Sabtu, 15 Juli 2023

Tingkatan Ilmu Leak di Bali




Ilmu leak dalam hal kewisesan ilmu pengliakan ini bisa dipelajari dari lontar-lontar yang memuat serangkaian ilmu pengeleakan, antara lain; “Cabraberag, Sampian Emas, Tangting Mas, Jung Biru”. Lontar - lontar tersebut ditulis pada zaman Erlangga, yaitu pada masa Calonarang masih hidup.

Pada Jaman Raja Udayana yang berkuasa di Bali pada abab ke 16, saat I Gede Basur masih hidup yaitu pernah menulis buku lontar Pengeleakan dua buah yaitu “Lontar Durga Bhairawi” dan “Lontar Ratuning Kawisesan”. Lontar ini memuat tentang tehnik-tehnik Ngereh Leak Desti.

CARA MUDAH DAPAT UNTUNG DARI TRADING FOREX KLIK DISINI

Selain itu lontar yang bisa dipakai refrensi diantaranya; “Lontar Tantra Bhairawa, Lontar Kanda Pat dan Lontar Siwa Tantra”.

Leak mempunyai keterbatasan tergantung dari tingkatan rohani yang dipelajari. Ada tujuh tingkatan leak.

Leak barak (brahma). Leak ini baru bisa mengeluarkan cahaya merah api.
Leak bulan,
leak pemamoran,
Leak bunga,
leak sari,
leak cemeng rangdu,
leak siwa klakah.Leak siwa klakah inilah yang tertinggi. Sebab dari ketujuh cakranya mengeluarkan cahaya yang sesuai dengan kehendak batinnya.

Di samping itu, ada tingkatan yang mungkin digolongkan tingkat tinggi seperti :

Calon Arang
Pengiwa Mpu Beradah
Surya Gading
Brahma Kaya
I Wangkas Candi api
Garuda Mas
Ratna Pajajaran
I Sewer Mas
Baligodawa
Surya Mas
Sanghyang Aji Rimrim.Dalam gegelaran Sanghyang Aji Rimrim, memang dikatakan segala Leak kabeh anembah maring Sang Hyang Aji Rimrim, Aji Rimrim juga berbentuk Rerajahan. Bila dirajah pada kayu Sentigi dapat dipakai penjaga (pengijeng) pekarangan dan rumah, palanya sarwa bhuta-bhuti muang sarwa Leak kabeh jerih.

Dan berikut kutipan mantranya:

Ih ibe bute leak, enyen ngadakang kite, sangiang mrucu kunda sangkan ibe ngendih, sangiang brahma menugra sire, kai sangiang siwa menugra kai, angimpus leak, angawe leak bali grubug, tutumpur punah, pengawe pande tikel, pengawen dewa tulak, aku sarinning sangiang rimrim, asiyu bale agung wong ngleak, kurang peteng 3x, jeng. Om ram rimrim durga dewi dan seterusnya....

Disamping itu, ada sumber yang mengatakan ilmu leak mempunyai tingkatan. Tingkatan leak paling tinggi menjadi bade (menara pengusung jenasah), di bawahnya menjadi garuda, dan lebih bawah lagi binatang-binatang lain, seperti monyet, anjing ayam putih, kambing, babi betina dan lain-lain. selain itu juga dikenal nama I Pudak Setegal (yang terkenal cantik dan bau harumnya), I Garuda Bulu Emas, I Jaka Punggul dan I Pitik Bengil (anak ayam yang dalam keadaan basah kuyup).

Dari sekian macam ilmu Pengleakan, ada beberapa yang sering disebut seperti
BACA JUGA
Misteri Kutukan Ratu Gede Mecaling di Batuan
Asta Kosala dan Asta Bumi Arsitektur Bali, Fengshui Membangun Bangunan di Bali
Asta Kosala dan Asta Bumi Arsitektur Bangunan Suci Sanggah dan Pura di Bali
Bajra Kalika yang mempunyai sisya sebanyak seratus orang,
Aras Ijomaya yang mempunyai prasanak atau anak buah sebanyak seribu enam ratus orang. Di antaranya adalah I Geruda Putih, I Geringsing, I Bintang Sumambang, I Suda Mala, Pudak Setegal, Belegod Dawa, Jaka Tua, I Pering, Ratna Pajajaran, Sampaian Emas, Kebo Komala, I Misawedana, Weksirsa, I Capur Tala, I Anggrek, I Kebo Wangsul, dan I Cambra Berag. Disebutkan pula bahwa ada sekurang-kurangnya empat ilmu bebai yakni I Jayasatru, I Ingo, Nyoman Numit, dan Ketut Belog. Masing-masing bebai mempunyai teman sebanyak 27 orang. Jadi secara keseluruhan apabila dihitung maka akan ada sebanyak 108 macam bebai.Di lain pihak ada pula disebutkan bermacam-macam ilmu pengLeakan seperti :
Aji Calon Arang, Ageni Worocana, Brahma Maya Murti, Cambra Berag, Desti Angker, Kereb Akasa, Geni Sabuana, Gringsing Wayang, I Tumpang Wredha, Maduri Geges, Pudak Setegal, Pengiwa Swanda, Pangenduh, Pasinglar, Pengembak Jalan, Pemungkah Pertiwi, Penyusup Bayu, Pasupati Rencanam, Rambut Sepetik, Rudra Murti , Ratna Geni Sudamala, Ratu Sumedang, Siwa Wijaya, Surya Tiga Murti, Surya Sumedang, Weda Sulambang Geni, keputusan Rejuna, Keputusan Ibangkung buang, Keputusan tungtung tangis, keputusan Kreta Kunda wijaya, Keputusan Sanghyang Dharma, Sang Hyang Sumedang, Sang Hyang Surya Siwa, Sang Hyang Geni Sara, Sang Hyang Aji Kretket, Sang Hyang Siwer Mas, Sang Hyang Sara Sija Maya Hireng, dan lain-lain yang tidak diketahui tingkatannya yang mana lebih tinggi dan yang mana lebih rendah.
Hanya mereka yang mempraktekkan ilmu-ilmu tersebut yang mengetahuinya.


Tingkatan Leak pun sebenarnya sangat banyak. Namun karena suatu kerahasiaan yang tinggi, jadinya tidak banyak orang yang mengetahui. Mungkin hanya sebagian kecil saja dari nama-nama tingkatan tersebut sering terdengar, karena semua ini adalah sangat rahasia. Dan tingkatan-tingkatan yang disampaikan pun kadangkala antara satu perguruan dengan perguruan yang lainnya berbeda. Demikian pula dengan penamaan dari masing-masing tingkatan ada suatu perbedaan. Namun sekali lagi, semuanya tidak jelas betul, karena sifatnya sangat rahasia, karena memang begitulah hukumnya.

Setiap tingkat mempunyai kekuatan tertentu. Di sinilah penganut leak sering kecele, ketika emosinya labil. Ilmu tersebut bisa membabi buta atau bumerang bagi dirinya sendiri. Hal inilah membuat rusaknya nama perguruan. Sama halnya seperti pistol, salah pakai berbahaya. Makanya, kestabilan emosi sangat penting, dan disini sang guru sangat ketat sekali dalam memberikan pelajaran.

Selama ini leak dijadikan kambing hitam sebagai biang ketakutan serta sumber penyakit, atau aji ugig bagi sebagian orang. Padahal ada aliran yang memang spesial mempelajari ilmu hitam disebut penestian. Ilmu ini memang dirancang bagaimana membikin celaka, sakit, dengan kekuatan batin hitam. Ada pun caranya adalah dengan memancing kesalahan orang lain sehingga emosi. Setelah emosi barulah dia bereaksi.

Emosi itu dijadikan pukulan balik bagi penestian. Ajaran penestian menggunakan ajian-ajian tertentu, seperti aji gni salembang, aji dungkul, aji sirep, aji penangkeb, aji pengenduh, aji teluh teranjana. Ini disebut pengiwa (tangan kiri). Kenapa tangan kiri, sebab setiap menarik kekuatan selalu memasukan energi dari belahan badan kiri.

Pengwia banyak menggunakan rajah-rajah ( tulisan mistik) juga dia pintar membuat sakit dari jarak jauh, dan “dijamin tidak bisa dirontgen dan di lab” dan yang paling canggih adalah cetik ( racun mistik). Dan aliran ini bertentangan dengan pengeleakan, apabila perang beginilah bunyi mantranya, "ong siwa gandu angimpus leak, siwa sumedang anundung leak, mapan aku mapawakan ……….."

Yang paling canggih adalah cetik (racun mistik). Aliran ini bertentangan dengan pengeleakan. Apabila perang, beginilah bunyi mantranya; ong siwa gandu angimpus leak, siwa sumedang anundung leak, mapan aku mapawakan segara gni………..…

Ilmu Leak ini sampai saat ini masih berkembang karena pewarisnya masih ada, sebagai pelestarian budaya Hindu di Bali dan apabila ingin menyaksikan leak ngendih datanglah pada hari Kajeng Kliwon Enjitan di Kuburan pada saat tengah malam.

Sumber : cakepane.blogspot.com

Pengertian Reinkarnasi




Reinkarnasi (dari bahasa Latin untuk "lahir kembali" atau "kelahiran semula") atau t(um)itis, merujuk kepada kepercayaan bahwa seseorang itu akan mati dan dilahirkan kembali dalam bentuk kehidupan lain. Yang dilahirkan itu bukanlah wujud fisik sebagaimana keberadaan kita saat ini. Yang lahir kembali itu adalah jiwa orang tersebut yang kemudian mengambil wujud tertentu sesuai dengan hasil pebuatannya terdahulu.

Terdapat dua aliran utama yaitu

Mereka yang mempercayai bahwa manusia akan terus menerus lahir kembali.
Mereka yang mempercayai bahwa manusia akan berhenti lahir semula pada suatu ketika apabila mereka melakukan kebaikan yang mencukupi atau apabila mendapat kesadaran agung (Nirvana) atau menyatu dengan Tuhan (moksha). Agama Hindu menganut aliran yang kedua.Kelahiran kembali adalah suatu proses penerusan kelahiran di kehidupan sebelumnya.

CARA MUDAH DAPAT UNTUNG DARI TRADING FOREX KLIK DISINI

Reinkarnasi dalam agama Buddha
Dalam agama Buddha dipercayai bahwa adanya suatu proses kelahiran kembali (Punabbhava). Semua makhluk hidup yang ada di alam semesta ini akan terus menerus mengalami tumimbal lahir selama makhluk tersebut belum mencapai tingkat kesucian Arahat. Alam kelahiran ditentukan oleh karma makhluk tersebut; bila ia baik akan terlahir di alam bahagia, bila ia jahat ia akan terlahir di alam yang menderitakan. Kelahiran kembali juga dipengaruhi oleh Garuka Kamma yang artinya karma pada detik kematiaannya, bila pada saat ia meninggal dia berpikiran baik maka ia akan lahir di alam yang berbahagia, namun sebaliknya ia akan terlahir di alam yang menderitakan, sehingga segala sesuatu tergantung dari karma masing-masing.

Reinkarnasi dalam Hinduisme
Dalam agama Hindu, filsafat reinkarnasi mengajarkan manusia untuk sadar terhadap kebahagiaan yang sebenarnya dan bertanggung jawab terhadap nasib yang sedang diterimanya. Selama manusia terikat pada siklus reinkarnasi, maka hidupnya tidak luput dari duka. Selama jiwa terikat pada hasil perbuatan yang buruk, maka ia akan bereinkarnasi menjadi orang yang selalu duka. Dalam filsafat Hindu dan Buddha, proses reinkarnasi memberi manusia kesempatan untuk menikmati kebahagiaan yang tertinggi. Hal tersebut terjadi apabila manusia tidak terpengaruh oleh kenikmatan maupun kesengsaraan duniawi sehingga tidak pernah merasakan duka, dan apabila mereka mengerti arti hidup yang sebenarnya.

Dalam filsafat agama Hindu, reinkarnasi terjadi karena jiwa harus menanggung hasil perbuatan pada kehidupannya yang terdahulu. Pada saat manusia hidup, mereka banyak melakukan perbuatan dan selalu membuahkan hasil yang setimpal. Jika manusia tidak sempat menikmati hasil perbuatannya seumur hidup, maka mereka diberi kesempatan untuk menikmatinya pada kehidupan selanjutnya. Maka dari itu, munculah proses reinkarnasi yang bertujuan agar jiwa dapat menikmati hasil perbuatannya yang belum sempat dinikmati. Selain diberi kesempatan menikmati, manusia juga diberi kesempatan untuk memperbaiki kehidupannya (kualitas).

Jadi, lahir kembali berarti lahir untuk menanggung hasil perbuatan yang sudah dilakukan. Dalam filsafat ini, bisa dikatakan bahwa manusia dapat menentukan baik-buruk nasib yang ditanggungnya pada kehidupan yang selanjutnya. Ajaran ini juga memberi optimisme kepada manusia. Bahwa semua perbuatannya akan mendatangkan hasil, yang akan dinikmatinya sendiri, bukan orang lain.

Yang bisa berinkarnasi itu bukanlah hanya jiwa manusia saja. Semua jiwa mahluk hidup memiliki kesempatan untuk berinkarnasi dengan tujuan sebagaimana di atas (menikmati hasil perbuatannya di masa lalu dan memperbaiki kulaitas hidupnya).

Proses Reinkarnasi
Pada saat jiwa lahir kembali, roh yang utama kekal namun raga kasarlah yang rusak, sehingga roh harus berpindah ke badan yang baru untuk menikmati hasil perbuatannya. Pada saat memasuki badan yang baru, roh yang utama membawa hasil perbuatan dari kehidupannya yang terdahulu, yang mengakibatkan baik-buruk nasibnya kelak. Roh dan jiwa yang lahir kembali tidak akan mengingat kehidupannya yang terdahulu agar tidak mengenang duka yang bertumpuk-tumpuk di kehidupan lampau. Sebelum mereka bereinkarnasi, biasanya jiwa pergi ke surga atau ke neraka.

Dalam filsafat agama yang menganut faham reinkarnasi, neraka dan sorga adalah suatu tempat persinggahan sementara sebelum jiwa memasuki badan yang baru. Neraka merupakan suatu pengadilan agar jiwa lahir kembali ke badan yang sesuai dengan hasil perbuatannya dahulu. Dalam hal ini, manusia bisa bereinkarnasi menjadi makhluk berderajat rendah seperti hewan, dan sebaliknya hewan mampu bereinkarnasi menjadi manusia setelah mengalami kehidupan sebagai hewan selama ratusan, bahkan ribuan tahun. Sidang neraka juga memutuskan apakah suatu jiwa harus lahir di badan yang cacat atau tidak.


Akhir Proses Reinkarnasi
Selama jiwa masih terikat pada hasil perbuatannya yang terdahulu, maka ia tidak akan mencapai kebahagiaan yang tertinggi, yakni lepas dari siklus reinkarnasi. Maka, untuk memperoleh kebahagiaan yang abadi tersebut, roh yang utama melalui badan kasarnya berusaha melepaskan diri dari belenggu duniawi dan harus mengerti hakikat kehidupan yang sebenarnya. Jika tubuh terlepas dari belenggu duniawi dan jiwa sudah mengerti makna hidup yang sesungguhnya, maka perasaan tidak akan pernah duka dan jiwa akan lepas dari siklus kelahiran kembali. Dalam keadaan tersebut, jiwa menyatu dengan Tuhan (Moksha).

Awal Mula Penelitian Reinkarnasi di Barat
Kisah Cameron Macaulay, anak lelaki Inggris dan Tang Jiangshan anak lelaki Tiongkok, di wilayah lain seluruh duniapun ada kejadian serupa itu, maka dari itu boleh dikatakan teori reinkarnasi bukannya kusus milik bangsa atau agama tertentu.

Akan tetapi, bukannya setiap masyarakat akan dengan serius melangsungkan penelitian terhadap hal tersebut. Misalkan saja di sebagian wilayah Asia Selatan, reinkarnasi adalah pengetahuan umum, tiada orang yang akan menyelidikinya; sedangkan di daratan Tiongkok, tiada ruang dan waktu yang cukup bebas untuk melakukan suatu reset.


Sebagai perbandingan, sikap ilmiah yang serius dari orang barat dan atmosphere ilmiah bebas mereka malah telah menciptakan suatu peluang bagi reset reinkarnasi.
BACA JUGA
Misteri Kutukan Ratu Gede Mecaling di Batuan
Asta Kosala dan Asta Bumi Arsitektur Bali, Fengshui Membangun Bangunan di Bali
Asta Kosala dan Asta Bumi Arsitektur Bangunan Suci Sanggah dan Pura di Bali
Dibahas secara konservatif, penelitian sistematik orang barat terhadap reinkarnasi bisa dilacak ke tahun 1882, saat pendirian Society for Psychical Research, yang salah satu sasaran utamanya ialah menyelidiki dan mengungkap atau mengkisahkan secara dokumenter fenomena yang menunjukkan orang sesudah mati masih eksis jiwanya.

Sejak tahun 1882 s/d tahun 1930an, para peneliti dari society tersebut di Perancis dan Italia telah menemukan contoh kasus beberapa kisah pribadi tentang memori kehidupan masa lampaunya, beberapa diantaranya telah mengalami pembuktian penelitian secara jangka panjang, memiliki daya keterandalan yang sangat kuat.

Berdasarkan memory pribadi tentang pengalaman pada kehidupan masa lampau semacam ini dan setelah melalui metode penyelidikan dan pembuktian, disebutlah “Metode tradisional”.

Metode penelitian yang lainnya berkaitan dengan penggunaan hypnotherapy. Salah satu peneliti fenomena ganjil paling tersohor di Perancis: Col. Albert de Rochas, pertama kali secara sistematis menggunakan hypnotherapy membawa obyek penelitian ke dalam memori kehidupan masa lampau mereka dan menemukan bahwa si obyek tersebut walau tiada tertarik sedikitpun dengan reinkarnasi, mereka tetap saja dapat mengingat pengalaman kehidupan masa lampaunya. Begitulah ia menyimpulkan penemuan pribadinya di dalam artikel yang ditulisnya pada tahun 1905.

Tahun 1956, “The Search for Bridey Murphy”, hasil karya terkenal dari Morey Bernstein telah terbit. Buku tersebut melalui sang penulis sendiri yang mengikuti suatu kasus hypnotis, menggabungkan konsepsi reinkarnasi dan hypnotherapy menjadi satu, telah mengumandangkan terompet pioneer bagi reset ilmiah untuk reinkarnasi modern barat, juga telah membangun sebuah panggung lapang bagi climax reset reinkarnasi yang kelak bakal tiba.

Semenjak tahun 50 an pada abad yang lalu, hasil karya reset mengenai reinkarnasi dari barat sudah menumpuk sangat banyak. Entah sudah diatur atau memang kebetulan, sewaktu kalangan ilmuwan barat mulai tergugah ketertarikannya dengan reinkarnasi, Tiongkok dengan tanah humus budaya reinkarnasi paling tebal mulai mengkategorikannya sebagi “Tahayul” yang “Anti Iptek” dan telah membuangnya ke dalam tong sampah sejarah.

- JUAL BANTEN MURAH hub.0882-9209-6763 atau KLIK DISINI


Ian Stevenson: Tokoh Simbolik Riset Reinkarnasi Reinkarnasi
Membicarakan penelitian reinkarnasi, ada seorang peneliti yang tidak bisa tidak, musti kita sebut, ia adalah tokoh simbolik peneliti reinkarnasi yang menggunakan “metode tradisional” yakni: Ian Stevenson, pakar psychiater tersohor dari universitas Virginia – Amerika.

Artikel yang ia publikasikan pada tahun 1960 (Bukti Memory Kehidupan Masa Lampau), dinobatkan sebagai prolog penelitian reinkarnasi barat modern. 40 tahun lebih sesudah tahun itu, ia berkeliling ke seluruh pelosok dunia, telah mengkoleksi 2600 lebih contoh kasus dan telah mempublikasikan 10 buah karya kusus serta beberapa puluh tesis ilmiah, banyak diantaranya oleh para peneliti dianggap sebagai “kitab suci” mereka, terutama adalah 2 karya buku, “Twenty Cases Suggestive of Reincarnation” dan “Children Who Remember Previous Lives”, yang telah banyak dimanfaatkan oleh peneliti generasi penerus.

“Twenty Cases Suggestive of Reincarnation” adalah karya Stevenson yang membuatnya menjadi tersohor. 20 contoh kasus reinkarnasi yang tercatat di dalam bukunya, adalah sebagian contoh kasus yang dikoleksi, di-edit dan telah dilakukan verifikasi tatkala ia pada tahun antara 1961 hingga 1965 dari India, Sri Langka, Brazil, Libanon hingga ke Alaska-Amerika.

Di dalam buku tersebut ada satu contoh kasus dalam reinkarnasi yang sangat langka dan mengandung contoh yang memiliki nilai penelitian istimewa, professor Stevenson menyebutnya sebagai “exchange incarnation / Pertukaran Inkarnasi” dan ia sebetulnya adalah gejala “Arwah Yang Kembali Dengan Meminjam Jenazah” yang pernah dicatat di dalam sejarah authentic Tiongkok.

Anak lelaki kecil asal India berumur 3 setengah tahun mati karena cacar, belum sempat dikubur, pada malam harinya telah hidup kembali. Setelah lewat beberapa hari sudah mulai bisa berbicara lagi, sesudah beberapa minggu ternyata bisa dengan jelas mengekspresikan dirinya sendiri. Namun ia langsung menyebut dirinya bukan si anak, melainkan adalah putra dari Mr. X dari desa X yang berusia 22 tahun, serta menjelaskan dengan detail jalan cerita tentang kematiannya: Ia di dalam grup perkawinan dari satu desa ke desa lain telah memakan sebuah permen beracun pemberian seseorang yang meminjam uang darinya, menjadi pening dan terjatuh dari atas kereta kuda yang ditumpanginya dan kepalanya terbentur hingga mati. Selain itu ia menolak segala makanan dari rumah, karena ia menyebut dirinya termasuk kelas Brahmana yang lebih tinggi kastanya.

Jikalau bukan seorang perempuan Brahmana yang setiap hari berbaik hati membuatkan nasi untuknya, ia kemungkinan bisa sungguh-sungguh mati kelaparan. Kemudian kisahnya telah memperoleh pembuktian, anggota keluarga kehidupan masa lampaunya sering mengajaknya keluar bermain. Ia bermain dengan sukaria di “rumah lama”nya, tidak sudi balik ke rumah lagi, karena ia di situ mengalami kesepian dan kesendirian.

Karya utama Stevenson termasuk: “Reinkarnasi dan ilmu biologi – perjumpaan disini”, “Bahasa yang bisa sendiri tanpa dipelajari – penelitian baru terhadap kemampuan bahasa asing supra natural”, “Contoh kasus bentuk reinkarnasi (4 jilid)” dll. Meskipun Stevenson bukannya orang pertama dari barat yang melakukan penelitian reinkarnasi, tetapi ia dengan sikap yang serius, gaya yang teliti dan status/posisi keilmuan yang menonjol telah memperoleh penghargaan dari seluruh masyarakat yang tidak pernah ada sebelumnya bagi reset reinkarnasi.

Professor M. Netherton di dalam sebuah buku “Metode pengobatan kehidupan masa lampau” telah mengenalkan cara penelitian yang tidak berkaitan dengan ilmu hipnotis: Ia beranggapan penyakit sebagian besar orang berkaitan dengan kehidupan masa lampaunya.

Sumber : cakepane.blogspot.com



Minggu, 09 Juli 2023

Nganteb Piodalan Alit







Persiapan Muput Piodalan Alit


Muput Tirta Gede (Sapta Gangga)
Ambil sekar.
Om om rahpaht astra ya namah (sekare pentil kearep)


Ambil dupa.
Om ang dupa astra ya namah


Ambil sekar.
Om bayu sabda idep sudhanta nirwiggnam ya namah
Om sidhi ya namah (pentil sekere kepedewekan)


Ambil dupa.
Om om wisnu alungguh haneng sesantun bhatara guru anugraha
Ingsun sakeluwiring tinuja den insun tan amiruda ring sira (dupane celekang ring daksina)



Ambil sekar.
O mom rahphat astray an namah
Om mang iswara ya namah
Om puspadanta ya amerta
Sampalaya ya namah (sekere pulang ke rerean/sangku)


Ambil dupa
Om rum kewaca ya namah (sekere pentil kearep)


Ambil sekar (pangastawa Sapta Gangga)
Om sang Gangga ya namah
Om sang Sindhu ya namah
Om sang Saraswati ya namah
Om sang Erawati ya namah
Om sang Garoda ya namah
Om sang Sandisuta ya namah
Om sang Narmada ya namah (setiap mantra bait mantra mengambil sekar, dan masukkan ke keren/sangku)


Setelah selesai muput tirta Gede, kemudian dipercikan:
Om jum siwa sampurna ya namah
Om ang namah, om ung namah, om mang namah
Om ing namah
Om rang ring sah prama siwa amerta sampalawya ya namah swaha
Om rahpat astray a namah angilangaken sarwe mala petaka ya namah
Om basme idam purnam gohya angilangaken sarwe mala petaka ya namah
Om puspa danta ya namah


Ngawit Nanggen Genta
Om omkara sadaciwa stah,
jagatnata hitangkarah abiwada wadanyah,
genta sabda prakasyate.
BACA JUGA
Kamus Hindu Bali
Misteri Kutukan Ratu Gede Mecaling di Batuan
Asta Kosala dan Asta Bumi Arsitektur Bali, Fengshui Membangun Bangunan di Bali
Genta sabda mahesratah, Omkara parikirtitah candranadha
Bindu nedatam, spulingga Siwatatwatca
Om gentayur pujiate deah,
arbawa bawa karmasu waradah labda sandeyah
warasidhi nir............sancayam
Om Mang Om Ang................
Om Ang Om Mang......Om Om namah (......Suara genta)


Ambil cendana bija.
Om Ang Kang kasulkaya ya namah swaha (pentil kearep)


Ngastawa Tirta
Om Gangga Sindhu sarswati suyamuna gondawari,
narmada kaweri serayu,
mahendra tenaya candrawati wemuka.
Badra netrawati maha suranadhi kasya tascaya,
punyaih purna jalih samudra saitaih,
kurwantu mamanggalam.

CARA MUDAH DAPAT UNTUNG DARI TRADING FOREX KLIK DISINI

Om Sarwa pertiwi Brahma, Wisnu,
Iswara Dewan Dewa putra
Narmadha sarwada suda klesa suda petaka.

Om awignam astu tatastu ya namah swaha
Om Sudantu satu tatastu astu ya namah swaha
Om purnamtu astu tatastu astu ya namah swaha
Om sukantu astu tatastu astu ya namah swaha
Om sriyantu astu tatastu astu ya namah swaha
Om rang ringsah paramasiwa aditya ya namah swaha.


Pengurip Tirta
Om utpeti surasca, utpeti nawa gorasca,
utpeti wiserti warinem,
Om dirgayu ayu werdi,
sakti karanam mertyu jaya sarwata roga
diksnam, kusta derestam kalasem parabha
candra bhaswaram.


Jaya-Jaya Tirtha
Om mertyu jaya dewasya,
yanamami karnu kartayet dirgayusan suwe peptu,
sabrama wijaya bawet.


Om iyate menggalam mertyu stala satru winesanem
kawi wesya rakta tiyem, sarwa bawa bawet bawat.
Om ekasudha, saptawisudha.


Om sudha sudha wariwastu tatastu astu ya namah
Om awignem astu tatastu astu ya namah
Om sriyam bawantu tatastu astu yan namah
Om suciantu ya namah.
Om sri gundi suci nirmala ya namah
Om kung kumara bija ya namah
Om puspa danta ya namah
Om agni ragenir jotir jotir
Dupa dipastra ya samara tayem ya namah swaha.


Sumber : cakepane.blogspot.com

Makna, Tujuan dan Cara Penggunaan Benang Tri Datu




Ini Makna, Tujuan dan Cara Penggunaan Benang Tri Datu

BENANG TRI DATU: Penggunaan benang Tri Datu sebagai lambang Tri Murti. (AGUNG BAYU/BALI EXPRESS)

BALI EXPRESS, DENPASAR - Agama Hindu di Bali memiliki banyak simbul dalam menjalankan agamanya. misalnya ada ritual yang membuat orang Hindu Bali menggunakan gelang benang Tri Datu. Namun benang merah, hitam dan putih ini bak menjadi trend fashion. Karena tak hanya orang Bali, atau orang hindu. Namun non hindu juga "nyaman" menggunakan gelang Tri Datu.

- JUAL BANTEN MURAH hub.0882-9209-6763 atau KLIK DISINI

Menurut pandangan Ketua PHDI Provinsi Bali, Prof I Gusti Ngurah Sudiana, bagi umat Hindu Bali, benang Tri Datu atau juga sering disebut Sri Datu, secara etimologi, berasal dari dua kata yakni kata tri yang berarti tiga, dan datu yang berarti kekuatan, jadi Tri Datu berarti tiga kekuatan. Tiga kekuatan ddi sini adalah kekuatan dari tiga Dewa utama dalam agama Hindu. “Yakni Dewa Brahma, Dewa Wisnu, dan Dewa Siwa,” jelasnya.



Tri Datu yang memiliki tiga wrna yakni merah, putih dan hitam ini menjadi lambang tiga kekuatan. Yakni Dewa Brahma dengan aksara suci Ang, memiliki urip 9 dengan sakti Dewi Saraswati, disimbolkan dengan warna merah. Dewa Wisnu dengan aksara suci Ung, memiliki urip 4 dengan sakti Dewi Sri, dengan simbol warna hitam.



Dan Dewa Siwa dengan aksara suci Mang, memiliki urip 8 dengan sakti Dewi Durga, disimbolkan dengan warna putih. “Ketiga aksara ini yaitu Ang, Ung, Mang bila disatukan akan menjadi aksara AUM yang bila diucapkan menjadi OM. Aksara pranawa OM merupakan aksara suci umat Hindu serta memiliki nilai magis yang luar biasa sebagai simbol dari Ida Sanghyang Widi Wasa,” lanjut dosen IHDN ini.

Sehingga pada hakikatnya, dikatakan Sudiana, benang Tri Datu merupakan salah satu aktualisasi diri dalam konteks Tri Murti. Dalam ajaran agama Hindu Tri Murti adalah tiga kekuatan Sang Hyang Widhi Wasa dalam menciptakan, memelihara, dan mengembalikan pada asalnya alam beserta isinya.

CARA MUDAH DAPAT UNTUNG DARI TRADING FOREX KLIK DISINI

Salah satu sastra yang membahas tentang penggunaan benang Tri Datu dalam ritual keagamaan Hindu adalah Lontar Agastya Parwa. Dimana dalam lontar Agastya Parwa disebutkan Sudiana, benang Tri Datu untuk manusia yakni Umat Hindu Bali digunakan sebagai sarana perlindungan dari kekuatan negatif. Sehingga manusia bisa terhindar dari hal-hal negatif dan bisa berfikir lebih bijaksana.

Dijelaskan Sudiana untuk jalinan benang ini bisa dikatakan benar bila ukuran benangnya, besar benangnya sama dijalin saling ikat bukan terlepas begitu saja, atau bukan dijalin seperti jalinan rambut. “Benang Tri Datu bagi masyarakat Hindu juga difungsikan sebagai sarana dan prasarana upacara keagamaan,” tambahnya.

Jika dilihat dilihat dari sejarah penggunaan benang Tri Datu, sebelum menjadi tren seperti saat ini, dikatakan Sudiana, hampir semua kegiatan keagamaan yang terangkum dalam Panca Maha Yajna dalam pelaksanaannya memakai benang Tri Datu. Mulai dari upacara Dewa Yajna benang Tri Datu difungsikan sebagai sarana nuntun Ida Sang Hyang Widhi dengan segala manifestasinya.

Selain itu, benang sebagai alat atau media penghubung antara pemuja dan yang dipuja, sehingga benang Tri Datu pada awalnya adalah sebuah pica (Anugrah) dari beberapa pura seperti Pura dalem Ped yang berlokasi di Nusa Penida. “Bisa dikatakan Pura Dalem Ped inilah yang pertama kali menganugrahkan gelang Tri datu kepada pemedek yang tangkil ke Pura, selanjutnya seiring dengan perkembangan, akhirnya hampir seluruh Pura di Bali saat ini menganugrahkan benang Tri datu kepada umatnya,” urainya.

CARA MUDAH DAPAT UNTUNG DARI TRADING FOREX KLIK DISINI

Dalam upacara Butha Yajna, benang Tri Datu dipakai pamogpog (pelengkap) atas kekurangan persembahan yang dilaksanakan. Untuk pelaksanaan upacara Rsi Yajna juga memakai benang Tri Datu yang digunakan sebagai slempang pada tubuh yang di diksa atau winten sebagai pawitra dari nabe kepada sisya.

Sedangkan pada upacara Manusa Yajna benang Tri Datu difungsikan sebagai lambang panugrahan. Memakai benang pawitra berwarna Tri Datu bermakna pengikatan diri terhadap norma-norma agama. “Sedangkan pada upacara Pitra Yajna benang Tri Datu difungsikan sebagai panuntun atma yang telah meninggal,” paparnya.

Lantas bagaimana dengan benang Sanga Datu dan benang Panca Datu yang bisa didapat di Pura watu Klotok untuk Panca Datu dan Pura Besakih untuk Sanga Datu?

Hingga saat ini Sudiana mengaku jika belum ada literature yang menjabarkan tentang penggunaan Sanga Datu dan Benang Panca datu untuk digunakan sebagai gelang atau kalung oleh umat. “Untuk Sanga Datu dan panca Datu ini, belum ada literature yang menyebutkan tentang penggunaan kedua benang ini untuk gelang bagi manusia,” tambahnya.

Dengan latarbelakang ini, Prof Sudiana mengatakan tidak ada masalah jika umat non hindu menggunakan gelang benang Tri Datu tidak salah. “Selain itu memang tidak ada larangan bagi umat non Hindu untuk menggunakan benang Tri datu ini, sepanjang penggunaannya pada tempat yang tepat,” jelasnya.

Adapun masud tempat yang tepat ini seperti digunakan untuk gelang tangan dan kalung dan bukan gelang kaki. Karena jika digunakan di kaki tanpa adanya tujuan dan ritual yang jelas, maka penggunaan tersebut bisa dianggap sebagai pelecehan, karena mengunakan simbul Tri Murti bukan pada tempatnya. "Posisinya tepat, sehingga tidak menjadi pelecahan terhadap simbol Hindu. Tidak masalah jika digunakan umat lain," urainya.

(bx/gek/bay/yes/JPR)

Sabtu, 08 Juli 2023

TRADISI MEPETIK PADA BAYI

 


Dari Alam Spirit Menuju Alam Material.
Mekutang bok ( mepetik ) merupakan bentuk pengharmonisasian ketika sifat Sang Hyang Widhi Wasa pada diri manusia mulai memasuki alam material.
Dengan kata lain, kelahiran manusia sesungguhnya mengalami proses degradasi dari alam spirit menuju alam material.
Karena Ketika manusia memasuki alam material, maka Sang Hyang Atman menjadi ternoda di dalamnya.
Supaya alam spiritual dan material pada mikrokosmos (angga sasira) menjadi harmoni, adalah melalui ritual mekutang bok, salah satu prosesi upacara yang harus dilalui oleh seorang bayi, yakni upacara yang menandakan jika si bayi telah mengalami proses peningkatan, dan telah terbebas dari mala (kotor) yang diakibatkan karena proses kelahirannya ke dunia.

Mepetik rambut punike kasuksmannyane nyuciang Siwadwara nak alit mangde ten papa petaka : ngawit saking
tengen: niasa lara, roga, wigna.
kiwa : niasa gering,sasab,,merana.
ungkur :niasa gegodan musuh.
tengah :niasa sebel kandel.
Upacara Mepetik yang dirangkaikan dengan natab Otonan ini di lakukan ring Griya bajing klungkung..
Beberapa rambut yang telah digunting, dimasukkan ke dalam kojong blayad, lalu dihanyutkan di pantai atau sungai dengan sarana canang, kwangen dan segehan, sumber lain mengatakan ada juga dipendam di belakang pelinggih ibu..
Apa makna dibalik semua itu????
Sampai hari ini, tak satupun dari para orang tua kami yang mewarisi tradisi ini, bisa menjelaskannya...

EFEK MAKANAN TERHADAP KESEHATAN JASMANI PIKIRAN DAN KEHIDUPAN SPRITUAL

 



Kesehatan pikiran dan tubuh terkait erat satu sama lain. Tubuh bekerja setelah menerima instruksi dari pikiran; semua atribut baik dan buruk ditanamkan dalam pikiran, mempengaruhi kesejahteraan tubuh. Namun, perlu dicatat bahwa tubuh yang sehat pada dasarnya mempengaruhi pikiran dan perilakunya. Oleh karena itu, makanan dan bahan yang membangun pikiran dan tubuh harus sehat, bergizi, dan lembut.
Sifat makanan membentuk kebajikan dalam diri manusia. Kompartemen otak dan pikiran yang berbeda dipengaruhi oleh makanan dari berbagai sifat dan komponen. Makanan seperti daging, ikan, telur, bawang merah, dan bawang putih membangkitkan gairah. Sebaliknya, biji-bijian, sereal, buah-buahan, dll. membuat pikiran menjadi tenang dan tenteram.
Ciri lain dari makanan adalah efek positif dan negatifnya pada pikiran, emosi, dan kesadaran kita. Pola makan daging menyebabkan konsekuensi yang berbahaya. Manu Smruti menyatakan bahwa seseorang harus menahan diri dari makan segala jenis daging karena melibatkan pembunuhan dan mengarah pada ikatan karma. Teror dan rasa sakit yang diderita hewan sebelum penyembelihan meninggalkan efeknya pada daging. Bagaimana kekejaman, teror, dan ketakutan pada hewan dapat menginspirasi belas kasih dan kebajikan pada konsumennya?
Jika anak-anak dibesarkan dengan pola makan vegetarian, mereka dihadapkan pada prinsip tanpa kekerasan dan terinspirasi menuju kedamaian dan kasih sayang. Mereka tumbuh dengan mengingat untuk tidak membunuh. Orang yang tidak membunuh hewan atau makan daging kemungkinan besar tidak akan cenderung ke arah kekerasan terhadap manusia dan pembunuhan hewan. Dalam Mahabharata , Resi Agung Veda Vyasa menginstruksikan, "Dia yang ingin menambah dagingnya sendiri dengan memakan daging hewan lain akan hidup dalam kesengsaraan dalam spesies apa pun yang dilahirkannya." Dalam Chandogya Upanishad,Sage Sanatkumar mengatakan, "Ahdra shuddhau satva shuddhihi ..." artinya, "Jika makananmu murni, seluruh sifatmu akan murni; jika seluruh sifatmu murni, ingatanmu tidak akan gagal; jika kamu telah menguasai ingatanmu, semua simpul (keraguan di dalam hatimu) akan dilonggarkan."
Ketika makanan murni, refleksi dan pemahaman yang lebih tinggi menjadi murni; memori menjadi kuat. Ketika ingatan menjadi kuat, ada pelepasan dari semua simpul hati.

-Chandogya Upanishad, I.Vii
Dari Brahman, yang adalah Diri, muncullah akasha (ruang); dari akasha, udara; dari udara, api; dari api, air; dari air, bumi; dari bumi, tumbuh-tumbuhan; dari tumbuh-tumbuhan, makanan; dari makanan tubuh manusia. Tubuh manusia, yang tersusun dari inti sari makanan, adalah selubung fisik Diri.
-Taittiriya Upanishad, II.i.3
Dia yang mengetahui sisa makanan pada makanan ini ditegakkan; ia menjadi pemilik makanan. Dia menjadi hebat dalam keturunan dan ternak (kemakmuran) dan dalam pancaran spiritual (kilau kesucian) dan hebat dalam kemasyhuran. -Taittiriya Upanishad, III.vii.1
Seorang Brahmana (pendeta) harus menjauhkan diri dari daging. - Mahabharata Anusasana Parva , Bagian XCIII
Dosa makan daging dikaitkan dengan tiga penyebab. Dosa itu dapat melekat pada pikiran, kata-kata, dan tindakan. Karena alasan inilah orang-orang bijaksana yang menjalankan laku tapa menahan diri dari makan daging. - Mahabharata, Anusasana Parva, Bagian CXIV
Berpakaian bagus, dimasak dengan garam atau tanpa garam, daging, dalam bentuk apa pun yang diambil seseorang, lambat laun ia menarik pikiran dan memperbudaknya. ‑ Mahabharata, Anusasana Parva, Bagian CXIV
makanan satwik
Makanan yang meningkatkan kehidupan, kesucian, kekuatan, kesehatan, kebahagiaan, keceriaan, beraroma, halus, kokoh dan substansial disukai oleh sattwic (17:8).
Karena kita berusaha untuk semakin sattwi, kita harus melihat setiap poin dari ayat ini sehingga kita dapat memperbaiki pola makan kita dan meningkatkan sattwa kita, mengingat bahwa makanan menjadi pikiran menurut Chandogya Upanishad. “Makanan bila dimakan menjadi tiga kali lipat, bagian yang paling kasar menjadi kotoran; daging (bagian) tengahnya, dan (bagian) pikirannya yang paling halus… Jadi, sayangku, pikiran terdiri dari makanan” (6.5.1, 4). “Dari dadih, sayangku, saat diaduk, yang halus bergerak ke atas, menjadi mentega. Dengan cara yang sama, sayangku, makanan yang dimakan, yang halus bergerak ke atas, menjadi pikiran. Jadi, sayangku, pikiran terdiri dari makanan” (6.6.1,2, 5).
Ayus –makanan yang justru memperpanjang umur. Dengan kata lain, makanan yang benar-benar sehat yang melindungi dan memelihara tubuh. Masalahnya adalah setiap orang memiliki ide sendiri tentang jenis makanan apa yang sehat. Saya sarankan Anda membaca buku-buku Dr. Neal Barnard tentang diet, dimulai dengan Food For Life . Juga T. Colin Campbell's The China Study . Tetapi buku-buku terbaik tentang diet dan kesehatan adalah How Not To Die dan How Not To Diet, oleh Dr. Michael Greger Kebanyakan orang secara perlahan bunuh diri dengan pola makan yang salah. Jika mereka tidak mempersingkat hidup mereka, mereka memastikan bahwa mereka sakit selama bertahun-tahun di akhir hidup mereka. Ayus juga berarti yang menambah daya hidup.
Sattwa –makanan yang meningkatkan kualitas sattwa, yang juga menyiratkan makanan yang mempromosikan kebajikan, baik dalam arti kekuatan maupun dalam arti kebaikan. Ini adalah makanan yang mencerahkan dan meningkatkan kesehatan tubuh dan pikiran, makanan yang sebenarnya bersifat spiritual dalam pengaruhnya. Ini adalah makanan vegan murni, bebas dari unsur hewani dan kimia.
Bala – makanan yang memberi kekuatan pada tubuh dan pikiran.
Arogya –makanan yang memperkuat sistem kekebalan sehingga tubuh dapat melawan atau menghilangkan penyakit.
Sukha – makanan yang mudah dicerna tubuh dan menghasilkan kemudahan dan kenyamanan dalam tubuh.
Priti –makanan yang benar-benar memuaskan tubuh secara nutrisi, dan juga pikiran. Tidak perlu dimakan seperti obat. Padahal, priti adalah yang memberi kenikmatan nyata dalam makan.
Rasyas – makanan yang kaya akan rasa, yang memiliki banyak rasa.
Snigdha – makanan yang mengandung minyak yang cukup, yang halus dan enak untuk dimakan.
Sthiras –makanan yang substansial.
Hridyas – makanan yang hangat, memuaskan dan menyenangkan – perasaan di perut.
Ini adalah daftar periksa yang berharga untuk membantu kita makan makanan yang benar-benar sattwik.
Makanan Sattvic termasuk makanan vegetarian segar, baik mentah maupun dimasak, seperti buah-buahan, sebagian besar sayuran, sereal, nasi, susu, roti segar, dan lentil.
Makanan rajasik
Makanan yang pedas, asam, asin, terlalu panas, kasar, sepat dan membakar, menghasilkan rasa sakit, kesedihan, dan penyakit disukai oleh rajasik (17:9).
Kata – makanan yang sangat tajam, pedas, atau tajam – yang hampir pedas di mulut.
Amla –makanan yang sangat asam, asam, atau cuka.
Lavana –makanan yang sangat asin atau asin (mengandung cairan jenis acar). Ini keras pada ginjal dan meningkatkan tekanan darah.

Atyushna –makanan yang terlalu panas. Masalahnya di sini adalah memutuskan apa yang berlebihan, karena semakin banyak orang makan makanan panas, semakin banyak toleransi yang mereka kembangkan, sampai apa yang terasa panas dan menyakitkan bagi orang lain akan terasa ringan menurut selera mereka. Saya kenal seorang pria yang akan duduk dan makan paprika jalapeƱo utuh seperti camilan. Ketika saya bertanya apakah mereka panas, dia berkata Tidak. Jadi saya menggigitnya. Gunung berapi!
Tikshna –makanan yang keras, berapi-api, dan asam, terutama di perut.
Raksha – makanan yang astringen, dan juga kasar dan kering, jenis makanan yang memotong langit-langit mulut Anda atau bahkan kerongkongan Anda saat turun.
Vidahinas – makanan yang terbakar dan menghanguskan.
Hasil
Jenis makanan ini menghasilkan:
Duhkha – rasa sakit dan ketidaknyamanan atau stres.
Shoka –kesengsaraan: penyesalan yang dirasakan banyak orang dan yang membuat produsen anti-asam menjadi kaya, dan yang berkontribusi pada bisul.
Amaya – penyakit dalam arti kegagalan fungsi dan penyakit yang dihasilkan oleh kerusakan yang dilakukannya pada tubuh.
Di samping efek berbahayanya, aspek yang lebih disayangkan dari jenis makanan ini adalah sifatnya yang membuat ketagihan. Jadi makanan rajasic adalah jenis yang paling sulit untuk dilepaskan.
Makanan Tamasik
Apa yang basi, hambar, busuk, sisa untuk hari berikutnya, uchchishta [sisa-sisa makanan yang dimakan orang lain; sisa-sisa yang sebenarnya dari piring seseorang] dan tidak murni, adalah makanan yang bersifat tamasik (17:10).
Yatayamam–makanan yang sisa, basi, dan bahkan manja. Banyak orang makan jenis makanan ini hanya karena malas atau kurang inisiatif – keduanya sifat tamas. Sebagian besar makanan restoran berantai tidak layak untuk dikonsumsi manusia, apa yang harus dikatakan tentang makanan "deli" dari toko bahan makanan besar. Tidak ada yang tahu berapa umurnya. Rantai makanan cepat saji mengemas makanan mereka – terutama daging – dalam kantong formaldehida dan kengerian lainnya. Beberapa orang akan memasak makanan dalam jumlah besar dan kemudian memakannya selama seminggu atau lebih. Saya tahu orang-orang yang akan mengikis cetakan dan menggerogoti. Banyak makanan kaleng merupakan pelanggaran lain terhadap kemanusiaan. Kesediaan untuk makan makanan basi – dan terkadang ketidakmampuan untuk mengatakan bahwa itu basi – lebih bersifat psikologis daripada fisik, dan kita tidak boleh membiarkan penghematan yang salah diterapkan membuat kita terbiasa makan makanan yang rusak ini. Karena tidak ada pendingin di India kuno, tidak ada makanan yang dianggap layak untuk dimakan jika dibiarkan semalaman. Namun, sekarang kita bisa mendinginkan bahkan membekukan makanan, memakan sisa makanan tidak selalu merugikan.
Gatarasam – makanan yang hambar, tanpa rasa. Deskripsi ini berlaku untuk banyak makanan “sattwic” yang dimasak oleh mereka yang berpikir bahwa mereka spiritual atau bahkan yogi. Itu hambar dan tidak kuat, dan seringkali memiliki warna dan tekstur yang tidak menyenangkan. Dan di atas itu semua, mereka memberi orang sedikit olesan, berkomentar: "Ini benar-benar kaya [atau berat] dan Anda tidak boleh makan terlalu banyak." Beberapa kesempatan! Terakhir kali saya harus makan di rumah orang-orang yang begitu berdedikasi, suram, dan hafalan, jumlah yang disajikan untuk delapan orang hanya akan cukup untuk tiga manusia normal. Makanan mereka yang hambar dan tidak mencukupi mencerminkan filosofi dan pikiran mereka.
Puti –makanan yang busuk, bau, dan berbau busuk. Berapa kali Anda melihat tanda atau iklan restoran yang membual bahwa mereka menyajikan steak tua? Merupakan kebiasaan para "gourmets" untuk "menggantung" burung dan membiarkannya sedikit membusuk sebelum memasaknya. Saya membaca tentang salah satu restoran yang akan "menggantung" belibis sampai mereka memelihara belatung, yang akan mereka bersihkan sebelum dimasak. Suatu malam sekelompok pelanggan memanggil koki dan memuji "isian" lezat yang ada di belibis. Mula-mula koki itu bingung, dan kemudian menyadari bahwa belatungnya belum dihilangkan, tetapi telah dipanggang di belibis! Ini adalah contoh yang jelas tentang bagaimana makanan tamasik merusak selera.
Daging itu sendiri adalah daging yang membusuk. Dan bagaimana dengan keju berjamur dan "bau" yang sangat disukai banyak orang? Pikirkan tentang bau tidak sedap yang dikeluarkan ikan dan makanan laut saat dimasak, apa yang harus dikatakan tentang bau busuk di pasar oriental yang menyimpannya dalam keadaan kering? Kegembiraan dalam hal-hal seperti itu jelas tidak normal. Apakah saya perlu menyebutkan hal-hal mengerikan seperti telur "berusia seratus tahun" dan sejenisnya?
Uchchistam – makanan yang telah dimakan oleh orang lain. Ini adalah favorit banyak orang. Mereka mengambil dari piring orang lain, mencipratkan sesuatu dari piring mereka ke piring orang lain, berkata: "Beri aku rasa itu" dan menggigit apa pun yang telah dimakan seseorang (seringkali bagian tubuh dari binatang). Makan ludah orang lain! Di zaman modern ketika kita tahu tentang kuman dan penyakit menular, tidak ada bedanya bagi mereka. “Beri aku seteguk itu… sobek sebagian untukku… biarkan aku menggigit sedikit….” Ini adalah cara mereka memberi makan. Ini juga merupakan cara mereka mengambil energi kehidupan orang lain dan memberikan energi yang tidak sehat atau berpenyakit kepada mereka.
Minum
Deskripsi makanan tamasic berlaku untuk minuman, juga, rajasic dan tamasic menyukai fermentasi, cairan beralkohol, dan kecanduan setiap bentuk minuman ringan beracun.
Contoh pengaruh makanan tamasa Guna bisa di lihat dari pelaku pemabuk, Pencandu Narkoba dll
Terlepas dari jalan yoga yang kita pilih untuk maju menuju Tuhan — bhakti yoga (jalan pengabdian), karma yoga (jalan tindakan tanpa pamrih), jnana yoga (jalan pengetahuan), atau raja yoga (jalan meditasi)— diet sattvic membuat kemajuan spiritual kita lebih mudah. Umat ​​Hindu tidak percaya bahwa seorang vegetarian pastilah orang yang lebih baik daripada orang yang bukan vegetarian. Mereka percaya bahwa makan makanan sattvic membuat kemajuan relatif lebih mudah di jalur yoga.
MAKANAN VISUDA SATVAM
Banyak umat Hindu percaya bahwa Tuhan menerima apa pun yang dipersembahkan kepada-Nya (atau Dia) dengan cinta dan karenanya mereka menempatkan makanan di depan gambar Tuhan di kuil dan rumah untuk mengekspresikan bhakti mereka. Saat mempersembahkan makanan kepada Tuhan, umat memilih makanan yang paling murni dan sehat dan oleh karena itu hampir selalu mempersembahkan makanan sattvic, seperti manisan, buah-buahan, susu, air murni, daun tulsi, dan nasi.