Caru artinya (kemBali) 'harmonis', teknik merubah sifat energi bhuta menjadi dewa (nyomia).
Caru bisa dengan korban binatang bisa juga tanpa korban hewan.
Sarana nyomia tanpa membunuh binatang. Tentu teknikal beda, mantra beda, sarana Banten beda, juga kemampuan, kompetensi, sertifikasi profesional pemuput/sulinggihnya harus mumpuni.
Agar ritual caru tanpa membunuh binatang berjalan sesuai harapan sang yajamana.
JEJAK TANTRA PADA RITUAL di BALI
Tantra adalah perubahan energi bergejolak menjadi tenang, damai dan harmoni atau
kemampuan pengelola energi yang mumpuni (Rajayoga).
Jejak tantra dalam ritual di Bali yi pengejahwantahan filsafat yg supralinguistik melalui sadhana massal yang praktis untuk mencapai tujuan dari filosofi
Proses 'somya' pada ritual bhuta yajnya yakni merubah sifat energi dari yang ganas, kasar dan rajas ( bhuta ) menjadi sifat yang halus, tenang dan satwika ( dewa ).
Ritual ini adalah wujud kontemplasi bathin para manggala (terutama pemuput upacara) didalam tubuhnya, yang mampu memproses dan memancarkan cahaya energi tantranya pada saat mentransformasikan energi bhuta menjadi dewa ( soma ya ).
Pada saat proses penyebrangan roh binatang (pengaskara-an) terjadi pengelolaan tubuh hewan caru, yang rohnya sudah tidak ada digunakan sebagai tubuh baru bagi para roh gentayangan yang bersifat ganas, kasar dan rajas tersebut dirubah menjadi dewa.
Caru alit pisan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar