala itu adalah orang terpandang di kota Singaraja, Buleleng. Bahkan Srimben semasa remaja di Banjar Bale Agung Singaraja, memiliki aktivitas utama membersihkan pura saban waktu pagi dan petang. Aktivitas ini sejalan dengan nama kecil pemberian orangtuanya Srimben yang artinya limpahan rezeki yang membawa kebahagiaan dari Bhatari Sri.


Kerasnya penolakan orang tua Srimben dan keluarganya atas hubungannya dengan kekasihnya itu, tak menyurut semangat dan upayanya untuk terus membina cintanya dengan sang kekasih. Kedua sejoli itupun harus memilih kawin lari dengan menginap di sebuah rumah seorang kepala polisi, teman dekat Raden Soekemi Sosrodihardjo.

Pernikahan pun dilangsungkan pada 1897 setelah sebelumnya pengadilan mengadili kedua pasangan itu untuk memastikan tak ada paksaan atas perkawinan yang sejati itu, meskipun Srimben harus membayar denda 25 Ringgit.

Usai menikah, orangtua Soekarno lalu hijrah ke Surabaya. Keduanya terus menjalani bahtera kehidupan rumah tangganya di kota itu hingga pada 6 Juni 1901 Nyoman Rai Srimben melahirkan Soekarno di sebuah rumah di sekitar pemakaman Belanda, Kampung Pandean III, Surabaya.
.
#Sejarah #Bali #SejarahBali




Kamis, 24 September 2020

Pengertian Astronomi dan Nama-Nama Planet dalam Tata Surya Hindu



Sang Hyang Widhi menciptakan alam semesta (bhuana agung) dan manusia (bhuana alit) melalui kekuatan dan kemahakuasaan- Nya. Menurut kitab suci Veda, alam semesta disebut Brahmānda. Brahmānda adalah benih alam semesta. Brahmānda berwujud bulat bagaikan telur besar yang mengapung di angkasa. Bhuana Agung adalah alam semesta tempat manusia hidup. Manusia mendapatkan sumber kehidupan dengan menggunakan elemen yang ada. Tempat hidup manusia dikenal sebagai Bumi, (Susila, dan Sri Mulia Dewi, 2015: 85).

Baca: Bulan Dan Hari-Hari dalam Agama Hindu




Image: tata susila hindu
Pengertian Astronomi Hindu


Bumi memiliki sumber kehidupan karena Bumi memiliki lima unsur yakni api, air, tanah, angin, dan ruang. Hal ini diperkuat dengan dilakukannya penelitian-penelitian oleh para ahli terkait Bumi. Ilmu untuk mempelajari Bumi dengan segala jenis planet lain di alam semesta ini disebut astronomi.



Agama Hindu dalam kitab sucinya telah mengajarkan kepada umatnya bagaimana alam semesta diciptakan dan unsur-unsur apa saja yang terdapat di dalamnya. Kitab suci yang khusus membicarakan tentang astronomi dikenal dengan sebutan Jyotisa.


Planet-Planet dalam Agama Hindu


Kitab Jyotisa atau Jyoti-Śāstra atau Jyoti-Veda merupakan bagian dari kitab Vedāngga. Vedāngga adalah batang tubuh Veda. Jyoti-Śāstra dipelajari untuk mengetahui pengaruh alam semesta terhadap manusia. Jyotisa amat berperan dalam menentukan hari baik atau hari yang tepat untuk melaksanakan ritual (yajña) atau membangun tempat suci.

CARA MUDAH DAPAT UNTUNG DARI TRADING FOREX KLIK DISINI

Membangun tempat suci, seperti kuil, mandir, pura, candi dan tempat-tempat suci Hindu di berbagai daerah perlu memperhitungkan nilai religius, dan tata aturan yang baik. Dalam hal yajña, Jyotisa sangat berperan penting dalam menentukan hari raya agama Hindu. Kegiatan berdasarkan letak/kedudukan bintang-bintang dan planet-planet di langit, seperti, penentuan hari raya purnama dan tilem dalam Hindu yang menggunakan perputaran bulan, (Susila, dan Sri Mulia Dewi, 2015: 86).


Para ahli tata surya modern telah mengungkapkan bahwa terdapat beberapa planet. Dalam pandangan agama Hindu, terdapat beberapa planet. Pandangan aliran Surya-Sidhanta menyebutkan terdapat tujuh planet, yakni planet Aditya, Soma, Budha, Sukra, Angaraka, Brihaspati, dan Saniscara. Jika dikaitkan dengan nama planet-planet modern, akan tampak.

Planet Matahari dalam agama Hindu dikenal dengan nama Aditya.
Planet Bulan dalam agama Hindu dikenal dengan nama Soma.
Planet Merkurius dalam agama Hindu dikenal dengan nama Budha.
Planet Venus dalam agama Hindu dikenal dengan nama Sukra.
Planet Mars dalam agama Hindu dikenal dengan nama Angaraka, (Susila, dan Sri Mulia Dewi, 2015: 87).
Planet Jupiter dalam agama Hindu dikenal dengan nama Brihaspati.
Planet Saturnus dalam agama Hindu dikenal dengan nama Saniscara.

Image: Buku Tata Susila dan Budi Pekerti Hindu


Planet Neptunus dan Uranus atau pun Pluto tidak disebutkan dalam pandangan aliran Surya Sidhanta, Aliran ini menyebut adanya planet Rahu dan Ketu. Kedua planet yang terakhir disebutkan aliran Surya Sidhanta tidak dapat disamakan dengan Neptunus dan Uranus (Wikana, 2010:108).



Planet-planet dalam agama Hindu sering disebut Brahmānda. Brahmānda dalam kitab Pūraṇa dijelaskan sangat banyak jumlahnya. Selain planet-planet tersebut, agama Hindu, mengenal loka-loka atau alam-alam. Menurut pandangan agama Hindu, terdapat 14 loka atau alam, yakni 7 lapisan loka ke atas dan 7 lapisan loka ke bawah.


Tujuh lapisan alam ke atas disebut dengan sapta loka, yakni:

Bhur loka
Bhuvar loka
Svarga loka
Mahar loka
Jana loka
Tapa loka
Brahmā loka


Tujuh lapisan alam ke bawah disebut dengan sapta patala, yakni:

Atala
Vitala
Sutala
Talatala
Mahatala
Rasatala
Patala, (Susila, dan Sri Mulia Dewi, 2015: 88).

Referensi:


Susila, Komang dan Sri Mulia Dewi, I Gusti Ayu. 2015. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti (kelas 3) / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015.


Sumber: Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas III
Kontributor Naskah : Komang Susila dan I Gusti Ayu Sri Mulia Dewi
Penelaah : I Wayan Paramartha dan I Made Redana
Penyelia Penerbitan : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.
Cetakan Ke-1, 2015

Selasa, 22 September 2020

Pengertian Budaya dan Jenis-Jenis Tari Keagaman



Setiap daerah memiliki tarian khas yang menjadi kekuatan pemersatu antara anggota masyarakat. Agama Hindu adalah agama yang sangat menghargai budaya setempat. Agama Hindu selalu memberikan warna pada tari-tarian daerah masing-masing di mana agama Hindu berkembang. Setiap budaya yang mengandung nilai-nilai agama Hindu tetap memberikan kehangatan dan kenyamanan bagi pelakunya. Dengan demikian, budaya tersebut tetap mengakar kuat di masyarakat dan terus berkembang hingga sekarang.


Tari-tari yang diberikan napas Hindu disebut tari keagamaan. Tari keagamaan adalah tarian yang digunakan untuk memuja keagungan Sang Hyang Widhi. Tarian bukan hanya sekadar untuk menunjukkan keindahan dan kreasi, tetapi dapat juga dijadikan alat pemujaan bagi Sang Hyang Widhi. Tari keagamaan dipentaskan untuk melengkapi proses persembahyangan dalam agama Hindu, (Susila, dan Sri Mulia Dewi, 2015: 108).



Gambar-gambar tari di atas adalah sebagian dari tari keagamaan Hindu. Tari keagamaan dilakukan sebagai simbol rasa bhakti kepada Sang Hyang Widhi. Hindu memiliki banyak kebudayaan, terutama dalam pelaksanaan seni keagamaan. Baik itu seni tari, seni musik, dan seni suara. Namun dari banyaknya kebudayaan tersebut, Hindu tetap satu adanya, (Susila, dan Sri Mulia Dewi, 2015: 109).


CARA MUDAH DAPAT UNTUNG DARI TRADING FOREX KLIK DISINI


Jenis-Jenis Tari Keagaman


A. Tari Keagamaan



Negara Indonesia memiliki beragam kebudayaan dari Sabang sampai Merauke. Berbagai jenis tari diciptakan oleh para seniman. Oleh karena itu, Indonesia kaya akan budaya.


Mari kita mengenal jenis-jenis tari keagamaan dari berbagai daerah.


1. Tari Kecak


Tari Kecak adalah tarian yang menggunakan keserasian suara dari penarinya. Keserasian suaranya menghasilkan irama-irama yang dapat menumbuhkan kereligiusan. Tari Kecak dalam pementasannya menceritakan cerita Rāmāyaṇa. Cerita yang mengisahkan tentang bala tentara kera yang dipimpin Hanuman dan Sugriwa menghadapi Rahwana, raja raksasa. Cerita tari Kecak juga bisa mengambil dari epos-epos Hindu lainnya, (Susila, dan Sri Mulia Dewi, 2015: 110).





2. Tari Pendet

Tari Pendet melambangkan penyambutan atas turunnya Devata ke alam dunia. Lambat-laun, seiring perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah Pendet menjadi “ucapan selamat datang”, meski tetap mengandung makna yang sakral-religius.



3. Tari Serimpi

Tari Serimpi berasal dari Jawa Tengah, sebuah tarian keraton dengan suasana lembut, agung, dan menawan.




CARA MUDAH DAPAT UNTUNG DARI TRADING FOREX KLIK DISINI

4. Tari Jangget

Tari Jangget berasal dari Lampung. Tari Jangget adalah tarian untuk upacara-upacara peradatan. Tarian ini melambangkan keluhuran budi dan susila rakyat Lampung, (Susila, dan Sri Mulia Dewi, 2015: 112).




5. Tari Piring

Tari Piring berasal dari Sumatra Barat. Tari Piring adalah tari tradisional yang melambangkan suasana gotong royong rakyat dalam menunaikan tugas. Siang hari mengerjakan sawah ladang dan malam harinya bersuka ria bersama-sama.



6. Tari Gandrung

Tari Gandrung berasal dari Banyuwangi, Jawa Timur. Tari Gandrung adalah tarian yang mengisahkan tentang terpesonanya masyarakat Blambangan kepada Devi Padi atau Devi Sri yang membawa kesejahteraan bagi rakyat. Tari Gandrung dipentaskan sebagai ucapan syukur masyarakat setelah panen. Tari Gandrung dibawakan dengan iringan instrumen tradisional khas Jawa dan Bali, (Susila, dan Sri Mulia Dewi, 2015: 113).



7. Tari Bedhaya Semang

Tari Bedhaya Semang berasal dari Yogyakarta. Tari Bedhaya Semang merupakan tarian sakral yang ditarikan di Keraton Yogyakarta. Tari Bedhaya Semang dipentaskan pada saat pelaksanaan ritual penting di dalam kerajaan, (Susila, dan Sri Mulia Dewi, 2015: 114).

Dagang Banten Bali


DAPATKAN CARA MENGHASILKAN PASSIVE INCOME KLIK DISINI

8. Tari Tor-Tor

Tari Tor-Tor adalah tari yang berasal dari Mandailing, Sumatera Utara. Kata “Tor-Tor” berasal dari suara hentakan kaki penari Tor-Tor di atas papan rumah adat Batak. Para penari Tor-Tor bergerak dengan iringan gendang yang berirama menghentak. Tujuan tari Tor-Tor itu sendiri untuk upacara kematian, panen, penyembuhan, dan pesta muda-mudi, (Susila, dan Sri Mulia Dewi, 2015: 115).

9. Tari Gantar

Tari Gantar berasal dari Suku Dayak (Kalimantan). Tari Gantar dikenal sebagai tarian pergaulan antara muda-mudi. Tari Gantar juga digunakan untuk menyambut tamu yang datang. Tari Gantar melukiskan kegembiraan dalam menanam padi. Tari-tari di atas merupakan tari keagamaan yang hanya dipentaskan pada waktu-waktu tertentu. Tari- tari di atas memiliki nilai yang sangat religius atau sangat sakral. Setiap tari keagamaan yang dipentaskan dalam sebuah upacara memiliki tujuan dan fungsinya masing-masing, (Susila, dan Sri Mulia Dewi, 2015: 116).



Referensi:

Susila, Komang dan Sri Mulia Dewi, I Gusti Ayu. 2015. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti (kelas 3) / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015.

Sumber: Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas III
Kontributor Naskah : Komang Susila dan I Gusti Ayu Sri Mulia Dewi
Penelaah : I Wayan Paramartha dan I Made Redana
Penyelia Penerbitan : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.
Cetakan Ke-1, 2015

https://www.mutiarahindu.com/2018/12/pengertian-budaya-dan-jenis-jenis-tari.html

Pengertian dan Jenis-Jenis Tari Sakral



Pengertian Tari Sakral


Kata Sakral memiliki arti suci atau kesucian, magis, super natural power, pantang dilanggar sebab membahayakan, kekuatan sakti, angker atau keramat dan melindungi. Jadi, tari sakral dapat diartikan sebagai tarian yang disucikan, memiliki kekuatan magis, dan harus mengikuti aturan-aturan yang berlaku dalam menarikan dan mementaskannya. Biasanya tari sakral dipentaskan pada saat melaksanakan ritual atau upacara keagamaan (Tim penyusun, 2011: 19).


Dalam agama Hindu, kita memiliki banyak sekali tari sakral. Setiap pementasan dihubungkan dengan makna pelaksanaan upacara keagamaan. Adapun tari-tari sakral yang dimaksud adalah sebagai berikut.

1. Tari Rejang


Tari Rejang adalah tarian yang dipentaskan atau ditarikan pada saat upacara Deva Yajña. Para penari Rejang adalah wanita yang belum akhil balik atau yang sudah tidak menstruasi, (Susila, dan Sri Mulia Dewi, 2015: 109).

2. Tari Baris


Tari Baris disimbolkan sebagai tarian prajurit yang ditarikan oleh laki-laki pada saat upacara keagamaan. Tari Baris merupakan persembahan dari para pejuang dan senjata mereka selama perayaan di Pura. Selain itu, tarian ini juga diperuntukkan guna menyambut para Dewa dan Leluhur ke dunia. (www.kabali. com/exploringbali/tari_baris. html)





3. Tari Sanghyang


Tari Sanghyang adalah tarian sakral yang berfungsi sebagai pelengkap upacara. Tujuan Tari Sanghyang adalah untuk mengusir wabah penyakit yang sedang melanda suatu desa atau daerah. Tarian ini juga digunakan sebagai sarana pelindung, (Susila, dan Sri Mulia Dewi, 2015: 120).


4. Tari Durga Mahishasuramardini


Tari Durga Mahishasuramardini adalah tarian yang mengisahkan kemenangan Devi Durga atas Asura (raksasa), (Susila, dan Sri Mulia Dewi, 2015: 121).



5. Tari Śiva Natyaraja


Tari Śiva Natyaraja atau Ciwa Nataraja adalah tarian Deva Śiva. Tari Śiva Natyaraja menggambarkan bagaimana Deva Śiva menari untuk menciptakan. Setiap gerakan yang dilakukan mengandung kekuatan gaib dalam menciptakan alam semesta ini.

6. Tari Topeng Sidakarya


Tari Topeng Sidakarya merupakan tarian untuk mengiringi jalannya upacara besar umat Hindu. Topeng Sidakarya dianggap sebagai pelengkap upacara. Dalam pementasan, wajah penari selalu ditutupi oleh topeng, (Susila, dan Sri Mulia Dewi, 2015: 122).





7. Tari Ganesha


Tari Ganesha merupakan tarian yang dilakukan oleh Deva Ganesha dengan tujuan untuk menghibur atau menyenangkan orang tuanya, (Susila, dan Sri Mulia Dewi, 2015: 123).

8. Reog


Reog merupakan salah satu kesenian budaya berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal reog yang sebenarnya. Reog adalah budaya Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang magis.

Dagang Banten Bali


9. Tari Wadian Amun Rahu

Tari Wadian Amun Rahu. Tarian ini pada mulanya adalah sebuah tarian tradisional Suku Dayak Kalimantan Tengah yang bersifat sakral, magis, dan religius. Tarian ini ditarikan oleh perempuan. Pada masa lampau, tarian ini dimaknai sebagai prosesi adat untuk menghantarkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, setelah selesai panen padi. Busana yang digunakan biasanya berwarna merah dan putih, merupakan lambang keagungan Tuhan, (Susila, dan Sri Mulia Dewi, 2015: 124).
10. Tari Rantak Kudo


Tarian Rantak Kudo adalah tarian kesenian khas budaya Kerinci, Jambi. Tarian ini dikenal “rentak kudo” karena gerakannya yang menghentak-hentak seperti kuda. Ditarikan pada perayaan yang dianggap sakral oleh masyarakat setempat, (Susila, dan Sri Mulia Dewi, 2015: 125).
11. Tari Kejei


Tari Kejei adalah tarian sakral dari Bengkulu. Penari harus berpasang-pasangan dan berjumlah ganjil. Sebelum dan sesudah tarian ini, diadakan ritual terlebih dahulu, yaitu pemotongan tebu dan lengir yang telah diberikan mantra oleh sesepuh. Penari Kejei harus remaja yang masih perjaka dan perawan.


Salah satu tarian yang terkenal di Papua adalah Tari Tobe/ Tari Perang. Tarian ini dipentaskan pada saat upacara adat tertentu. Penari biasanya berjumlah 18 orang: 16 laki-laki dan 2 perempuan. Pementasan, penari diiringi alat musik tifa. Di permukaan tifa, terdapat ukiran, yang menggambarkan lambang dari patung Bis yang dianggap sakral oleh suku Asmat, (Susila, dan Sri Mulia Dewi, 2015: 126).






Referensi:


Susila, Komang dan Sri Mulia Dewi, I Gusti Ayu. 2015. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti (kelas 3) / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015.


Sumber: Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas III
Kontributor Naskah : Komang Susila dan I Gusti Ayu Sri Mulia Dewi
Penelaah : I Wayan Paramartha dan I Made Redana
Penyelia Penerbitan : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.
Cetakan Ke-1, 2015

https://www.mutiarahindu.com/2018/12/pengertian-dan-jenis-jenis-tari-sakral.html

Rabu, 16 September 2020

Tradisi Veda adalah kue dan Tantra lapisan gula pada kue.

MACAM DOA DAN TERJEMAHANNYA | Desa Selumbung "Dirga Yusa Lan Jagadhita"

Tantra adalah bagian dari tradisi veda karena menggunakan mantra dan yantra untuk mencapai kesadaran yang lebih tinggi dan siddhi (kekuatan khusus misalnya kemampuan membaca pikiran seseorang).
 Tradisi Veda adalah substrat yang menjadi dasar partikel Tantra.

Dagang Banten Bali



Teknik-teknik Tantra seperti manuver maju tetapi * berisiko * untuk mencapai keadaan lanjut dengan cepat yang akan memakan waktu lebih lama dari seorang yogi Bhakti atau seorang yogi karma (tradisi Vaidik normal) lebih lama. * Risiko * itu dapat menjadi bumerang dan dapat menyebabkan kerusakan tubuh atau pikiran. Ada beberapa kasus di mana partisi telah kehilangan kendali tungkai, penglihatan atau bahkan kehilangan akal.

CARA MUDAH DAPAT UNTUNG DARI TRADING FOREX KLIK DISINI


Jadi praktik-praktik tantra HANYA harus dilakukan di bawah pengawasan langsung dari seorang guru yang tercerahkan. Karena itu memiliki seorang guru yang hidup adalah * HARUS * untuk tradisi tantra misalnya Buddhisasme Tibet. Tanpa kehadiran terus-menerus Karmapa yang hidup atau buddhisam Tibet Dalai Lama tidak dapat bertahan.



Banyak tradisi tantra Shakt tidak lagi ada ketika garis kekuasaan mereka tidak ada lagi.



Tradisi Vaidic adalah kapal induk dan berbagai tradisi kapal armada yang berlayar bersamanya.



- Service Laptop / Smartphone Panggilan Denpasar

Dia Yang Pertama Dan Terakhir



Saat Ipda Eka Pryanata Memasang Pangkat Baru di Kuburan Sang Istri

Rasanya seperti sebuah mimpi, pikiran mengambang bagai kaki yang tak menapak di atas tanah dan kepala sudah di awang-awang.

Dari jutaan perempuan, Ipda Eka Pryanata memilih untuk menikahi sang istri, Ni Made Dwi Chandra Maharjani. Dan dari jutaan istri yang ada di dunia ini, Tuhan memilih untuk mengambil istrinya lebih cepat... 

Laki-laki asal Gianyar yang akrab disapa Eka ini menikah dengan sang istri pada tahun 2012, dan Tuhan harus memisahkan mereka pada tahun 2016. Waktu yang singkat memang.

Eka harus membuka lembaran baru di hidupnya, menjadi ayah sekaligus ibu bagi ketiga anaknya yang masih kecil. Setelah ditinggal sang istri, ia mulai mengikuti pendidikan untuk meningkatkan kariernya demi masa depan yang cerah untuk ketiga buah hatinya.

Dagang Banten Bali


Kesetiaan suami memang biasanya diuji dititik seperti ini, entah istri masih ada atau tiada. Tapi, Eka memilih untuk setia kepada istrinya walaupun istrinya sudah tiada.

Ia tetap memilih mendiang istrinya sebagai simbolis untuk memasang lencana dan pangkat baru di seragamnya. Ia memilih untuk mengesahkan momen pemasangan lencana di pusara istrinya

"Saat upacara pelantikan di Setukpa Polri, Sukabumi, Jawa Barat pada hari Selasa, (2/10/2018) lalu, istri diwajibkan hadir karena ada tradisi penyematan tanda pangkat dan lencana yang baru. Waktu itu tidak ada yang menyematkan pangkat saya. Begitu sampai di Bali, saya langsung datang ke tempat pemakaman istri dan melakukan prosesi itu dan sekaligus memanjatkan doa," kata Ipda Eka Prayanata dengan mata berkaca-kaca.

Jadi, untuk pasangan di luar sana yang masih diberikan kesempatan untuk bersama. Hargai setiap detik momen kalian, baik itu dengan orang tua, suami, istri, anak ataupun saudara.

Umur tidak ada yang tahu, bisa saja orang yang disebelah kalian sekarang adalah waktu terakhirnya bersama kalian. 

Minggu, 13 September 2020

Perlindungan Magis Dasar & Pertahanan Diri Psikis

Gambar mungkin berisi: teks
Ini adalah teknik untuk menciptakan 'Medan Kekuatan' ajaib di sekitar orang atau tempat Anda, untuk mencegah energi yang tidak diinginkan. Ini bisa berupa 'suara latar' psikis, makhluk astral yang jahat, atau energi magis yang diarahkan pada Anda. Banyak orang melakukan ini tanpa sadar sepanjang hidup mereka. Sebagian dari kita harus belajar caranya.
Metode yang saya gunakan adalah memvisualisasikan 'Jaring' Energi di sekitar area yang akan dilindungi.
Ingatlah untuk 'melihatnya' dalam 3D, sebuah Bola daripada lingkaran. (Di sinilah latihan visualisasi mulai digunakan secara praktis.)
Saya biasanya menggunakan Energi Jiwa Pribadi saya untuk menyalakannya.
Saya memvisualisasikan energi negatif yang diserap oleh Perisai saya dan mengalir ke Bumi. ("Tanah dan Tengah" di sini.)
Saya memvisualisasikannya sebagai keropos, sehingga energi yang saya kirim dapat melewatinya. Dengan latihan, Anda akan dapat melindungi diri secara instan, tanpa berpikir.
Warding adalah teknik serupa. Saya mendefinisikan Ward sebagai Perisai yang ditambatkan ke tempat fisik.
Alih-alih menggunakan energi Anda, Anda membiarkan Energi Bumi mengalir ke atas untuk menyalakannya.
Dengan latihan, Anda dapat membuat Perisai yang stabil dan bertenaga Bumi.
Ini menyisakan lebih banyak energi untuk pekerjaan mengeja, atau memungkinkan Anda menjatuhkan perisai dan mengisi ulang daya sendiri.
Perkuat visualisasi secara teratur, dan itu bisa permanen, untuk melindungi Lingkaran atau rumah Anda.
Bisa di tambah juga dengan benda-benda fisik - batu, rune berukir, dll.
Tetapi Visualisasi yang sangat penting.
Jika gambar mental gagal, perisai akan gagal, tidak peduli berapa banyak rune yang Anda ukir.
Kadang-kadang, ketika menjalani kehidupan sehari-hari, saya akan merasakan 'gelitik' di aura saya karena semacam energi psikis menghubunginya. Di waktu lain, rambut itu berdiri di belakang leher saya, dan saya dengan cepat mengangkat perisai saya. Dan pada kesempatan yang jarang, saya merasakan energi yang tiba-tiba mengering ketika perisai saya beralih dari siaga ke kekuatan maksimum sebelum saya tahu apa yang terjadi. Dalam situasi ini ada beberapa trik pelindung yang saya gunakan.
Pertama adalah Cermin.
Saya memvisualisasikan bagian luar perisai saya sebagai Cermin yang sempurna, memantulkan energi apa pun kembali ke sumbernya.
Dagang Banten Bali

Selanjutnya adalah Visualisasi 'Dinding Besi Baja'
atau 'menara batu', yang mengubah perisai energi tipis menjadi benteng besar.
Di bagian luarnya di cat dengan warna: Biru
Ini membutuhkan banyak kekuatan, tetapi ketika gelombang negatif yang besar membobol Anda, itu sangat membantu.
Sekarang ke beberapa teknik aktif. Jika energi negatif terus datang pada saya, saya tidak duduk dan terus melindungi sampai habis. Para prajurit kuno tahu bahwa setiap pertempuran yang murni defensif akan hancur, jika itu berlangsung cukup lama.
Memohon Yang Ilahi dan Para Leluhur Dewa Para Suci mungkin adalah Pertahanan paling pasti dan paling sederhana.
Entitas jahat (apakah astral atau duniawi) cenderung menghindari kehadiran Dewa. Faktanya, semakin buruk mereka, semakin cepat mereka berlari.

Sabtu, 12 September 2020

TOPO/UPASANA/CAN-YAGO/KAMMALA

Gambar mungkin berisi: langit dan luar ruangan
Arca dengan posisi duduk bersila di atas Borobudur bukan patung "Tokoh" dari india,ini prosesi kontemplasi leluhur bangsa Indonesia sebelum masuk agama pendatang,juga reliefnya bukan biografi beliau
Tapa-brata istilah daerah Parahyangan,Jawa menyebut dengan Topobroto,Bali menyebut Upasana,Can-Yago/Tapo/Bataghak di Svarnadvipa,Kammala di Sulawesi,kalau sedang melakukannya disebut,Akkammala
“Moksartham Jagaddhitaya” kebahagiaan dunia akhirat,moksa...kontemplasi nya “Tapa” atau Topo",pengekangan diri untuk mencapai tingkat spiritual“Brata”disiplin/tata cara di lakukan untuk bisa meningkatkan kualitas kemanusiaan mengenal TUHAN ke mudian bersatu dalam "Kehendak" Hyang Widhi Tunggal,Bukan bersatu dalam "Dzat"
Orang yang pertama kali mengajarkan tapa brata adalah "Adam",kegiatan semacam tapa brata ini disebut dengan "Samhu",yaitu sikap duduk bersila pada waktu pagi dan sore minimal dua kali sehari,di lanjut kan oleh "Nuh" pada saat itu disebut dengan "Ham" istilah arab "Takhannuts" tempat yang populer adalah goa "Hiro",Tapa brata yang ada di masa sekarang, semuanya berpangkal dari apa yang pernah diajarkan oleh "Nuh"
Pada masa setelah Nuh di sebut dengan istilah "Milhayas",digunakan pada masa sesudah kehidupan kaum Nabi Nuh AS pasca peristiwa banjir
Hal lain :
Buku terjemahan Corean recension dari teks bahasa Mandarin oleh James Legge,
Tentang perjalanan Fa-Hien 399-414 Masehi :...pergi ke barat 300 langkah,menemukan tempat tinggal di antara bebatuan,bernama goa "Pippala",di mana para pelajar secara teratur duduk bermeditasi... di sebelah barat jalan,kami menemukan taman Bambu Karanda,di mana sangharama lama masih ada....
Perhatikan :
Lokasi yang di maksud Fa-Hien 399-414 M adalah di Svarnadvipa yang juga di kunjungi I-Tshing 671 - 695 M,tepat nya di area kota suci yang land marknya "Muara Takus" goa "Pippala" adalah Lobang Koliong/Lobang Hitam di sebut masyarakat setempat dan taman Bambu Karanda adalah Koto bambu kuning/Koto Soghiok,sangharama lama ini adalah "Perguruan dewa dewi/"Nanlanda" masyarakat menyebut nya
Sangharama/universitas pusat pembelajaran "Dharmic"di Svarnadvipa bernama "Dharma Phala",sangharama cabang di india "Nalanda" cabang di java Vhwănā Çhaķâ Phalā kini bernama Borobudur,Laku atau cara kontemplasi "Topo" ini tampil pada stupa atas nya
Vhawana Sakha Phala,"Borobudur" ber palsafah ajaran asli Nusantara,Rincian prosesi kontemplasi spiritual Topo :
1.Toponing Jasad
2.Toponing Hawa Nafsu
3.Toponing Budi
4.Toponing Suksmao
5.Toponing Cahyo
6.Toponing Gesang
Tiga tahapan Borobudur adalah :
Gambaran yg menjelaskan "BHAWANA TRAYA" ,BHAWANA berarti "Jagad" atau alam kehidupan,"Bhawanatraya" adalah tiga alam kehidupan yang ada di dalam semesta ini,bukan kama rupa arupa datu istilah india
Pada relief dasar yg saat ini tdk di expose terdapat tulisan " SVARGGA,ini bukan istilah arab ,Kata arab adalah "Jannah",di india "Nibana",Dan "Nibana" bukan "Svargga",Ajaran asli Nusantara maju terdahulu "Dharma" terekam pada budaya asli Nusantara
Dagang Banten Bali

3 alam kehidupan tercermin dlm 3 Tahapan Borobudur
1.Bhawana Langgeng (alam kekal)
2.Bhawana Driyo (alam lahiriah)
3.Bhawana Triya (alam rohaniyah)
Dalam sunda wiwitan di sebut dengan Buwana Niskala,Buwana alam tengah dan Buwana nyungcung,Sasaka Domas
Budaya Batak,Parmalim membagi tiga besar pola alam "Banua" atau "Buana"
1.Banua Ginjang (Alam sorgawi)
2.Banua Tonga (Alam dimensi kita)
3.Banua toru (Alam maut)
Budaya suku "Asmat" mengenal tiga konsep dunia yaitu :
1.Ow Capinmi (Alam sekarang)
2.Dampu ow Capinmi (Alam persinggahan)
3.Safar (Surga)
“Moksartham jagahita ya ca iti dharma”
Artinya “Dharma" bertujuan untuk mencapai kebahagiaan rohani dan kesejahteraan hidup jasmani,Ini lah palsafah dasar utama leluhur Indonesia terdahulu "Dharma/Dhamma"
Ajaran asli Nusantara "Dharmic" di masa terdahulu di pelajari di svarnadvipa tergambar lengkap di Borobudur,Tersimpan sempurna pada budaya Bali,semua nya tidak ber falsafah ajaran India,Tapi palsafah yg terekam di tempat itu mendasari Agama yang tumbuh di sana
Namo Aryātara....Kitalah Arýān.....
INDONËSIARYĀ
By : santosabapiliang
WA +62813 2132 9787 No Call
https://shopee.co.id/santosabapiliang?v=094&smtt=0.0.3
https://tokopedia.link/5vOwMpKH50

Jumat, 11 September 2020

HEBATNYA WANITA NUSANTARA

Gambar mungkin berisi: 3 orang, teks

Bagaimanakah peran perempuan Nusantara di jaman kerajaan-kerajaan kita jaman dahulu?
Mari kita simak sejarah.
Ternyata perempuan Nusantara tidak saja berhak memperoleh posisi tinggi, tetapi juga mampu berkarya yang luarbiasa sehingga dikagumi oleh bangsa-bangsa di seluruh dunia.
Tanyakan, mengapa kalian khususnya generasi muda Indonesia tidak mengetahui fakta ini?
Marilah kita bahas beberapa.
KILISUCI
Nama aslinya adalah Dyah Sanggramawijaya. Putri dari Sinuhun Prabu Airlangga yang mendirikan kerajaan Kahuripan sebagai revival atas kerajaan Mataram Medang (Mataram Kuno) yang hancur diserang oleh Kerajaan Srivijaya. Ia mendapat mandat dari rakyat Medang yang membutuhkan pemimpin baru yang kuat.
Dyah Sanggramawijaya adalah putrinya yang pertama. Ia sempat menjadi Maha Menteri (Rakryan Mahāmantri, atau Prime Minister, atau Perdana Menteri) dengan gelar Rakrayan Mahāmantri I Hino Sanggramawijaya Dharmaprasada Uttunggadewi. Seorang yg bergelar I Hino pada masa itu artinya adalah calon pengganti Raja bila sang Raja turun tahta.
Tapi disamping itu, ia memliki 2 adik pria dari 2 selir Sinuhun Airlangga yang adalah penganut ajaran Vishnu. Adiknya2 itu sangat ambisius dan selalu bentrok berebut wilayah kerajaan. Melihat hal itu maka hati Dyah Sanggramawijaya menjadi sedih dan muak melihat bagaimana perhelatan dunia yang selalu membawa penderitaan bagi rakyatnya. Ia pun sempat dilamar oleh dua pria berkuasa berwatak buruk dan jahat (yang dilambangkan sebagai manusia yg berkejiwaan Asura bernama Lembusura, dan Mahesasura) dan menolaknya, bahkan melawannya. Oleh karena itu, sekalipun dirinya pewaris tahta yang berhak, tetapi ia memilih untuk menyerahkan haknya itu kepada 2 adiknya tersebut dan menjadi Kili (sejenis wikuni/bikkhuni yang hidup di hutan (forest-monk) atau siddha) sehingga digelari Dewi Kilisuci. Pada tahun 1035 Masehi, ia pergi menuju ke tengah hutan rimba yang jarang ditinggali orang yg disebut Gunung Klothok , di Gua Selomangleng.
Ia sendiri merasa bahwa dengan menekuni Dharma Budajawa (Jawasanyoto), dengan menjadi pertapa dirinya akan berada dalam suatu posisi yang dapat memayungi rakyatnya secara spiritual serta secara tidak langsung mengarahkan kedua adiknya tersebut agar menjalankan pemerintahannya demi kepentingan rakyat.
Pada akhir masa baktinya di dunia, ia tidak mati seperti orang biasa, tetapi moksha atau mencapai tataran Tubuh Pelangi (Jalu) alias tubuhnya lenyap berubah jadi sinar berwarna-warni dan menjadi abadi berkarya sepanjang masa untuk menolong mahluk hidup. Oleh karena itu ia dikenal sebagai Mahasiddha Vidyadhari.
Dialah yang menjadi buyut Sinuhun Prabu Jayabaya yg terkenal dengan ramalannya itu. Dan Sinuhun Jayabaya sendiri dalam gelarnya menggunakan sepotong dari gelar Dewi Kilisuci yaitu "Uttunggadewa". Demikian pula canggahnya yang menjadi pendiri kerajaan Majapahit , yaitu Raden Wijaya atau Shri Kertarajasa, menggunakan sepotong dari gelarnya yaitu Sanggramawijaya.
PRAJNAPARAMITA
Sekarang sampailah kita pada tokoh wanita terbesar yang dihormati di seluruh dunia , yaitu Gayatri Rajapatni.
Gayatri adalah seorang praktisi Dharma Budajawa (Jawa-sanyoto). Seorang berpendidikan tinggi yang rajin membaca literatur, politik dan urusan2 spiritual. Ia juga memiliki wajah yang sangat cantik, mempesona dan kharismatik, serta kecerdasan dan kebijaksanaan yang tinggi. Tetapi, pada tahun 1276 Masehi, pada usia 16 tahun, sejarah ternyata berulang kembali. Apa yang terjadi pada Airlangga 200 tahun yang lalu polanya berulang kembali. Dunianya menjadi gila. Ia harus menyaksikan kehancuran rumahnya dan negerinya. Bahkan menyaksikan bagaimana ayahnya dibunuh oleh Jayakatwang, salah satu adipati ambisius dari Kediri.
Gāyatrī berhasil melarikan diri, dan bersembunyi di daerah hutan Dlepih, Wonogiri. Selama persembunyiannya itu, ia menjadi seorang pelayan (babu). Walau akhirnya, kakak ipar dari saudara perempuannya berhasil membebaskan dirinya ketika terjadi serangan berganda dari pasukan kerajaan Mongol pada tahun 1293 M. Tokoh pahlawan yang berhasil mengalahkan Mongol itu adalah Raden Wijaya yang kemudian menjadi raja Majapahit pertama dengan gelar Shri Kertarjasa Jayawardhana, seorang penganut Ciwa. Gayatri diperistri olehnya, bersama empat sepupunya yg keturunan Singosari lainnya. Dari kelima orang istri tersebut, yang memberikan keturunan hanya Dara Petak dan Gayatri. Dari Dara Petak lahir Jayanagara (Dara Petak ini adalah putri Raja Melayu. Inilah sebabnya kenapa orang Malaysia merasa bertalian darah dengan Nusantara). Sedangkan dari Gayatri lahir Tribhuwanotunggadewi dan Rajadewi. Tribhuwanotunggadewi inilah yang kemudian menurunkan raja-raja Majapahit selanjutnya.
Dagang Banten Bali

Mengapa ia disebut Prajnaparamita?
Seperti kita ketahui bahwa Prajna artinya adalah Kebijaksanaan, sedangkan Paramita artinya 'ke seberang melampaui' (go beyond). Jadi dengan kata lain Prajnaparamita adalah kebijaksanaan yang melampaui kebijaksanaan duniawi biasa. Dengan kata lain, kebijaksanaan Adiduniawi, atau gampangnya Kebijaksanaan Luar-biasa. Nama inilah yang dipakai untuk sutra-sutra Buddhis seperti misalnya Sutra Hati (Prajnaparamita Hrdaya Sutra; note : Hrdaya = jantung/hati) yang terkenal di seluruh dunia.
TRIBHUWANA WIJAYATUNGGADEWI
(Ratu Kencono Wungu)
Ia adalah putri dari Gayatri Rajapatni. Ia adalah pewaris tahta ketiga dari ayahnya Shri Kertarajasa. Dikarenakan pengganti Kertarajasa yang pertama yaitu Jayanegara ternyata kurang becus memimpin negeri sehingga banyak pergolakan dan pertumpahan darah. Jayanegara sendiri akhirnya terbunuh dalam sebuah pemberontakan. Akan tetapi ia tidak memiliki putra penerus. Oleh karena itulah maka Tribhuwana diangkat menjadi Rajāputrī Majapahit (dan ini bukan yg pertamakalinya perempuan menjadi raja di Nusantara). Dan sebagai Rajāputrī, ia memiliki prestasi yang luar biasa, yaitu : menghancurkan kerajaan Chola (Kerajaan asing dari India yang mengalahkan Kerajaan Srivijaya di Sumatera).
Ia bergelar Sri Tribhuwana Wijayatunggadewi Maharajasa Jayawishnuwardhani. Memimpin negeri selama 20 tahun.
Dan dialah ibu dari Prabu Hayam Wuruk yang terkenal bersama patihnya yaitu Gajah Mada dalam menyatukan wilayah Nusantara yang membentang dari sekarang wilayah Kamboja hingga Papua.
Akhir kata, ini bukanlah bermaksud membuat semua daftar wanita Nusantara yang berjasa bagi umat manusia, rakyat, bangsa dan negerinya. Masih banyak yang lain. Tetapi mengingat ruang dan tempat yang terbatas, saya cukupkan sampai disini saja. Yang terpenting adalah bahwa generasi muda , khususnya kaum perempuan, hendaklah terbuka matanya terhadap potensi kemampuan yang kalian miliki. Jangan menyerah pada kondisi, jangan mau hanya jadi pemanisnya lelaki, dan yang penting jangan bermental perempuan simpanan.
Rahayu!
Note : Karena dijaman dahulu belum ada fotografi, maka kalian harus bisa puas cukup dengan melihat ukiran patungnya -- yg tentu saja sudah mengalami hagiografi (penambahan embel-embel dan ornamen utk memuliakan karena rakyat mengaguminya).