Tumpek Landep merupakan hari raya yang tidak asing lagi bagi umat Hindu di Bali. Hari raya ini jatuh pada Saniscara Keliwon Wuku Landep. Hari raya ini diperingati setiap 6 bulan sekali atau 210 hari. Pada hari ini umat Hindu biasanya membuat banten/sesajen yang dihaturkan pada merajan, alat-alat fisik, serta sarana pendukung kegiatan lainnya.
Secara filosofis, Tumpek Landep Berasal dari kata Tumpek dan Landep. Tumpek berasal dari kata tampek yang berarti dekat dan Landep berarti tajam/lancip. Adapun ketajaman yang dimaksud tersebut itu layaknya senjata yang berbentuk lancip/runcing seperti keris, tombak, dan pedang.
Dalam perkembangannya, kini perayaan hari raya Tumpek Landep di Bali tidak hanya mengupacarai benda-benda sakral/pusaka seperti keris dan peralatan persenjataan, melainkan juga benda-benda lain yang membantu umat manusia dalam menjalani kehidupan dan mampu memberikan nilai positif terhadapnya. Adapun benda-benda tersebut yang sering kita lihat diupacarai para hari Tumpek Landep ini antara lain : motor, mobil, komputer, mesin-mesin, dan benda-benda fisik lainnya. Sesungguhnya hal ini tidaklah salah, namun pemahaman orang awam di Bali terkadang sedikit keliru dalam memaknai hari Tumpek Landep ini. Bahkah, mirisnya lagi tak jarang kita jumpai umat yang bersembahyang di depan mobilnya di pinggir jalan seakan-akan menTuhankan mobilnya.
Sesungguhnya, senjata yang paling utama dalam kehidupan ini adalah pikiran, karena pikiranlah yang mengendalikan semuanya yang ada. Semua yang baik dan yang buruk dimulai dari pikiran. Maka dari itu dalam perayaan hari Tumpek Landep ini, hal mendasar dan utama yang semestinya kita harapkan adalah agar senantiasa mampu menajamkan pikiran lewat kecerdasan dan mengendalikan pikiran lewat pengalaman-pengalaman yang ada. Jadi, setiap enam bulan sekali umat diingatkan melakukan evaluasi apakah pikiran sudah selalu dijernihkan atau diasah agar tajam. Sebab, dengan pikiran yang tajam, umat menjadi lebih cerdas, lebih teliti melakukan analisa, serta lebih tepat dalam mengambil keputusan.
Penulis : I Kadek Maryana (Mahasiswa Fak. Pertanian Unud 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar