Apakah kaitan Tumpek Landep dan Ukir? Berikut ini penjelasannya bagi masyarakat Hindu di Bali.
Hari suci pada wuku Landep, adalah Tumpek Landep yang dirayakan setiap hari Sabtu Kliwon Landep, atau hari ini Sabtu 9 April 2022. Dalam lontar Sundarigama, disebutkan bahwa hari suci ini diyakini sebagai hari suci bagi Bhatara Siwa dan Sang Hyang Pasupati, sebab beliau melakukan yoga semadi.
Untuk itu, umat Hindu disarankan membuat sesajen persembahan di merajan yang ditujukan kepada Bhatara Siwa. Sesajen tersebut, diantaranya adalah tumpeng putih kuning adanan dengan lauk ayam putih, ikan teri, terasi merah, dan sedah woh.
Untuk sesajen yang dihaturkan kepada Sang Hyang Pasupati adalah sasayut pasupati, sasayut jayeng perang, sasayut kusuma yudha, suci, daksina, pras, ajuman, canang wangi, tadah pawitra, reresik. Biasanya dalam prosesi upacara umat Hindu, pada Tumpek Landep ini akan diupacarai semua benda tajam khususnya senjata.
Filosofinya memohonkan ketajaman kepada Sang Hyang Pasupati, dengan merapalkan mantra Dhanurdhara atau ajian ilmu panah. Tujuannya untuk mengasah ketajaman batin dan pikiran umat manusia. Layaknya setajam senjata perang pada zaman dahulu seperti keris dan pedang.
Dijelaskan pula, pada Tumpek Landep ini manusia harus menyadari adanya hakekat kematian sebagai teman dekat dari semua makhluk hidup. Untuk itulah, seharusnya semua berbuat baik sebelum ajal menjemput. Hal ini tersirat dalam kutipan 'rumaketa sanak tuhu ring sanjata tkeng pati'.
Atau mendekatkan sanak saudara pada hakekat senjata dan kematian yang sejati. Setelah Saraswati, Banyupinaruh, Soma Ribek, Sabuh Mas, dan Pagerwesi.
Pada Umanis Ukir, yaitu setiap hari Minggu wuku Ukir diyakini sebagai hari suci Bhatara Guru, sebab beliau melakukan yoga semadi. Sehingga pada Minggu Umanis Ukir, umat Hindu memohon anugerah keselamatan dan kesejahteraan kehadapan Bhatara Guru.
Tribunbali,com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar