Rabu, 12 April 2023

Otonan Sepatutnya Dilakukan Seumur Hidup

 


Walau ada yang menggunakan banten seperti tumpeng lima atau tumpeng tiga, namun jika tidak bisa tidak perlu dipaksakan.
Cukup dengan canang sari dan niat yang tulus saja bisa..
Namun jika ingin lebih lengkap Saat melakukan prosesi otonan beberapa masyarakat biasanya menggunakan banten tumpeng lima.
secara umum terdiri dari:
1. Banten Pengambeyan, mengandung makna simbolis memohon karunia dari Ida Sang Hyang Widhi dan para leluhur.
2. Banten Dapetan, mengandung makna simbolis ungkapan terima kasih dan rasa syukur kepada Ida Sang Hyand Widhi karena sudah diberikan kesempatan untuk meniti kehidupan dan selalu dalam perlindungan-Nya.

3. Banten Peras, mengandung makna simbolis memohon keberhasilan dan kesuksesan dari suatu yadnya.
4. Banten Pejati, mengandung makna simbolis rasa kesungguhan hati kehadapan Ida Sang Hyang Widhi dan manifestasinya akan melaksanakan suatu upacara, memohon dipersaksikan, dengan tujuan mendapatkan keselamatan.
5. Banten Sasayut, mengandung makna simbolis memohon keselamatan dan kesejahteraan, dan berkurang serta lenyapnya suatu penyakit.
-Sayut pangenteg bayu adalah sesayut permohonan, agar hidup itu tenang dan tidak masih ragu-ragu dalam menjalani hidup.
-Sayut pageh urip, adalah sesayut permohonan agar orang melakukan upacara, sehat selalu dan mencapai usia panjang.
6. Segehan : simbolis harmonisnya hubungan antara manusia dengan semua ciptaan Ida Sang Hyang Widhi (palemahan)
- Otonan saat bayi sampai tanggal gigi,dilengkapi dengan banten sambutan..
- Dan untuk remaja atau dewasa tidak berisi banten sambutan Tetapi ditambahkan banten sesayut, pageh urip atau sesayut pangenteg bayu..
Untuk yang meoton hari ini..
Dumogi Rahayu, panjang yusa..
cening magelang benang, apang cening mauwat kawat mawalung besi”




Asta Kosala kosali

 


Pentingnya Aturan Tata Letak dan Ruangan dalam Budaya Bali untuk meminimalisir pergerakan alam semesta disebut Asta Kosala kosali..
Kepercayaan masyarakat Hindu Bali jika bangunan memiliki jiwa bhuana agung atau alam makrokosmos), bhuana alit (mikrokosmos) ialah manusia yang menempati bangunan.
Memperoleh keseimbangan maka, bangunan harus harmonis antara manusia dan bangunan yang ditempati..
1.Kosmologi Bali dapat digambarkan secara berurutan adalah Bhur alam semesta tempat bersemayam para dewa.
Bawah alam manusia dan kehidupan harian penuh godaan duniawi berkaitan dengan materialisme. Alam nista menjadi simbolis keberadaan setan dan nafsu selalu menggoda manusia untuk berbuat menyimpang dari dharma disebut Swah.
2. Mengukur Berdasar Anatomi Tubuh Pemilik Hunian
Pengukuran dalam pembangunan rumah Bali tidak menggunakan meteran, melainkan memakai aturan-aturan anatomi tubuh. Seperti tangan, jari, lengan, dan kaki pemilik hunian.
Pengukuran menggunakan anatomi tubuh, seperti ---Musti adalah ukuran atau dimensi ukuran tangan mengepal dengan ibu jari menghadap ke atas.
---Hasta adalah ukuran sejengkal jarak tangan manusia dewasa dimulai dari pergelangan tengah tangan hingga ujung jari tengah terbuka.
---Depa adalah ukuran yang digunakan diantara dua bentangan tangan yang direntangkan dari kiri ke kanan.
---Acengkang atau alengkat dalam mengukur dari ujung telunjuk sampai ujung ibu jari tangan yang direntangkan, dan lainnya.

3. Konsep Tri Angga-Tribuana
Konsep ini bentuk konsistensi tata nilai ruang dan bangunan bisa diwujudkan dengan perletakan bangunan yang beragam.
Pada nilai fungsinya diserasikan dengan struktur hirarki nilai ruangnya.
Diketahui ketinggian lantai disesuaikan dengan nilai fungsi bangunan, sehingga ada keserasian antara nilai ruang dan nilai bangunan.
Konsep Tri Angga mengenai teknik konstruksi dan material terdiri dari nista, madya, dan utama.
---Nista menggambarkan bagian bawah dari bangunan yaitu pondasi dan bahan material dari batu alam gunung dan batu bata.
---Madya sebagai bagian tengah bangunan diwujudkan dalam bangunan dinding, jendela, dan pintu.
---Utama adalah simbol dari bangunan paling atas diwujudkan dalam bentuk atap dan tempat paling suci dari rumah tinggal.
Digambarkan sebagai tempat tinggal dewa atau leluhur. Bahan material atap menggunakan ijuk dan alang-alang, atau sekarang genteng atau asbes.
Konsep ini didasarkan atas konsep geografis alam Bali dengan dua sumbunya, yakni sumbu kosmos dan sumbu ritual atau prosesi.
Gunung yang terletak di tengah-tengah pulau Bali sebagai sumbu kosmos.
Sehingga, membentuk sumbu dengan dua arah, yaitu menuju gunung dan laut.


MELIK ADALAH ANUGRAH DARI IDA SANG HYANG WIDHI

 


Apa itu Melik???
Melik adalah talenta atau kelebihan yang diberikan oleh sesuhunan/leluhur sejak kita lahir untuk di asah agar berfungsi sesuai jalannya..
Melik juga banyak macamnya , salah satunya
Melik Adnyana misalnya diarahkan menjadi seorang pemangku/Balian dan itu akan diproses kedepannya sampai tercapai pemargi yang harus dijalani sebagai pengayah
Melik adalah keistimewaan yang tidak semua orang punya jalan tersebut..
Melik sifatnya sakral dan itu perlu dijaga- dikemit dan diteruskan sampai kita menemukan Melik dan jati diri..
Maka dari itulah yang membawa kita menjadi seorang pengayah entah pemangku, tapakan, Balian juru sapuh atau sesuai proses perjalanan masing2..
Apa Melik Ada Hubungannya Dengan Karma Sebelumnya???
Tentu ada, terkadang anugrah Melik ini turun dari kakek/buyut yang dulunya juga seorang pengayah dan kebetulan dikelahiran saat ini kita yang terpilih, maka mau tidak mau setidaknya Dimulai dari rasa ikhlas dan menerima bahwa kita sudah menjadi bagian dari kehidupannya dulu untuk ditekuni dan dipahami, proses itulah yang akan diasah sesuai jalurnya masing masing

Bisakah Melik Dihilangkan???
Melik adalah anugrah, kalau ditolak kemungkinan akan beresiko, alangkah bagusnya karena kita sudah ditunjuk oleh leluhur sesuhunan luhur, itu merupakan PR bagi kita sebagai umat agar digali dr berproses kedepannya agar menjadi pengayah atau petulung sekala niskala..
Bagaimana ciri orang melik ???
Biasanya akan terlihat oleh orang yg Wikan,atau ada ciri tertentu mengingat Melik banyak macamnya..
Melik biasanya mulai disadari dengan ujian kehidupan yang terasa tidak ada ujung, yang perlu digaris bawahi masalah yang muncul bukanlah hukuman melainkan sebuah peringatan, dalam artian kita diingatkan dengan mengalami masalah atau sakit dll, karena itulah yg akan di gali kedepannya, setelah disadari dan tau akan dirinya Melik, maka Melik itulah yg akan diproses..
Gegodannya pasti ada,namanya meyasa,geng Yasa geng godan dalam setiap pemargi..tentu akan terasa berat,tapi jika sudah dijalani semua akan terasa biasa2 saja..
Sebaiknya orang melik wajib memiliki penuntun yg tepat agar terarah, dengan adanya tuntunan perjalanan sebagai pengayah sehingga tidak rancu kedepannya..
Rangkuman:bali bercerita

Senin, 10 April 2023

Makna Rainan Kajeng Kliwon

 



Makna Rainan Kajeng Kliwon, Alasan Menghaturkan Canang dan Segehan di Hari Keramat Bagi Umat Hindu
Kajeng Kliwon adalah hari yang perhitungannya jatuh pada Tri Wara yaitu Kajeng dan Panca Wara yaitu Kliwon.
Pertemuan antara kajeng dan kliwon diyakini sebagai saat energi alam semesta yang memiliki unsur dualitas bertemu satu sama lainnya.
Rainan Kajeng Kliwon bagi umat Hindu diperingati setiap 15 hari sekali dan dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
- Kajeng Kliwon Uwudan, kajeng kliwon setelah bulan purnama
- Kajeng Kliwon Enyitan, kajeng Kliwon setelah bulan mati atau tilem
- Kajeng Kliwon Pamelastalli, Watugunung Runtuh yang datang setiap 6 bulan sekali

- Kajeng merupakan hari prabhawanya dari Sang Hyang Durga Dewi yang merupakan perwujudan dari Ahamkara yang merupakan manifestasi dari kekuatan Bhuta, Kala dan Durga.
- kliwon merupakan hari prabawanya Sang Hyang Siwa sebagai kekuatan dharma yang merupakan manifestasi dari kekuatan Dewa.
Setiap umat diharapkan melakukan penyucian diri dan bersikap lebih berhati - hati karena kekuatan negatif cenderung lebih besar dari pada kekuatan yang positif.
Sehingga sudah menjadi kewajiban kita sebagai umat Hindu untuk menghaturkan persembahan di merajan, pura dan tempat suci lainnya kehadapan Sang Hyang Siwa dan Sang Hyang Durga Dewi berupa Yadnya atau Banten.
Selain itu juga diwajibkan menghaturkan segehan kepelan, segehan putih kuning, segehan panca warna yang disesuaikan dengan tempat atau keadaan dan kemampuan dari masing - masing umat.
Dengan menghaturkan semua persembahan itu di hari Kajeng Kliwon diharapkan agar bisa mewujudkan keseimbangan alam Niskala dari alam bhuta menjadi alam Dewa...


Melasti upaya penyucian dan pembersihan diri serta alam

 



Melasti merupakan upacara yadnya dalam agama Hindu yang secara umum bertujuan untuk mensucikan diri secara lahir dan batin. Upacara Melasti dilakasanakan setiap 1 tahun sekali, yang merupakan rangkaian dari Hari raya Nyepi di Bali. Melasti dalam sumber Lontar Sunarigama dan Sanghyang Aji Swamandala yang dirumuskan dalam bahasa Jawa Kuno menyebutkan :
Melasti ngarania ngiring prewatek dewata angayutaken laraning jagat, papa klesa, letuhing bhuwana , Artinya : Melasti adalah meningkatkan Sraddha dan Bhakti pada para Dewata manifestasi Tuhan Yang Mahaesa untuk menghanyutkan penderitaan masyarakat, menghilangkan papa klesa dan mencegah kerusakan alam.
Upacara melasti atau melelasti dapat didefinisikan sebagai nganyudang malaning gumi ngamet tirta amerta, yang berarti menghanyutkan kotoran alam menggunakan air kehidupan.
Dalam kepercayaan Hindu, sumber air seperti danau dan laut dianggap sebagai asal tirta amerta atau air kehidupan.

Sumber-sumber air tersebut memberikan kehidupan bagi seluruh makhluk hidup, termasuk umat manusia. Karena itulah, upacara melasti selalu diadakan di tempat-tempat khusus seperti tepi pantai atau tepi danau.
Dalam upacara ini, masyarakat akan datang secara berkelompok ke sumber-sumber air seperti danau dan laut.
Setiap kelompok atau rombongan berasal dari satu kesatuan wilayah yang sama, semisal dari banjar atau desa yang sama.
Setiap rombongan tersebut akan datang dengan membawa perangkat-perangkat keramat peribadahan, yaitu arca, pratima, dan pralingga dari pura yang ada di wilayah masing-masing untuk disucikan.
Setiap anggota masyarakat juga menyiapkan sesajian sesuai kemampuan masing-masing. Sajian ini merupakan bagian dari pelengkap upacara melasti.
Dalam Babad Bali, Melasti, juga disebutkan merupakan rangkaian dari hari raya Nyepi dan Melasti juga disebut juga melis atau mekiyis bertujuan untuk :
Melebur segala macam kekotoran pikiran, perkataan dan perbuatan, serta memperoleh air suci (angemet tirta amerta) untuk kehidupan yang pelaksanaannya dapat dilakukan di laut, danau, dan pada sumber / mata air yang disucikan.
Bagi pura yang memiliki pratima atau pralingga seyogyanya mengusungnya ke tempat patirtan tersebut di atas.
Pelaksanaan secara ini dapat dilakukan beberapa hari sebelum dilaksanakanya tawur kesanga untuk memohon kepada Tuhan untuk kesejahteraan alam lingkungan menjelang pergantian tahun saka...


BANTEN SESAYUT ATAU TATEBASAN Panca Lingga

 



Banten Sesayut atau Tatebasan yang berbeda beda
Disesuaikan dengan upacara yang dilaksanakannya..
Banten Sesayut atau Banten Tatebasan kalau disimak dari arti kata Sesayut, yang berakar dari kata "Sayut" atau nyayut memiliki arti mengharapkan, mendoakan, mensthanakan, dan mengembalikan.
Sedangkan Banten tebasan berakar dari kata "tebas" yg memiliki arti sama dengan sesayut ..
Setiap upacara yang dilaksanakan oleh umat hindu akan menggunakan Banten sesayut yg berbeda2 sesuai dengan harapan dan tujuan upacara yg dilakksanakan, begitu juga dalam upacara dewayadnya akan memakai Banten sesayut sesuai dengan ista dewata yg akan disthanakan atau dipuja, Sesayut digunakan untuk memohon rahayu agar terhindar dari mala dan hambatan buruk sehingga pelaksanaan yadnya dapat berjalan dengan lancar..
Didalam satu wujud bebanten atau upakara terdiri dari TIGA KELOMPOK yaitu..:
√ KELOMPOK BANTEN PENGRESIKAN, PEBERSIHAN, PESUCIAN diantaranya :
1. Banten Biyakaon
2. Banten Durmanggala
3. Banten Prayascita
4. Banten Pengulapan
5. Lis bale gadhing
6. Banten pedudusan
7. Banten dyuskamaligi

√ KELOMPOK BANTEN AYABAN ATAU PERSEMBAHAN diantaranya :
1. Banten ayaban tumpeng lima
2. Banten ayaban tumpeng pitu
3. Banten ayaban tumpeng Siya
4. Banten ayaban tumpeng solas
5. Banten ayaban telulikur (udel kurenan)
6. Banten ayaban maulu pregembal
7. Banten ayaban maulu pragembal Bebangkit
8. Dan catur dan seterusnya.. ( mohon dilengkapi jika Semeton Wenten sane uning malih ngih untuk tingkatan ayaban yg lebih tinggi Malih..🙏
√ KELOMPOK BANTEN SEBAGAI PENGHARAPAN diantaranya ;
1. Banten Sesayut
2. Banten tebasan
Penggunaan Banten sesayut atau tebasan hendaknya disesuaikan dengan upacara yg dilaksanakan..
Jenis jenis Banten sesayut atau tebasan akan dimuat diartikel berikutnya ngih...
Ampura yening Wenten keliru, mohon dikoreksi bersama, postingan ini bertujuan sebagai bahan diskusi, bukan untuk menggurui..
Semoga bermanfaat


Beberapa jenis Banten Tebasan dan Sesayut

 




Banten Tebasan dan Sesayut

dalam upakara Yadnya sering disebutkan adanya banten tebasan dan sesayut. untuk itu, berikut ini dijelaskan beberapa pelutuk banten tebasan dan sesayut, diantaranya:
Sayut pajakerti.
Katur ring kangin, segeh isehan, ulamnia ayam putih pinanggang, tancebin sekar tunjung putih ring tengah muah tancebin kwangen 3 besik, ring elar (kampid ayame) besik, ring ikuh abesik, tulung dadua, ring mata 3 besik.
sesayut sidekarya,
Katur ring klod kangin, segenia kadi sibakan marepat, ditengah nasine pejangin tumpeng cenik, tancebin kwangen 4 sabilang bucu, muncuk tumpenge tancebin sekar tunjung abesik, tulung 2.
Sayut Candra Gni,
Katur ring klod, tumpeng 1, muncuk tumpenge misi dammar, sembenia baan kulit taluh siap, saring dammar (batan damare) tancebin canang marepat genahnia muang sarwa sekar, kwangen 3, bedbedin benang, ulamnia ati, tulung 2.
Sayut sidalungguh,
Katur ring klod kauh, nasi kaya citakan unti, misi cawan, cawane misi nasi apunjung, nasi batan cawane tancebin kwangen 4, nasine ring cawane celekin tunjung bang 1, tulung 2.
Sayut Tirta mertha sari,
Katur ring kauh, Tumpeng 1, masusun, gedah misi toya, sekar tunjung 1, awak tumpenge celekin sarwa sekar, misi kwangen 3, sedah woding (bongkol tumpenge) iwak taluh 1, tulung 2.
Sayut Candi Kusuma,
Katur ring kaja kauh, Tumpeng 1, ring puncak tancebin sekar tunjung 1, Sarnia tancebin gumitir pah 3 genahe, selgan bungane misi kwangen 3, mesadah tumpenge. Tulung 2.
Sayut Ratu Agung,
Katur ring kaja, tumpeng 1, mapuncak taluh bebek lebeng 1, tancebin sekar cempaka 1, sornia tancebin sekar cempaka 4, sornia cancebin sekar maileh, kwangen 4, mesadah tumpenge, tulung 2.
Sayut Tilik Jati,
Katur ring kaja kangin, tumpeng 3 (gede 1 ring arep cenik), tancebin sekar 1, bangkiang tumpeng cenik tancebin sekar ratna meileh, tumpeng gede celekin punggalan ayam 4, sekarnia sudamala, kwangen 2.

Sayut Darma Wiku,
katur ring tengah, sege 3 pulung, majujuk masusun taluh medadar pada 4, muncuk nasine tancebin sekar putih pada 5 katih, iwaknia taluh ayam pada mabesik, bukasem 1, tulung 2.
Sayut prayascita kawi,
katur ring tengah, tumpeng gede 1 cenik 2, muncuk tumpeng gede tancebin kwangen 3 muah matetebus 3: putih, sridatu, sudamala. Tumpeng cenik tancebin sekat, tulung 4.
Sayut Munggah tapa,
katur ring betara akasa, tumpeng 1 muncukne metancep sekar putih, pengawak tumpenge tancebin sarwa sekar putih, iwak taluh siap 1, tulung 2.
Sayut Siapaniloka,
katur ring betara agni, tumpeng 5 bungkul, ditengah gede, ane cenik disisi marepat genahnia, muncuk tumpeng gede misi dammar olih kulit taluh bebek, tulung 2.
Sayut ider buana,
katur ring betari pertiwi, nasinia kaya sibakang abesik, kwangen 4, tancebin sarwa sekar mailehan, ditengah tulung mangga 1, iwak seadane.
Sayut giri kencana manik,
katur ring betara luhuring angkasa, tumpeng agung 1, sekarnia 11 warna, bunge wangi 11, genahnia ring luhur 1, ring muncuk tumpenge taji 4katih, ring betenan bancangan kangin taji akatih, keramaning metanding, dena brahma, muncuk tumpenge tancebin sekar akatih, sornia 11 warna, tulung 11, sedah tubungan 4, caceper sahe daksina, jinah 1100.
Tebasan Ngenteg Linggih,
nasi gempel 1, masusun matumpang, maiter penek (tumpeng) 4, tangkih 4, orti tancebang di rumpenge, tulung sangkur, tipat kukur, kwangen 4, ulam ayam pinanggang, sampian naga sari, sesari 225.
Tebasan Perasita Luwih,
kulit sayut; misi base tampelan, beras, benang, pis bolong, kulit peras 11, don tabia 11, penek meiseh 11, tulung 11, kwangen 11, tulung gede maisi nasi maiseh lan cerawis (wadah uyah), rerasmen, ulam bebek putih maguling, raka – raka, sampian. Soroan alit ( peras, tulung, sesayut), penyeneng lis senjata, payuk prere maisi toya anyar, bungkak nyuh gading mekasturi, tirta sulinggih.