Selasa, 16 April 2024

Upacara Sarira Samskara









Jika diperhatikan dalam konsep pendidikan Hindu, ternyata tidak hanya memperhatikan pendidikan yang bersifat duniawi / Vidya namun juga pendidikan anak secara spiritual /Apara vidya dengan memperhatikan ajaran dan praktek praktek keagamaan dengan memperhatikan dari berbagai upacara ritual yang dilakukannya dan sangat melekat dengan upacara Sarira Samskara , mulai dari upacara wiwaha samskara/ Perkawinan sampai upacara Kematian. Nampak sekali proses pendidikan berlangsung terus menerus tiada hentinya melalui proses pelaksanaan upacara keagamaan khususnya upacara yang berkaitan dengan siklus kehidupan yang sering disebut dengan upacara Sarira samskara atau upacara Manusa Yadnya.
Upacara Sarira samskara sebagai siklus kelahiran sangatlah perlu untuk di kenal dan dipahami oleh Umat Hindu serta mampu mengungkapkan makna filosofis dari upacara tersebut terutama yang berkaitan dengan konsep pendidikan Hindu mulai berlangsung dari adanya pembuahan ketika sang cabang bayi masih berada dalam Kandungan ibunya yang ternyata tranformasi pendidikan telah berlangsung dan ditanamkan dalam bentuk upacara Garbhadhana Samskara, Pumsavana Samskara dan Simantonaya Samskara.
Proses Pendidikan Hindu dalam Upacara Sarira Samskara
a. Garbhadhana Samskara, merupakan konsepsi pendidikan spiritual Hindu bagi sang Grehasthin/ keluarga yang pelaksanaannya saat mulai adanya pembuahan atau benih kehamilan sepasang suami-Istri. Upacara Garbhadhana Samskara bertujuan memohon benih yang tertanam dalam rahim tumbuh sehat, sempurna dan baik sehingga nantinya lahir anak yang sehat.
Di dalam kitab Manawa Dharmasastra II.40.50 ada menyebutkan bahwa dalam konsep pendidikan spiritual Hindu dalam mewujudkan anak yang suputra muali diatur saat akan melakukan hubunganpun diatur dan diyakini saat yang paling baik untuk melakukan hubungan bagi sepasang suami – istri/ sanggama adalah 16 hari setelah menstruasi, 4 hari setelah masa menstruasi atau setelah hari ke 5 sampai ke 12.
Bentuk pelaksanaaan upacara Garbhadhana Samskara ini dapat dilaksanakan dalam bentuk yang sangat sederhana yakni berdoa bersama suami- istri, mohon keberhasilan pembuahan, serta benih yang diturunkan mendapatkan anugerah dari Hyang Maha Kuasa/ Ida SangHyang Widhi Wasa, dan leluhur agar dikaruniai anak yang Suputra Nantinya. Adapun tujuan dari upacara Garbhadhana samskara adalah memohon kehadapan Hyang Widhi wasa agar janin yang telah terbentuk bayi semakin kuat, sehat dan sempurna sehingga nantinya lahir menjadi seorang anak yang baik, berkarakter, memiliki moral yang baik serta berbudhi luhur.
b. Upacara Pumsavana Samskara, merupakan upacara sarira Samkra yang dilaksanakan saat kandungan berusia 3 (tiga) bulan dengan tujuan agar sang Jabang bayi dalam kandungan bertambah kuat, tumbuh sehat dan sempurna. lebih jelas di dalam kitab suci Atharwa Weda III. 23.6 menyebutkan bahwa upacara Pumsavana samskara diberi nama “Prajapatya” yakni upacara untuk memohon kehadapan para Dewa berkenan menurunkan anak yang suputra nantinya.

c. Upacara Simantonaya Samskara, merupakan upacara sarira samskara yang dikasanakan ketika pada masa prenatal (bayi dalam Kandungan) yang beberapa makna yaitu ; secara spiritual, menjaga atau mencegah istri dalam keadaan hamil dari gangguan kekuatan kekuatan negatif yang mengganggu sang bayi dalam kandungan, dan kalau dilihat secara psychologis agar perhatian ibu terhadap kehamilannya lebih focus dan sepenuhnya saat kehamilannya berusia 5 sampai 6 bulan jangan sampai melakukan kegiatan yang menyebabkan bayi kaget dan terkejut yang tentunya sangat berpengaruh terhadap kondisi dan kesehatan bayi nantinya. Demikian juga Upacara Simantonaya mengandung makna bersifat praktis artinya menjaga kondisi istri agar tetap stabil, riang gembira penuh semangat, bahagia. Dalam kitab Weda Semerti disebutkan setiap perbuatan ibu pada saat keadaan hamil sangat mempengaruhi kondisi bayi dalam kandungan.
Proses pendidikan yang berlangsung saat bayi berada dalam kandungan ibunya, lebih menekankan pada kesehatan baik pisik maupun mental istri; mengingat tingkah laku seorang ibu hamil begitu pula calon ayahnya sangat mempengaruhi Kesehatan serta karakter bayi nantinya. Dengan demikian sesungguhnya pendidikan bagi seorang anak menurut ajaran Hindu telah dimulai sejak dalam proses awal Kehamilan dalam bentuk upacara Sarira Samskara ( Garbhadhana samskara, Pumsavana Samskara dan Upacara Simantonaya Samskara). Mengingat anak sesuai dengan namanya “Putra” yang bermakna akan mengangkat harkat dan martabat orang tuanya, keluarganya dan masyarakatnya yang sesungguhnya seorang anak asset yang tak ternilai dan anugerah Tuhan yang memberikan kesempatan pada kita untuk berkarma menjaga dan merawatnya.


Oleh
Made Worda Negara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar