dalam sanggah / merajan alit, selain kemulan - taksu, semeton bali diwajibkan membangung panglurah agung.
dimana palingih ini berupa bangunan bebaturan seperti tugu dengan batu paras, batu cadas atau batu bata dengan rong satu bertempat di sebelah kiri sanggah kemulan.
Berasal dari kata "Lurah" yang berarti penguasa di suatu wilayah.
Pelinggih Penglurah merupakan pengingat/jatu atau sebagai "Engker" dari unsur Bayu/Angin dalam materi dasar pembentuk kehidupan,
Panca Maha Bhuta. Sebagai Lurah bertugas ngemong jagat/ Amangku Bhumi sehingga leluhur kita sering menghormati Beliau dengan sebutan Ratu Ngurah Tangeb Langit.
Harmonisasi antara parahyangan, pawongan dan pelemahan dari perspektif pelinggih Pengelurah adalah terciptanya suasana sejuk (tis), nyaman (ngelangenin) serta mood yang teratur (tegteg) serta stabil (pageh) dari manusia yang tinggal didalamnya.
Jika kalian sering mengalami swing mood atau angin-anginan, dari senang tiba tiba sedih, paranoid, merasa tiba tiba hawa dirumah panas, awalnya ingin belajar tiba tiba mood kalian terbang seringan Angin jadi malas belajar dan kalian kadang tidak bisa tidur padahal badan sangat lelah.
Bhatara Ngelurah atau sering disebut Pengelurah.
Penglurang asal katanya "Lurah" yang artinya pembantu (pepatih), mendapat awalan pe dan sisipan ng, menjadi kata kerja, jadi pengelurah artinya bertugas menjadi pembantunya para dewa atau dewata (menjadi patihnya) pada setiap pura atau pamerajan.
Dalam perpektif manusia sebagai makhluk Sosial-Spiritual, salah satu penyebabnya dari gangguan diatas adalah ketidakharmonisan diri dengan vibrasi energi Ratu Ngurah Tangeb Langit yang di stanakan di Pelingih Pengelurah.
Menghadaplah dengan hati tulus dan terbuka memohon petunjuk kehadapan Ratu Ngurah dan lakukan meditasi untuk mengharmoniskan "bagian diri" yang terbentuk dari elemen Bayu/Udara/Angin dalam diri Anda.
Semeton tidak perlu memikirkan sarana banten yang rumit, cukup dengan ketetapan hati, canang, dupa, air dan metode meditasi yang sesuai untuk mulai mengaharmoniskan diri Anda dengan unsur Bayu di Alam Semesta.
Itulah filosofi dasar kenapa Mpu Kuturan menyarankan setiap merajan/sanggah mendirikan pelingih Pengelurah.
Bangunan ini merupakan palinggih Bhatara Kala, putra Bhatara Siwa dengan bhiseka Ratu Ngurah yang bertugas sebagai pecalang atau penjaga sanggah pamerajan..
Dalam Penghayatan agama ring sekala Tugu Panglurah adalah palinggih ( Sthana ) para Lurah, iringan pengawal para Dewa Istadewata Hyang Widhi. Fungsinya adalah sebagai Pengawal Pribadi dari Ista Dewata Hyang Widhi.
demikian sekilas tentang Pelinggih Penglurah atau Ratu Ngurang Agung. semoga bermanfaat...
Dikutip dari payanadewa dan sumber lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar