Selasa, 03 Mei 2022

SEJARAH 17 GUNUNG BERAPI PULAU BALI

 



Oleh : I Nyoman Kurniawan

Pulau Bali awal mulanya sekali terbentuk 15 juta tahun yang lalu. Secara ilmu geologi Pulau Bali termasuk berumur muda. Awal mula proses pembentukan Pulau Bali diawali oleh naiknya dasar lautan yang muncul ke permukaan, yang disebabkan oleh aktifitas tumbukan lempeng-lempeng bumi.
Sepanjang sejarahnya, pembentukan sebagian besar daratan Pulau Bali juga dibentuk oleh kegiatan vulkanik gunung-gunung berapi. Sebagian besar tanah Pulau Bali terdiri atas deposit vulkanik dari erupsi gunung berapi. Tapi mungkin tidak banyak orang Bali yang mengetahui sejarah gunung berapi di Pulau Bali. Untuk itu saya berusaha semampu saya mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, dengan tujuan agar bisa menambah wawasan pengetahuan orang Bali. Dengan sebuah catatan bahwa saya bukan ahli gunung berapi, tapi 100% amatiran. Untuk itu sebelumnya saya minta maaf jika seandainya tulisan saya ini ada kekurangan dan kesalahan.
Inilah sejarah 17 gunung berapi di Pulau Bali :
[1]. Gunung Pulaki.
Sebagian orang Bali pasti mengetahui Pura Pulaki di Buleleng. Tapi mungkin tidak banyak yang tahu, bahwa Pura Pulaki dan sekitarnya berada di kaki sebuah gunung berapi purba yang sudah tidak aktif. Masa aktifnya terjadi pada suatu masa diantara rentang waktu 2,5 juta s/d 5,3 juta tahun yang lalu. Saking purbanya gunung ini, pusat erupsinya [kawahnya] tidak lagi dapat dikenali. Hanya dapat dilihat aliran lavanya mengalir datang dari arah selatan ke utara. Sisa-sisa gunung berapi purba ini berada di bagian belakang [di selatan] Pura Pulaki.
[2]. Gunung Klatakan.
Memiliki ketinggian 698 meter dari permukaan laut. Terletak diantara daerah Gilimanuk dan Melaya. Merupakan gunung berapi yang terletak paling barat di Pulau Bali. Gunung Klatakan saat ini sudah tidak aktif. Masa aktifnya terjadi pada periode Pleistocene. Artinya masa aktif Gunung Klatakan terjadi pada suatu masa diantara rentang waktu 11.700 tahun s/d 2,5 juta tahun yang lalu. Sisa gunung berapi ini bisa terlihat jelas dengan google map [terrain mode].
[3]. Gunung Merbuk.
Memiliki ketinggian 1.356 meter dari permukaan laut. Terletak di sebelah utara Kota Negara. Gunung Merbuk saat ini sudah tidak aktif. Masa aktifnya terjadi pada periode Pleistocene. Artinya masa aktif Gunung Merbuk terjadi pada suatu masa diantara rentang waktu 11.700 tahun s/d 2,5 juta tahun yang lalu.
[4]. Gunung Patas.
Memiliki ketinggian 1.414 meter dari permukaan laut. Terletak di sebelah selatan Pelabuhan Celukan Bawang. Titik puncaknya berada diatas dari Pura Taman Desa Tinga-Tinga, Buleleng. Gunung Patas saat ini sudah tidak aktif. Masa aktifnya terjadi pada periode Pleistocene. Artinya masa aktif Gunung Patas terjadi pada suatu masa diantara rentang waktu 11.700 tahun s/d 2,5 juta tahun yang lalu.



==5== SUPERVOLCANO BRATAN PURBA [KALDERA]
Berdasarkan penelitian, usia Supervolcano Bratan Purba diperkirakan lebih tua dari 50 ribu tahun. Merupakan Gunung berapi tertinggi yang pernah ada di Pulau Bali sepanjang masa.
Setelah mengalami erupsi maha dahsyat, Supervolcano Bratan Purba runtuh dan menjadi kaldera dengan luas sekitar 6 km × 11 km. Aliran lavanya mengalir ke barat dan ke utara, membentuk bebatuan yang membentang dari seputaran wilayah Gobleg di barat, Air Terjun Gitgit, s/d wilayah Air Terjun Sekumpul di timur. Sedangkan aliran laharnya mengalir demikian dahsyat dan meluas mencakup hampir setengah wilayah Pulau Bali. Mencapai jauh ke pantai utara, mulai dari Pantai Lovina di barat, pantai Kota Singaraja, s/d pantai wilayah Tejakula di timur. Serta mencapai jauh ke pantai selatan, mulai dari Pantai Soka di barat, pantai Tanah Lot, bagian selatan Kota Denpasar, s/d Pantai Lebih di timur. Aliran lahar Supervolcano Bratan Purba ini menyebabkan pantai-pantai di kawasan ini dominan berpasir hitam.
Pada jaman sekarang ini, di dalam reruntuhan kaldera dari Supervolcano Bratan Purba kita bisa melihat adanya 3 [tiga] danau, yaitu Danau Bratan, Danau Buyan dan Danau Tamblingan, serta 5 [lima] gunung, yaitu Gunung Sanghyang, Gunung Adeng, Gunung Pohen, Gunung Lesung dan Gunung Tapak. Semua 5 gunung berapi di dalam kaldera ini bisa terlihat jelas dengan google map [terrain mode].





Berdasarkan penelitian, Gunung Sanghyang adalah gunung berapi pertama [tertua] yang muncul di dalam kaldera setelah Supervolcano Bratan Purba runtuh, kemudian diikuti oleh kemunculan Gunung Adeng, Pohen, Lesung dan Tapak. Serta diketahui bahwa 3 gunung berapi tertua di dalam kaldera [Gunung Sanghyang, Adeng dan Pohen] sudah tidak aktif lagi paling tidak sejak kira-kira sekitar 11.500 tahun yang lalu. Sedangkan 2 gunung berapi termuda di dalam kaldera [Gunung Lesung dan Tapak] pernah mengalami erupsi antara kira-kira sekitar 600 tahun s/d 11.500 tahun yang lalu dan setelah itu tidak aktif.
[6]. Gunung Sanghyang.
Terletak di dalam kaldera Supervolcano Bratan Purba. Merupakan gunung berapi pertama [tertua] yang muncul di dalam kaldera setelah Supervolcano Bratan Purba runtuh. Memiliki ketinggian 2.087 meter dari permukaan laut. Sudah tidak aktif lagi paling tidak sejak kira-kira sekitar 11.500 tahun yang lalu.
[7]. Gunung Adeng.
Terletak di dalam kaldera Supervolcano Bratan Purba. Memiliki ketinggian 1.826 meter dari permukaan laut. Kawah gunung dan sekitar 1/10 tubuhnya di bagian tenggara sudah runtuh akibat erupsinya [kawah terbuka mengarah ke tenggara]. Sudah tidak aktif lagi paling tidak sejak kira-kira sekitar 11.500 tahun yang lalu.
[8]. Gunung Pohen.
Terletak di dalam kaldera Supervolcano Bratan Purba. Memiliki ketinggian 2.089 meter dari permukaan laut. Sudah tidak aktif lagi paling tidak sejak kira-kira sekitar 11.500 tahun yang lalu.
[9]. Gunung Lesung.
Terletak di dalam kaldera Supervolcano Bratan Purba. Bagian utara kaki Gunung Lesung bersentuhan dengan tepi selatan Danau Tamblingan. Gunung Lesung memiliki 2 buah kawah dan memiliki ketinggian 1.860 meter dari permukaan laut. Terakhir kali mengalami erupsi terjadi pada suatu ketika diantara rentang waktu 600 tahun s/d 11.500 tahun yang lalu dan setelah itu tidak aktif.


[10]. Gunung Tapak.
Terletak di dalam kaldera Supervolcano Bratan Purba. Merupakan gunung berapi terakhir [termuda] yang muncul di dalam kaldera setelah Supervolcano Bratan Purba runtuh. Gunung ini berada di bagian belakang [di barat] Kebun Raya Eka Karya Bedugul yang biasa dijadikan tempat tujuan wisata. Bagian utara kaki Gunung Tapak bersentuhan dengan tepi selatan Danau Buyan. Memiliki ketinggian 1.909 meter dari permukaan laut. Gunung Tapak memiliki 3 buah kawah dan merupakan gunung terakhir yang pernah erupsi di dalam kaldera. Erupsi terakhir ini terjadi pada suatu ketika diantara rentang waktu 600 tahun s/d 11.500 tahun yang lalu. Setelah itu Gunung Tapak tidak aktif. Lava yang keluar dari kawah utama Gunung Tapak, mengalir ke utara memisahkan Danau Buyan dan Danau Tamblingan.
[11]. Gunung Seraya.
Memiliki ketinggian 1.058 meter dari permukaan laut. Merupakan gunung berapi yang terletak paling timur di Pulau Bali. Berdasarkan penelitian, usia Gunung Seraya diperkirakan lebih tua dari 50 ribu tahun dan saat ini sudah tidak aktif lagi. Kawah gunung dan sekitar 1/4 bagian tubuhnya di bagian timur laut sudah runtuh akibat erupsinya [kawah terbuka mengarah ke timur laut, ke arah Pantai Lipah]. Titik tertinggi dari sisa Gunung Seraya berada di selatan. Pada sisi barat dari tepian atas sisa kawah gunung purba ini berdiri Pura Lempuyang.
[12]. Gunung Batukaru.
Memiliki ketinggian 2.276 meter dari permukaan laut. Gunung Batukaru diperkirakan terbentuk pada suatu masa diantara rentang waktu 30.000 tahun s/d 60.000 tahun yang lalu. Kawah gunung dan sekitar 1/8 bagian tubuhnya di bagian tenggara sudah runtuh akibat erupsinya [kawah terbuka mengarah ke tenggara]. Di era jaman modern tidak ada catatan menyangkut aktifitas Gunung Batukaru, tapi berdasarkan kelebatan vegetasi hutan di Gunung Batukaru, dapat dipastikan bahwa Gunung Batukaru tidak aktif setidaknya sejak dari 300 tahun yang lalu.



==13== SUPERVOLCANO BATUR PURBA [KALDERA]
Berdasarkan penelitian, usia Supervolcano Batur Purba diperkirakan lebih tua dari 50 ribu tahun. Dengan perkiraan ketinggian sekitar 4.000 meter diatas permukaan laut, atau bahkan mungkin lebih tinggi.
Supervolcano Batur Purba mengalami erupsi maha dahsyat pada 29.300 tahun yang lalu, yang membuat Supervolcano Batur Purba runtuh dan menjadi kaldera dengan luas 13,8 km x 10 km. Sebagian aliran lavanya mengalir ke Tejakula, serta mengalir ke wilayah daerah lainnya membentuk bebatuan dataran tinggi. Serta terjadi awan panas [pyroclastic flow] yang demikian dahsyat dan meluas sampai mencapai Kota Denpasar [jauhnya sekitar 90 km dari Supervolcano Batur Purba]. Dengan kecepatan 150 km/jam dan suhu 6.000-8.000 derajat celcius. Setelah abu awan panas ini mendingin dan mengeras, kemudian menjadi lapisan batu padas yang sangat tebal. Dalam istilah ilmiahnya disebut “Ubud Ignimbrite”. Batu padas ini di daerah Ubud dan sekitarnya jaman sekarang banyak digali untuk bahan bangunan atau membuat arca.
Setelah Supervolcano Batur Purba runtuh dan menjadi kaldera, terus terjadi aktifitas erupsi yang cukup sering di dalam kaldera. Kemudian pada 20.150 tahun yang lalu, Supervolcano Batur Purba kembali mengalami erupsi maha dahsyat yang terjadi di dalam kaldera, yang membuat sebagian kaldera supervolcano purba ini kembali runtuh [amblas] dan membentuk kaldera kedua sedalam 120 meter s/d 300 meter yang melingkar di dalam kaldera pertama. Dalam erupsi dahsyat ke-2 ini terjadi awan panas [pyroclastic flow] dahsyat. Setelah abu awan panas ini mendingin dan mengeras, kemudian menjadi lapisan batu padas yang sangat tebal, yang dalam istilah ilmiahnya disebut “Gunung Kawi Ignimbrite”, karena Candi Gunung Kawi di Tampaksiring dibangun dari lapisan batu padas ini.
Pada jaman sekarang ini, di dalam reruntuhan kaldera dari Supervolcano Batur Purba kita bisa melihat adanya Danau Batur dan Gunung Batur.



[14]. Gunung Batur.
Gunung Batur terbentuk di dalam kaldera Supervolcano Batur Purba, pada sekitar 5.500 tahun yang lalu. Gunung Batur memiliki 3 buah kawah dan memiliki ketinggian 1.717 meter dari permukaan laut. Dalam kurun waktu 200 tahun, yaitu dari tahun 1804 s/d saat ini, Gunung Batur tercatat mengalami erupsi sebanyak 26 kali. Erupsi Yang paling dahsyat terjadi tanggal 2 Agustus s/d 21 September 1926. Terakhir kali erupsi tahun 1999-2000. Sampai saat ini Gunung Batur masih merupakan gunung berapi aktif.
[15]. Gunung Abang.
Memiliki ketinggian 2.152 meter dari permukaan laut. Gunung Abang terbentuk pada suatu ketika diantara rentang waktu 23.000 tahun s/d 28.000 tahun yang lalu. Ketika Supervulcano Batur Purba mengalami erupsi dahsyat yang ke-2 pada 20.150 tahun yang lalu, hal ini mengakibatkan 1/3 tubuh Gunung Abang di bagian barat runtuh. Tapi sampai saat ini bagian puncak dan sisa kawahnya masih ada, dengan 1/10 bagian kawah gunung sudah runtuh di bagian timur laut akibat erupsinya sendiri [kawah terbuka mengarah ke timur laut]. Di era jaman modern tidak ada catatan menyangkut aktifitas Gunung Abang, sehingga ada kemungkinan bahwa Gunung Abang sudah tidak aktif lagi.
[16]. Gunung Agung.
Memiliki ketinggian 3.142 meter dari permukaan laut. Merupakan gunung berapi tertinggi di Pulau Bali di jaman sekarang ini. Berdasarkan penelitian, Gunung Agung sudah ada sejak sekitar 5.000 tahun yang lalu. Di era jaman modern Gunung Agung tercatat mengalami erupsi di tahun 1808, 1821, 1843, 1963-1964 dan 2017-2019. Sampai saat ini Gunung Agung masih merupakan gunung berapi aktif.
[17]. Gunung Paon.
Berada di wilayah dataran tinggi, Gunung Paon yang memiliki ketinggian 886 meter dari permukaan laut, secara fisik terlihat hanya seperti sebuah bukit. Tapi berdasarkan penelitian "bukit" ini bukan sebuah bukit, tapi sebuah gunung. Tepatnya gunung berapi yang pernah erupsi dan mengeluarkan lava. Terakhir kali terlihat beraktifitas terjadi pada tahun 1960-an, tapi hanya berupa kepulan asap saja. Gunung Paon terletak di Bebandem, Karangasem.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar