(anugrah Bhatara Dalem)
==========================================
Lontar Bhuana Kosa sebagai teks rujukan Siwa Siddhanta Tertua di Nusantara bab VII sloka 2-3 menyebutkan ada lima sarana yan dapat digunakan sebagai SOCA yaitu upaya pembersihan bhatin. Meliputi PATRA (dedaunan), PERTIWI (tanah), JALA (air), BHASMA (abu suci), JNANA (pengetahuan suci).
JALA (unsur air) sebagai sarana (soca) pembersihan diri memiliki beragam jenis meliputi TOYA SEGARA (air laut), TOYA DANU (air danau), TOYA CAMPUHAN (pertemuan air dari sungai berbeda), TOYA SUMUR (air sumur), TOYA PANCORAN (air pancuran), TOYA TABAH (air sungai), TOYA BULAKAN (air menggenang) TOYA CARIK (air sawah).
TOYA CARIK atau TOYA UMA sangat penting digunakan sebagai sarana SOCA (pembersihan diri). Bahkan ada kisah seorang pendeta yang membuat Tirta Pangentas (air suci pembebas roh) dari air sawah, karena diragukan oleh yang nunas (memohon) tirta kemudian menyiramkan pada bangkai anjing. Ajaib, bangkai anjing tiba-tiba hidup seperti semula. Kisah kesaktian tirta dari air sawah ini popluer di wilayah desa Tegalalang, Gianyar.
Lontar Tutur Gong Besi menguraikan bagaimana manifestasi Bhatara Dalem berevolusi diwilayah berbeda dengan nama berbeda.
=========================================
“sah ida saking pangkung tukad, malinggih ida ring gaga sawah, dadi Ida Bhatari Uma, nga” (tutur Gong Besi). Artinya Beranjak beliau dari jurang dan sungai, berstana beliau di tegalan dan sawah, berwujud Bhatari Uma”
=========================================
Tutur Gong Besi menjelaskan bahwa SAWAH itu adalah tempat SUCI, air yang mengalir dari sawah tiada lain adalah manifestasi Bhatara Dalem sebagai Bhatari Uma.
Lalu pada berbagai teks lontar yang memuat upaya Soca (pembersihan batin) ada porsesi PANGLUKATAN (ruwatan) yang dilakukan disawah diiringi mantra khusus yang disebut UMA-GEMANA.
=============================
Arochana-subhamastu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar