"Veda Poshana Ashram(VPA)"
Sebuah gerakan membumikan Veda
Sri Begawan Agni Yogananda
DINAMIKA organisasi Veda Poshana Ashram (VPA) yang embrionya dari Bali Homa Yadnya (1994) , baru dapat resistensi 2021, setelah lahir, tumbuh dan berkembang selama 27 tahun, hingga saat ini tercatat sudah menyebar di 21 Cabang di seluruh Indonesia. Ibarat manusia, VPA sedang “golden age” menapak masa keemasan. Masa masa puncak prestasi jika diibaratkan pertumbuhan seorang atlet. Tetapi, eksistensi VPA bukan untuk kompetisi, bersaing. Pastinya, kehadiran VPA mengakomodasi, menguatkan kembali tradisi di abad ke - 8 pengaruh Rsi Markandeya dan juga Rsi Agastya, yang saat itu sudah dilakukan upacara homa atau lumrah juga disebut Agni hotra. Menelisik lontar mayoritas masyarakat Bali percaya, Mpu Sidimantra yang lama tak punya anak, akhirnya dengan doa doa melalui Homa kemudian lahir Manik Angkeran. Selain itu, ada juga bukti fisik lainnya, keberadaan situs kunda vedi di beberapa pura di Gunung Kawi, di Kehen, Hyang Api , Tamba Waras, di suatu pura di Kecamatan Banjarangkan.
Setelah ada musinah, homa distop pasca terjadi kebakaran saat ritual di kerajaan Gelgel yang saat itu diperintah Raja Dalem , karena konstruksi kunda terlalu dekat dengan atap alang alang, sehingga api yang besar membakar atap saat pemerintahan Dalem Waturenggong di abad ke-14. Dan sejak saat itu Homa Yadnya, nyaris selama enam abad vakum dan kembali “menggeliat” sejak 1994, 27 tahun silam, yang kemudian sejak 2012 menggunakan lembaga Veda Poshana Ashram. Melalui VPA kepemimpinan , Ketua - Sekum, Sri Bhagawan Yogananda- Acharya Suvira Premananda, banyak prestasi lahir menguatkan interaksi kelembagaan VPA. Bukan saja sempat melakukan Maha Shanti Puja 2019 di Lombok, Mahashanti XIV di Daerah Jawa Barat, dan Klaten Jawa Tengah 2022, menggelar Seminar Nasional Pengabenan Siva Sumedang, Membuat Pedoman Garis Perguruan - Sila Krama Asevaka Guru- Gayatri Savitri Brahmarishi Wiswamitra, membuat Website Media 7 Sat Sangha VPA , menjalin kerja sama dengan berbagai organisasi Dvipantara Samskertam, Prajaniti hingga Gayatri Varivara di Haridwar, Uttarpradesh India Utara, mendukung PHDI Pusat Resmi. Banyak hal hal konstruktif dilakukan sebagai bagian seva, kerja sosial dan interaksi positif dan konstruktif, melalui payung Organisasi VPA.
Introspeksi
Eksistensi, Organisasi VPA sudah sangat diperhitungkan. Sayangnya oleh beberapa kalangan keberadaan VPA dipandang sebelah mata, bahkan “rival” dengan apresiasi tak konstruktif. Padahal masyarakat Bali meyakini kita berasal dari treh sama Sang Hyang Pasupati, masyarakat Bali juga percaya dalam pesemetonan paling jauh mindon bahkan misan. Artinya dalam relasi antar semeton kita di Bali saling pekedek, pekenyung, menganut salah satu shubasita mahawakya Weda, “tat twan asi” dalam interaksi , dan juga meyakini “Vasudaiva Khutumbhakam” kita semua keluarga dan bersaudara. Kebersamaan sikap paras, paros sarpanaya salumlum sabayantaka, asah asih asuh wangi bersama menyambut ayu ayuning bhuana lan gemah ripah loh jinawi, selalu bersikap dan memegang nilai kebajikan, sebagaimana menerima saudara Jawa dan juga tourist hadir di Bali.
Namun, realitasnya justru VPA selalu dibully, didiskreditkan, dicari cari kesalahannya.
Di era kurang kondusif, segenap anggota VPA perlu melakukan introspeksi ke dalam tetap menjaga sikap damai dan penuh kasih, rendah hati. Agar apa yang dilakukan sesuai dengan aturan, regulasi organisasi. Sebab di era sangat sensitif sekarang ini, berbuat benar saja dipersalahkan. Apalagi, kita menyimpang. Karena itu agar kita tak selalu menjadi bulan bulanan pihak yang memandang sebelah mata keberadaan VPA, maka kita wajib selalu berbuat baik, bijaksana , jangan pernah melenceng dari regulasi maupun hukum positif yang berlaku dan dijadikan panduan bernegara di negara RI yang kita cintai ini. Kita sangat cinta Bali, daerah kelahiran kita. Kita juga sangat mencinta negara kita. Dan sama sekali tidak ada dalam pikiran, perkataan dan tindakan, mendesain lelaku penyimpangan terkait segala aturan, empat pilar negara Pancasila, UUD, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI, yang mengikat kita bersama satu bahasa, bangsa dan negara Indonesia.
Karena itu, sejatinya eksistensi VPA bukanlah sebagai pesaing, melainkan murni dengan hati tulus, inggih ngayah kepada “semeton” Hindu semua, dan juga mewujudkan tujuan Agama kita Atmanam Moksartham Jagadhita Ya Ca Ity Dharma- , berjalan bersama dalam satu visi, missi luhur dan suci, sesuai Veda bersama 200 Pandita, melakukan seva, ngayah menjawab tantangan hidup yang sangat komplek di era milenal dan generasi 5.0, , dengan shadana mardhava - sederhana, pure sesuai regulasi Veda, dan mantra mantra Veda.
Ngayah Tradisi
Sejatinya,tidak perlu ada dikotomi Sulinggih Veda Poshana Ashram(VPA) dan Sulinggih lainnya karena sistem Diksa yg ditempuh sama baik tahapan tahapannya,aturan pelaksanaan serta Tupoksinya.VPA adalah sebuah kelompok belajar Weda.Dengan demikian Pandita VPA bukan saja siap melakukan Homa karena itu merupakan ikonnya yang terus dijaga secara konsisten. Pandita VPA dengan ketulusan siap dan disiapkan melayani umat dengan cara cara tradisi Bali. Alasannya, Pandita VPA telah menjalankan penyucian komplit yakni Diksa,Ngelinggihang Weda dan Mapulang Lingga.Loka Pala Sraya, setelah diksa pariksa dari PHDI, dilanjutkan mediksa , lanjut prosesi Ngelinggihang Weda dan Mapulang Lingga. Jadi dengan “SIM” atau kompetensi sesuai acuan PHDI, Pandita VPA sangat siap ngayah memimpin,muput upacara tradisi seperti semua jenis dan bentuk Panca Yadnya(Dewa,RSI,Manusa,Butha dan Pitra Yadnya) Ngaben,Ngeroras, Pawiwahan, Pujawali, dan Rsigana,Tawur, mebayuh termasuk metransformasi generasi baru “ngembas, melahirkan nanak, manjalankan, melakukan prosesi Diksa, Ngelinggihan Weda dan Mapulang Lingga. Selain di bidang upacara, juga senantiasa meningkatkan pengetahuan Weda/ Sansekerta dengan bekerjasama dengan Dvipantara Samskertam , lembaga umat lainnya Prajaniti, PHDI termasuk Gayatri Varivara di India.
Paropakarah Punyanya ….
Setelah perjalanan dengan aneka resistensi yang telah dilalui VPA dengan baik hingga 2023. Perlu kiranya di tahun 2023 dan seterusnya VPA, membuat langkah langkah tetap dalam koridor persuasif, tetap harmonis dengan berbagai pihak, kita strike menjalankan garis organisasi, perguruan, sehingga langkah langkah dinamis kita, jangan sampai membuat banyak pihak memberikan penilaian, persepsi kontra produktif jika enggan disebut negatif. Mari dengan kesungguhan hati, ketulusan, dan jiwa murni, kita tetap ngayah dengan tanpa orientasi capital, tetap membuat orang lain bahagia , agawe sukaning wong len, atau dalam bahasa nya Maharishi Wyasa, “Paropakarah punyanya papaya parpeedanam” itulah intisari dari 18 Purana, yang maksudnya selalulah membantu dan jangan pernah menyakiti. Nah demikian sebagai ajakan kita bersama membangun tumbuh dan berkembangnya VPA kita yang tercinta. Terakhir sedikit klarifikasi soal fitnah tidak berdasar yang beberapa kali ditujukan kepada Veda Poshana Ashram antara lain:
Kasus Sulinggih yg terlibat pelecehan di penglukatan Tampaksiring yang kasusnya SDH diputus pengadilan dibilang Sulinggih VPA. Kasus Dulang dibilang sulinggih VPA.
Kasus viral di fb dengan adegan mesra ciuman di dituduhkan ke VPA
Terbaru kasus video asusila sulinggih di Buleleng dibilang Sulinggih VPA.
Ternyata satupun yg tituduhkan itu tidak terbukti melibatkan sulinggih yang embas di VPA. Karena itu, pastinya hal itu bukanlah yang dilakukan sulinggih tradisi yang ikut bergabung di VPA.
Kita jadi maklum dengan segala usaha pembunuhan karakter, terhadap organisasi ini tiada lain bertujuan “membungkam proses penyadaran”.
Satyam eva jayate. Semoga senantiasa eksistensi VPA selalu kita menjadi lebih baik.Selamat Th Baru Caka 1945 dan Selamat menjalankan Catur Brata Penyepian. Om shanti Shanti Shanti Om.
Denpasar,20 Maret 2023.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar