Jumat, 24 Mei 2024

Bhuta Basang-basang

 


Bhuta Basang-basang, adalah salahsatu mahkluk halus dalam kepercayaan masyarakat Bali yang dikenal cukup menyeramkan, dan juga menjijikan, Dalam bahasa Bali kata "Bhuta" bisa diartikan sebagai mahkluk halus, dan "Basang-basang" berarti usus, sesuai dengan namanya wujud hantu ini berupa bentangan usus atau organ dalam manusia, di Jawa mahkluk halus ini dikenal dengan sebutan Memedi Usus.
Di Bali, mahkluk halus ini memiliki dua versi wujud, yang pertama berwujud bentangan usus manusia yang berjalan menggeliat seperti ular, serta meninggalkan jejak darah ditanah, dan yang kedua berwujud mahkluk halus yang terdiri dari kepala yang menyeramkan dan organ dalam yang menggantung. Bhuta Basang-basang suka menghuni rumpunan pohon bambu dan juga mengemban tugas sebagai "Ancangan Setra" yaitu penjaga kuburan, hal ini tak lepas dari asal-usul terciptanya sang hantu usus ini.
Menurut beberapa lontar kuno di Bali, ketika Dewi Parwati murka menjadi Dewi Durga, beliau menggunakan usus mayat sebagai selendang, dan tengkorak sebagai tasbih, Dewi Durga pun mengubah seluruh isi kuburan menjadi mahkluk halus yang dijadikan sebagai pengikut beliau, dari mayat yang ususnya terurai dan selendang usus beliau, terciptalah sesosok mahkluk halus yang dikenal sebagai Bhuta Basang-basang yang ditugaskan menjadi penjaga kuburan bersama mahkluk halus serupa lainnya.
Bhuta Basang-basang sangat jarang menampakan dirinya kepada manusia, kecuali orang tersebut berbuat yang tidak benar sebelumnya atau berbicara kotor saat melintasi tempatnya ia tinggal.


Mantra memohon anak keturunan.

 


Masalah kelahiran, kehidupan, dan kematian semuanya di tangan Hyang Widhi.
Manusia hanya bisa memohon ke hadapan Hyang Widhi.
Untuk itu perlu diketahui bahwa kelahiran dalam Agama Hindu berarti re-inkarnasi roh leluhur.
Roh leluhur bisa ber-reinkarnasi bila sudah suci, yaitu sudah di aben-nyekah dan mepaingkup.
Cobalah ditanyakan apakah para leluhur sudah diaben atau belum atau masih banyak yang belum di-aben.
Bila demikian halnya ini satu unsur penyebab.
Saran ini tentu atas asumsi bahwa anda sudah berkonsultasi dengan dokter dan tidak ada masalah dengan kesehatan.
Lakukan Puja Trisandya dan Kramaning Sembah/persembahyangan terus menerus secara intensif untuk mohon dikaruniai putra.
Mantra Memohon Putra - Anak Keturunan
Berikut ini rekomendasi Ritual sembahyang yang disarankan untuk memohon anak keturunan
PERTAMA,
Awali setiap sembahyang dengan Puja Trisandya
KEDUA,
Ucapkan doa Mantram ini dapat diucapkan setelah Puja Trisandya: "Om Brhatsumnah Prasavita NivesanoJagatah Sthaturubhayasya Yo VasiSa No Devah Savita Sarma Yacchatvasme Ksayaya Trivarutham Amhasah Om Ayu Werdi Yaso Werdi Werdi Prajnyam Suka Sryam Dharma Santana Werdisyat Santute Sapta Werdayah Om Dirgayur Astu Tat Astu Astu Swaha"
Artinya:
Hyang Widhi yang memberi kehidupan kepada alam dan menegakkannya, yang mengatur baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, semoga memberikan karunianya kepada kami keturunan dan ketentraman hidup dan kemampuan untuk menghindari kekuatan jahat.
Hyang Widhi, berkatilah kami dengan kebahagian, usia panjang, kepandaian, kesenangan, jalan Dharma, dan keturunan. Semoga terkabul Oh, Hyang Widhi.

KETIGA,
Lakukan Kramaning sembah seperti biasanya.
KEEMPAT,
Berusahalah selalu menolong/membantu orang tua, terutama ibu (baik ibu mertua maupun ibu kandung), berusaha selalu menyenangkan hatinya dan usahakan selalu "melakukan padasewanam" (menyentuh kakinya atau duduk dibawah kaki seorang ibu.

 

Kamis, 23 Mei 2024

KARMA ITU ADA DAN TANPA SALAH SASARAN, DIA BERJALAN BERSAMA WAKTU

 



Kehidupan manusia baik dan buruk adalah akibat dari perbuatan manusia itu sendiri. Apa yang kita tanam itulah yang kita petik.
Tidak mungkin kita menanam jagung akan tumbuh padi.
Seperti pepatah Bali yang mengatakan bahwa jagung ditanam jagung dipetik, padi ditanam padi dituai. Jika tidak berbuat baik, mana mungkin akan mendapatkan kebaikan dari orang lain.
Maka dari itu kita tidak perlu mendengarkan omongan di luar, karena cara pandang masin-masing oranhberbeda.
Ada yang diam-diam membicarakan kita di belakang.
Ada yang benci lalu mencaci maki.
Ada yang sindir menyindir dengan emosi atau hal buruk lainnya.
Kita tidak usah risaukan itu.
Dibenci tak perlu balik membenci.
Dihina tak perlu balik menghina.
Diomongin tak perlu ngegosip.
Sebaiknya kita pura-pura tidak tau dan terus berbuat kebaikan selama tidak merugikan orang lain.

Jangan bersedih dan dendam pada orang yang menghina dan memfitnahmu dengan suatu alasan di luar apa yang kamu lakukan
Sesungguhnya orang yang menghina dan memfitnahmu sedang bekerja mengurangi karma burukmu, untuk menjadi bagian dari karma buruknya.
Ada penyakit tentu ada penyebabnya, demikian pula penderitaan itu, pasti ada sebab musababnya. Tetapi kita harus yakin bahwa penyakit atau penderitaan tersebut pasti dapat diatasi.
Seseorang tidak bisa menghindari hasilperbuatannya.
Apakah baik atau pun buruk, sehingga seseorang tidak boleh iri jika melihat orang lain hidupnya bahagia atau lebih baik. Demikian pula sebaliknya, seseorang tidak perlu menyesali nasibnya, karena apa yang ia terima merupakan tanggung jawabnya.
Ini harus disadari, bahwa penderitaan di saat ini adalah akibat dari perbuatan kita sendiri, baik yang sekarang maupun yang telah lampau. Namun kita harus sadar pula bahwa suatu saat penderitaan itu akan berakhir asal kita selalu berusaha untuk berbuat yang baik.
Perbuatan baik yang dilakukan saat ini akan memberikan kebahagiaan baik sekarang maupun pada masa yang akan datang. Jelasnya, dengan itu seseorang tidak perlu sedih atau menyesali orang lain karena mengalami penderitaan dan tidak perlu sombong karena mengalami kebahagiaan, karena hal itu adalah hasil karma.
Satu hal yang perlu diingat, bahwa hukum karmaphala itu tidak terlepas dari kekuasaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Tuhanlah yang menentukan pahala dari karma seseorang. Beliaulah yang memberi ganjaran sesuai dengan Hukum Karma.
Bila kita bersabar tuhan akan mengijinkanmu melihat orang itu menikmati hasil perbuatannya pada kita...
Biarkan karma bekerja dengan aturan mainnya
Tanpa perlu campur tanganmu untuk membalasnya...
Jadilah diri kita sendiri,jadilah pribadi yang baik dan terus meneruslah berbuat baik

Senin, 20 Mei 2024

ASTA KOSALA KOSALI

 


📝 Kitab Pengetahuan tentang Arsitektur Tradisional Bali
📝 Prasasti Bebetin 896 Masehi
Astakosala-astakosali merupakan pengetahuan arsitektur tradisional Bali. Astakosala-kosali berisi pengetahuan tentang ajaran hakikat seorang arsitek (undagi)
Hal-hal yang harus diketahui dan dipatuhi oleh undagi, dewa pujaan seorang undagi (Bhatara Wiswakarma), ukuran-ukuran (sikut) yang digunakan dan dijadikan pedoman dalam melakukan kerja arsitektur, teknik pemasangan bahan bangunan, tata cara mengukur luas bangunan, jenis-jenis bangunan tradisional Bali, ajaran mengenai hubungan seorang undagi dengan pekerjaan dan kewajibannya terhadap Tuhan, jenis-jenis kayu yang layak dijadikan bahan bangunan, sesajen yang digunakan dalam mengupacarai bangunan, serta mantra-mantra yang wajib digunakan seorang undagi (arsitek tradisional Bali).
Astakosala-kosali memiliki tradisi sejarah yang panjang. Astakosala-kosali sebagai pengetahuan arsitektur tradisional Bali telah dikenal pada abad ke-9. Hal ini dibuktikan berdasarkan data Prasasti Bebetin berangka tahun 818 Saka (896 M). Pada saat itu, di Bali telah dikenal ahli arsitektur tradisional Bali yang disebut Undagi.
Asta Kosala Kosali, merupakan pengetahuan arsitektur tradisional Bali yang berisikan tentang cara penataan lahan untuk tempat tinggal dan bangunan suci. Penataan bangunan biasanya menggunakan anatomi tubuh manusia (dalam hal ini pemilik rumah atau pekarangan). Pengukuran didasarkan pada ukuran tubuh, tidak menggunakan satuan internasional, antara lain:
1. Acengkang/alengkat : diukur dari ujung telunjuk sampai ujung ibu jari tangan yang direntangkan)
2. Agemel : diukur keliling tangan yang dikepalkan
3. Aguli : diukur ruas tengah jari telunjuk
4. Akacing : diukur pangkal sampai ujung jari kelingking tangan kanan
5. Alek : diukur pangkal sampai ujung jari tengah tangan kanan
6. Amusti : diukur ujung ibu jari sampai pangkal telapak tanga yang dikepalkan
7. Atapak batis : diukur sepanjang telapak kaki
8. Atapak batis ngandang : diukur selebar telapak kaki
9. Atengen Depa Agung : diukur dari pangkal lengan sampai ujung jari tangan yang direntangkan
10. Atengen Depa Alit : diukur dari pangkal lengan sampai ujung tangan yang dikepalkan
11. Auseran : diukur dari pangkal ujung jari telunjuk yang ditempatkan pada suatu permukaan
12. Duang jeriji : diukur lingkar dua jari (jari telunjuk dan jari tengah yang dirapatkan)
13. Petang jeriji : diukur lebar empat jari (telunjuk, jari tengah, jari manis, kelingking) yang dirapatkan
14. Sahasta : diukur dari siku sampai pangkal telapak tangan yang dikepal
15. Atampak lima : diukur selebar telapak tangan yang dibuka dengan jari rapat
👉 IMPLENTASI ASTA KOSALA KOSALI
📝 Pemilihan Tanah Untuk Membangun
Tanah yang dipilih untuk lokasi membangun perumahan diusahakan tanah yang miring ke timur atau miring ke utara, pelemahan datar (asah), pelemahan inang, pelemahan marubu lalah(berbau pedas).
Tanah yang patut dihindari sebagai tanah lokasi membangun perumahan adalah :
1. karang karubuhan (tumbak rurung/ jalan),
2. karang sandang lawe (pintu keluar berpapasan dengan persimpangan jalan),
3. karang sulanyapi (karang yang dilingkari oleh lorong (jalan)
4. karang buta kabanda (karang yang diapit lorong/ jalan),
5. karang teledu nginyah (karang tumbak tukad),
6. karang gerah (karang di hulu Kahyangan),
7. karang tenget,
8. karang buta salah wetu,
9. karang boros wong (dua pintu masuk berdampingan sama tinggi),
10. karang suduk angga, karang manyeleking dan yang paling buruk adalah
11. tanah yang berwarna hitam- legam, berbau “bengualid” (busuk)
Tanah- tanah yang tidak baik (ala) tersebut di atas, dapat difungsikan sebagai lokasi membangun perumahan kalau disertai dengan upacara/ upakara agama yang ditentukan, serta dibuatkan palinggih yang dilengkapi dengan upacara/ upakara pamarisuda.
Perumahan Dengan Pekarangan Sempit, bertingkat dan Rumah Susun.

📝 Penataan Berdasarkan Kondisi
a. Pekarangan Sempit.
Dengan sempitnya pekarangan, penataan pekarangan sesuai dengan ketentuan Asta Bumi sulit dilakukan. Untuk itu jiwa konsepsi Tri Mandala sejauh mungkin hendaknya tercermin (tempat pemujaan, bangunan perumahan, tempat pembuangan (alam bhuta).
Karena keterbatasan pekarangan tempat pemujaan diatur sesuai konsep tersebut di atas dengan membuat tempat pemujaan minimal Kemulan/ Rong Tiga atau Padma, Penunggun Karang dan Natar.
b. Rumah Bertingkat.
Untuk rumah bertingkat bila tidak memungkinkan membangun tempat pemujaan di hulu halaman bawah boleh membuat tempat pemujaan di bagian hulu lantai teratas.
c. Rumah Susun.
Untuk rumah Susun tinggi langit- langit setidak- tidaknya setinggi orang ditambah 12 jari. Tempat pemujaan berbentuk pelangkiran ditempatkan di bagian hulu ruangan.
📝 Tata Letak Dalam Membangun
Ketika rancangan rumah sudah selesai, dalam proses membangun rumah ada beberapa hal yang bisa menjadi patokan agar rumah lebih bersinergi positif. Yaitu sebagai berikut:
1. Bangunan yang terletak di timur,lantainya lebih tinggi sebab munurut masyarakat bali selatan umumnya,bagian timur dianggap sebagai hulu(kepala)yang disucikan. Dari segi fengshui pun mengatakan dengan tatanan seperti sinar matahari tidak terlalu kencang,dan air tidak sampai ke bagian hulu sehingga memberikan energi yang lebih positif. Bagunan yang cocok untuk ditempatkan diareal itu adalah tempat suci keluarga yg disebut merajan atau sanggah.
2. Dapur diletakan di arah barat (barat daya) dihitung dari tempat yang di anggap sebagai hulu (tempat suci) atau di sebelah kiri pintu masuk areal rumah, karena menurut konsep lontar Asta Bumi,tempat ini sebagai letak Dewa Api.
3. Sumur ato lumbung tempat penyimpanan padi jika bisa diletakan di sebelah timur atau utara dapur atau juga di sebelah kanan pintu gerbang masuk rumah karena melihat posisi Dewa Air.
4. Bangunan balai bandung (tempat tidur) diletakan diarah utara,sedangkan balai adat atau balai gede ditempatkan disebelah timur dapur dan diselatan balai bandung. Bangunan penunjang lainnya diletakkan di sebelah selatan balai adat
📝 Penentuan Pintu Masuk
Selain menemukan posisinya yang tepat untuk menangkap dewa air sebagai sumber rejeki ukuran pintu masuk juga harus diatur. Jika membuat pintu masuk lebih dari satu,lebar pintu masuk utama dan lainya tidak boleh sama.
Termasuk tinggi lantainya juga tidak boleh sama. Lantai pintu masuk utama (dibali berbentuk gapura/angkul – angkul) harus dibuat lebih tinggi dari pintu masuk mobil menuju garase.jika dibuat sama akan memberi efek kurang menguntungkan bagi penghuninya bisa boros atau sakit-sakitan.Akan sangat bagus bila di sebelah kiri (sebelah timur jika rumah mengadap selatan) diatur jambangan air (pot air) yang diisi ikan.
Asta Kosala Kosali merupakan konsep tata ruang tradisional Bali berdasarkan konsep keseimbangan kosmologis (Tri Hita Karana), hirarki tata nilai (Tri Angga), orientasi kosmologis (Sanga Mandala), ruang terbuka (natah), proporsional dengan skala, kronologis dan prosesi pembangunan, kejujuran struktur dan kejujuran pemakaian material.
Apabila dimensi dan ukuran bangunan proporsional sesuai skala ukuran tubuh pemilik rumah disertai dengan ritual upakara dan hari baik maka dipercaya akan terjadi keseimbangan kehidupan penghuni rumah dengan lingkungan di sekitar pekarangan.
👉 Asta Kosala Kosali memiliki makna filosofis yang tinggi bagi masyarakat Bali, yang merupakan konsep tata ruang tradisional Bali yang berdasarkan pada :
1. konsep keseimbangan kosmologis (Tri Hita Karana : Parhyangan, Pawongan, dan Palemahan),
2. hirarki tata nilai (Tri Angga: Utama Angga, Madya Angga, Nista Angga),
3. orientasi kosmologis (Sanga Mandala),
4. ruang terbuka (natah),
5. proporsional dan skala,
6. kronologis dan prosesi pembangunan,
7. kejujuran struktur dan
8. kejujuran pemakaian material.
Hal-hal tersebut diatas merupakan pijakan bagi masyarakat Bali dalam melaksanakan pembangunan karena kepercayaan masyarakat bahwa berpedoman pada konsep pengetahuan Asta Kosala Kosali dalam membuat bangunan (pemilihan lahan, pemilihan bahan, menentukan dimensi dan ukuran bangunan proporsional sesuai skala ukuran tubuh pemilik rumah disertai dengan ritual upakara dan hari baik) maka dipercaya akan terjadi keseimbangan kehidupan penghuni rumah dengan lingkungan di sekitar pekarangan.

 

Pantangan Suami Saat Istri Sedang Hamil Menurut hindu

 


Pantangan Suami Saat Istri Hamil Secara Umum
Pada umumnya pantangan yang tidak boleh dilakukan bagi suami yaitu :
Menjelekkan, menghina, merendahkan orang lain
Menyiksa binatang
Makan atau minum berlebihan apalagi sampai mabuk
Berjudi
Pantangan Hamil Dalam Kanda Pat Rare
Pantangan Suami Saat Istri Sedang Hamil Dalam ajaran Kanda Pat Rare yaitu :
Tidak membangunkan istri yang sedang tidur.
Tidak melangkahi (ngungkulin) istri yang sedang tidur
Pada saat istri yang sedang hamil itu lagi makan, dilarang anglawatin (membayangi dengan bayangan badan) terhadap nasi atau makanan yang sedang dimakannya.

Dalam ajaran kanda pat rare diyakini bahwa, perkembangan bayi berkaitan dengan penstanaan para dewa di tubuh bayi, demikian juga para leluhur mulai berhubungan dengan bayi anda. Sehingga untuk menghormati beliau yang sedang berhubungan dengan pembentukan bayi dalam kandungan, hendaknya suami menghormatinya dengan cara tidak melangkahi ataupun membangunkannya dengan mengkejutkan pada saat istri anda tidur.
Pantangan Suami Saat Istri Sedang Hamil Dalam Lontar Eka Pertama
Dalam Lontar Eka Pertama juga dijelaskan hendaknya seorang suami melakukan swadharma agar menurunkan anak yang baik (dharma putra), yaitu tidak diperkenankan:
Membangun rumah
Memotong rambut
Menyelenggarakan pengangkatan anak
Membuat pagar rumah atau pagar ladang
Memperistri wanita lain
Selingkuh
Larangan-larangan berlaku bagi suami tersebut, konon merupakan petuah dari Bhatara Brahma yang disampaikan kepada Bhagawan Bergu.
Apa saja yang sebaiknya dilakukan jika istri sedang hamil?
Menurut Bhuwana Kosa, Wrhaspati Tattwa, dan Mahabharata, adalah sebagai berikut :
Membuat perasaan istri tenang/ damai/ aman/ terlindungi
Melakukan derma (Drwya Yadnya – dana punia)
Rajin sembahyang, bersamadhi, bermeditasi
Membaca Mahabharata
Pada usia kehamilan 7 bulan, adakan upacara megedong-gedongan (kalau mungkin/ bisa) Kalau tidak, sembahyang biasa ditujukan kepada Bhatara Guru (Sanghyang Widhi) mohon keselamatan bayi dan ibunya.
Mengendalikan panca indria, bila mampu berpuasa setiap bulan purnama dan tilem.
Disamping itu, pada saat istri hamil, bila ia sedang makan, hendaknya jangan diajak bicara, apalagi diberi kata-kata kotor, kasar, keras yang membuatnya tersinggung dan sakit hati. Karena, Sang Hyang Urip sedang bersemayam pada orang yang sedang makan.
Itulah sebabnya kemudian muncul mitos yang mengatakan, tidak boleh membunuh orang yang sedang makan, walaupun dia seorang penjahat atau musuh sekalipun. Maka dari itu, bagi suami-istri agar semua pikiran, perkataan dan perbuatan, diarahkan pada ajaran-ajaran kebajikan (dharma), agar terhindar dari malapetaka, baik bagi mereka berdua, maupun anak yang dikandungnya.
Jadi demi keselamatan ibu dan bayi sebaikx mematuhi ajaran yg sudah ada