Rabu, 07 Juni 2023

Banten adalah tata cara yadnya yang berakar pada Tantra

 


Banten adalah tata cara yadnya yang berasal dari jaman dahulu dan berakar pada Tantra [kekuatan dalam diri]. Tata cara yadnya dibawa oleh Maharsi Agastya dan Maharsi Markandeya, disesuaikan dengan keadaan dan situasi lokal. Seiringnya waktu banten ini terus dikembangkan oleh orang-orang suci lokal seperti Mpu Sangkulputih, Mpu Jiwaya, Danghyang Nirartha, dll.
Yantra [simbolis] mewujudkan simbol-simbol suci misalnya ke alam semesta, kesadaran, para dewa-dewi, dll. Selaras dengan isi Lontar Yadnya Parakerti bisa disimpulkan bahwa banten adalah simbol mistik yang berfungsi sebagai kanal [saluran] penghubung dengan para dewa-dewi dan Brahman. Simbolis banten diwujudkan dalam tata letak perpaduan warna, bunga-bunga, biji-bijian dan unsur lainnya dalam banten.
Banten merupakan mantra yang diwujudkan dalam bentuk fisik, tujuannya agar lebih kuat sehingga apa yang diharapkan dapat lebih mudah terwujud. Seperti di salah satu upakara banten yang termuat yaitu:
– Sesayut Pageh Tuwuh, perwujudan mantra:
"Om taccaksura dewahitam sukram uccarat, pasyema saradah satam, jiwema saradah satam"
[Brahman dan para dewa-dewi, semoga sepanjang hidup hamba selalu melihat mata-Mu yang bersinar].

– Daksina, perwujudan Gayatri Maha Mantram:
"Om bhur bwah swah, tat sawitur warenyam, bhargo dewasya dimahi, dhiyo yo nah pracodayat"
[Kami bermeditasi kepada cahaya realitas maha suci, yang merupakan dasar dari 3 macam alam semesta. Semoga pikiran kami dicerahkan].
- Byakala Dhurmanggala, perwujudan mantra:
"Om wiswani dewa sawitar, duritani para suwa, yad bhadram tanna a suwa"
[Brahman sebagai cahaya realitas maha suci, jauhkanlah segala energi jahat dan berkahi kami dengan yang terbaik].
- Sesayut-canang pengraos, perwujudan mantra:
"Om a no bhadrah krattawo yantu wiswatah"
[Semoga pikiran yang mulia datang dari segala arah].
- Sesayut Pageh Urip, perwujudan Maha Mretyunjaya Mantra:
"Aum tryambakam yajamahe, sugandhim pusti-wardhanam, urwarukam iwa bandhanan, mrtyor muksiya mamrtat"
[Kami memuja Dewa Siwa, yang penuh welas asih, yang wanginya memelihara semua mahluk. Semoga kami dibebaskan dari alam kematian menuju pembebasan. Laksana ketimun masak yang sangat mudah melepaskan diri dari tangkai yang mengikatnya]..




Tidak ada komentar:

Posting Komentar