Selasa, 18 April 2023

Legenda Ratu Gede Mas Mecaling

 



Ratu Gede Mas (Ratu Sakti Ring Nusa) adalah salah satu pengawal Jogormanik yang berperan sebagai Bhatara Kala di Pura Dalem Ped Nusa Penida. Tugas yang diemban dari perannya tersebut adalah menghantarkan roh-roh jahat atau atman ke Pura Dalem Kerangkeng. Letak pura tersebut ada di Nusa Penida. Terdapat gua kerangkeng (penjara) di dalam pura tersebut yang berisi meja pengadilan dan sebuah patung Dewa Ganesha.


Pada masa lampau ada seorang pangeran bernama Jumpungan. Ia tinggal di Gunung Kila. Pangeran Jumpungan memilih hidup sebagai pendeta sehingga ia diberi gelar Dukuh. Melalui keahliannya sebagai pembuat perahu, Ia membuat loloan di Nusa Penida dan Ceningan.

Dukuh Jumpungan memiliki istri bernama Ni Puri. Mereka mempunyai putra bernama Merja. Kemudian pangeran Merja menikah dengan seorang gadis bernama Ni Luna yang dikaruniai putra bernama Undur dan putri yang dinamai Dyah Ranggini. Pangeran Undur memperistri Ni Lumi, sementara saudara perempuannya, Dyah Ranggini dinikahi Dalem Sawang. Hasil dari pernikahan Pangeran Undur dengan Ni Lumi, lahirlah seorang putra yang dinamai Renggan.


Pangeran Renggan menikah dengan Ni Merahim dan dikaruniai dua orang anak. Putra dan putri. Putra mereka diberi nama I Gede Mecaling, sementara putrinya dinamai Ni Tole. Pangeran I Gede Mecaling memiliki istri bernama Ratu Ayu Mas Lebur Jagad atau Sang Ayu Mas Rajeg Bumi atau Sang Ayu Mas Meketel. Sementara Ni Tole menjadi permaisuri Dalem Sawang. Ketika Dalem Sawang wafat perantara berperang dengan Dalem dukut, Pangeran I Gede Mecaling menggantikannya menjadi seorang raja.

Pangeran I Gede Mecaling selalu melakukan tapa brata yoga semadhi di Ped. Ia melakukannya dengan senang hati tanpa sekalipun lelah. Pemujaannya ketika yoga semadhi ditujukan kepada Ida Bhatara Ciwa. Dari Swarga Loka Ida Bhatara Ciwa turun ke bumi untuk melihat sosok yang membuat hatinya tersentuh saat melakukan yoga semadhi. Akhirnya, Ida Bhatara Ciwa menganugerahi I Gede Mecaling kesaktian berupa Kanda Sanga.

- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI


Anugrah Kanda Sanga dari Ida Bhatara Ciwa membuat Pangeran I Gede Mecaling berubah menjadi besar nan menyeramka dan mempunyai dua taring yang amat panjang. Apabila Ia bersuara, membuat jagad raya bergetar. Hal itu membuat gempar di Marcapada. Para Dewa yang mendengar hal itu ikut bingung karena tidak ada yang dapat menandingi kesaktian Pangeran I Gede Mecaling, bahkan para Dewata sendiri. Kesaktiannya yang mandraguna berpusat pada taringnya yang panjang. Selain dari taring (caling), Beliau mempunyai kesaktian Catur Sakti.


Melihat hal itu, Ida Bhatara Ciwa yang menganugerahi Kanda Sanga turun ke bumi untuk memotong taring Pangeran I Gede Mecaling. Setelah taringnya dipotong, jagad raya kembali tenteram. Ia kemudian kembali melakukan tapa brata yoga semadhi yang pemujaannya ditujukan kepada Ida Bhatara Rudra. Dengan murah hati Ida Bhatara Rudra turun ke bumi utnuk menganugerahi Pangeran I Gede Mecaling berupa panca taksu. Panca taksu tersebut adalah berikut ini.

  • Taksu balian
  • Taksu Penolak Grubug
  • Taksu Kemeranan
  • Taksu Kesaktian
  • Taksu penggeger

Dengan anugerah berupa panca taksu tersebut, Pangeran I Gede Mecaling memimpin wong Samar dan Babhutan-babhutan yang berada di bumi. Panjak ida sebagai berikut.

  • Sang Bhuta Asu
  • Sang Bhuta Narijana
  • Sang Bhuta Keli
  • Sang Bhuta Bregala
  • Sang Bhuta Sungsang
  • Sang Bhuta Terakas
  • Sang Bhuta Pelor
  • Sang Bhuta Landrang
  • Sang Bhuta Kiram
  • Sang Bhuta Rangsam
  • Sang Bhuta Tiyaksa
  • Sang Bhuta Suwanda
  • Sang Bhuta Kerandah
  • Sang Bhuta Wewerung
  • Sang Bhuta Bebahung

Pangeran I Gede Mecaling diberi wewenang oleh Ida Bhatari Durga Dewi untuk mencabut nyawa manusia yang ada di bumi sebab Bleiau sebagai pengabih utama. Selain itu, Beliau juga diberi wewenang sebagai penguasa samudra. Oleh sebab itu, Ia sering disebut juga sebagai Ida Ratu Gede Samudra.

Ibu Durga Dewi memberi gelar Papak Poleng kepada Pangeran I Gede Mecaling. Sementara istri dari Pengeran, Sang Ayu Mas Rajeg Bumi diberi gelar Papak Selem. Akhirnya Pangeran I Gede Mecaling moksa di Ped, sementara istrinya moksa di Bias Muntig. Sepasang suami istri tersebut sekarang ini diyakini sebagai penguasa di bumi Nusa Penida dan mendapat mandate sebagai penguasa kematian.

Dari situlah akhirnya Pangeran I Gede Mecaling mendapat gelar Sugra Pakulun ‘’Ida Bhatara Ratu Gede Mas Mecaling’’ atau ‘’Ida Bhatara Ratu Sakti Mas Mecaling’’.

Maka umat hindu yang menginginkan umur panjang, selamat, sehat dan lain-lain biasanya melakukan pemujaan kepada Ida Bhatara Ratu Gede Mas Mecaling. Dan berbagai ritual biasanya diadakan agar beliau tidak marah biar Nusa Penida aman dari segala mara bahaya.



https://www.kintamani.id/legenda-ratu-gede-mas-mecaling-dari-bali/



Batara Turun Kabeh






Batara Turun Kabeh adalah upacara yang melukiskan semua Dewa manifestasi Tuhan berkumpul di Balai Pesamuan Agung Pura Besakih dan bersatu untuk memberikan anugerah kepada umatnya untuk menghaturkan bakti kepada Tuhan. Upacara Batara Turun Kabeh ini dilakukan setiap tahun pada Sasih Kedasa.

Saat dilangsungkan upacara Batara Turun Kabeh itu simbol-simbol sakral yang utama yang ada di semua kompleks Pura Besakih itu diusung secara ritual dan distanakan di Balai Pesamuan.

Hal ini menggambarkan bahwa para Dewa bersatu untuk memberikan karunia pada umat sesuai dengan kadar karma dan baktinya. Hal ini sesungguhnya sangat menarik untuk dipahami secara teologi Hindu. (Babad Bali/Ref1).

Adapun tujuan atau suksmaning pelaksanaan karya Ida Bhatara Turun Kabeh dan Penyegjeg Jagat sebagaimana disebutkan dalam sumber kutipan Puncak Karya Betara Turun Kabeh Dan Penyegjeg Jagat Besakih Dipuput 33 Sulinggih, Purnamaning sasih kedasa – Dina Saniscara Umanis Wara bala, 19 Maret 2011 (ref2) adalah untuk memohon kerahayuan dan keselamatan jagat alam semesta (Bhuana AgungBhuana Alit).

Keberadaan Pura besakih selama ini dipercaya oleh seluruh umat Hindu sebagai pusat kegiatan upacara agama, dimana Pura Besakih menurut beberapa sumber disimbolkan sebagai Madyanikang Bhuana – Jagat Raya, Gunung Agung sebagai Lingga Cala Linggih Ida Bhatara Siwa yang bergelar Ida Hyang Putran Jaya sebagai penguasa jagat.

Hal tersebut tersirat dalam Raja Purana Besakih dan beberapa lontar seperti lontar Padma Bhuana, yang mewajibkan umat Hindu ngaturang yadnya di Pura Agung Besakih.






Upakara pada puncak karya untuk di Padma Tiga menggunakan Catur Niri munggah Pebangkit, Pule Kerti, Suci dan uperengga upakara pejangkep seosan. Di sor sanggar tawang juga dilengkapi sarana upakara Dangsil sebanyak 6 buah bertumpang 1,3,5,7,9 dan 11, serta kelengkapan sarad ulam dan sarad sanganan, Bagya Pule Kerti, Pulegembal dsb. Prosesi upakara juga diiringi pementasan Wayang gedogan dan Topeng dari Tengkulak Gianyar, Baris Gede dan rejang Dewa dari Besakih kangin serta tetabuhan Gong Gede, Gong dan Gambang.

Eed upakara puncak karya setelah katur upakara ring sor dilanjutkan dengan pemujaan di pelinggih disertai persembahyangan tahap pertama. Selanjutnya Ida betara tedun Mepurwa Daksina sebanyak 3 kali ngider di Penataran Agung, yang disusul Ida Betara munggah di Peselang katuran upakara jangkep diisi prosesi Pajejiwan, membacakan sloka yang merupakan inti dari pelaksanaan karya, disertai persembahyangan tahap kedua. Setelah itu Ida betara mewali ke pelinggih Pesamuan Agung.


Kamis, 13 April 2023

Gregek Tunggek, Makhluk Gaib di Bali yang Dikenal Suka Menggoda Laki-Laki







Geregek Tonggek atau Regek Tunggek adalah salahsatu jenis mahkluk gaib di wilayah Bali yang cukup menakutkan, Dalam Lontar Purwa Bhumi Kemulan, Sang Bhuta Reregek atau lebih dikenal sebagai Geregek Tonggek adalah mahkluk gaib penjaga perbatasan disetiap Desa di Bali ia juga suka menghuni wilayah Setra (kuburan tempat kremasi mayat), serta dikenal kerap menggoda lelaki.

Banyak versi tentang wujud Geregek Tonggek ini, ada yang mengatakan, Geregek Tunggek berwujud perempuan berwajah cantik sebelah sedangkan wajah bagian sebelahnya lagi hancur, atau berwujud wanita cantik dari jauh baru didekati wajah menjadi sangat seram, yang paling populer adalah wujud wanita cantik dengan lubang membusuk di punggungnya mirip Sundel Bolong namun asal usulnya jauh berbeda.

Dalam sebuah pementasan calonarang yang dengan lakon "Sedah Wong" disebutkan bahwa, Geregek Tunggek sebagai mahkluk yang tercipta dari kemarahan Dewi Durga saat diasingkan di Bumi oleh suaminya, Dewa Siwa, Dewi Durga yang murka lalu menghentakan kakinya di tanah Setra Gandamayu dari semua unsur di setra seperti tanah, batu, api, dan air, bahkan mayat-mayat yang dikubur tercipta berbagai macam mahkluk menyeramkan, Dari mayat perempuan yang semasa hidupnya pernah menjadi korban lelaki terciptalah mahkluk bernama Gregek Tunggek, mahkluk-mahkluk tersebut diperintahkan meneror umat manusia di Bumi.


Gregek Tunggek memiliki wajah yang sangat menyeramkan, karena itu, untuk menggoda lelaki ia menggunakan Ajian Pudhak Sategal agar bisa merubah wajahnya menjadi cantik seperti biadari, walau hanya bisa berubah dalam waktu yang tidak lama. Gregek Tunggek sering menampakan dirinya bila ada orang berniat tidak baik yang melewati wilayahnya, ia juga suka menggoda pria hidung belang dengan berubah wujud dengan menjadi wanita cantik dengan punggung berlubang, Geregek Tonggek juga dikabarkan sering membonceng pengendara motor yang berkendara sendirian pada malam hari.

Banyak versi sih yang mengatakan gimana awal terciptanya hantu ini. Dalam versi pementasan Calonarang, hantu ini diceritakan sebagai mahkluk yang tercipta dari kemarahan Dewi Durga saat diasingkan di Bumi oleh suaminya, Dewa Siwa.

Dewi Durga yang murka lalu menghentakan kakinya di tanah Setra Gandamayu dan dari semua unsur di setra seperti tanah, batu, api, dan air, bahkan mayat-mayat yang dikubur tercipta berbagai macam mahkluk menyeramkan, salah satunya adalah hantu ini, dan selanjutnya mahkluk-mahkluk tersebut diperintahkan meneror umat manusia di Bumi.

Ada juga nih yang menyebutkan dengan versi lainnya, kalau hantu ini tercipta dari dari mayat perempuan yang mati akibat diperkosa atau akibat dianiaya lelaki, itulah mengapa ia sangat membenci lelaki. Laki-laki emang gitu, suka bikin cewek sakit hati, makanya Mz ngga suka sama laki-laki.

Ajian Pudhak Sategal milik Gregek Tunggek Ini bukan ajian sembarangan, karena dengan Ajian Pudhak Sategal ini mampu merubah sosok hantu ini menjadi gadis cantik dan seksi. Sehingga bikin laki-laki menjadi tergoda untuk mendekatinya. Serem juga ya, tapi secantik apa sih setelah menggunakan ajian ini?


Rabu, 12 April 2023

Otonan Sepatutnya Dilakukan Seumur Hidup

 


Walau ada yang menggunakan banten seperti tumpeng lima atau tumpeng tiga, namun jika tidak bisa tidak perlu dipaksakan.
Cukup dengan canang sari dan niat yang tulus saja bisa..
Namun jika ingin lebih lengkap Saat melakukan prosesi otonan beberapa masyarakat biasanya menggunakan banten tumpeng lima.
secara umum terdiri dari:
1. Banten Pengambeyan, mengandung makna simbolis memohon karunia dari Ida Sang Hyang Widhi dan para leluhur.
2. Banten Dapetan, mengandung makna simbolis ungkapan terima kasih dan rasa syukur kepada Ida Sang Hyand Widhi karena sudah diberikan kesempatan untuk meniti kehidupan dan selalu dalam perlindungan-Nya.

3. Banten Peras, mengandung makna simbolis memohon keberhasilan dan kesuksesan dari suatu yadnya.
4. Banten Pejati, mengandung makna simbolis rasa kesungguhan hati kehadapan Ida Sang Hyang Widhi dan manifestasinya akan melaksanakan suatu upacara, memohon dipersaksikan, dengan tujuan mendapatkan keselamatan.
5. Banten Sasayut, mengandung makna simbolis memohon keselamatan dan kesejahteraan, dan berkurang serta lenyapnya suatu penyakit.
-Sayut pangenteg bayu adalah sesayut permohonan, agar hidup itu tenang dan tidak masih ragu-ragu dalam menjalani hidup.
-Sayut pageh urip, adalah sesayut permohonan agar orang melakukan upacara, sehat selalu dan mencapai usia panjang.
6. Segehan : simbolis harmonisnya hubungan antara manusia dengan semua ciptaan Ida Sang Hyang Widhi (palemahan)
- Otonan saat bayi sampai tanggal gigi,dilengkapi dengan banten sambutan..
- Dan untuk remaja atau dewasa tidak berisi banten sambutan Tetapi ditambahkan banten sesayut, pageh urip atau sesayut pangenteg bayu..
Untuk yang meoton hari ini..
Dumogi Rahayu, panjang yusa..
cening magelang benang, apang cening mauwat kawat mawalung besi”




Asta Kosala kosali

 


Pentingnya Aturan Tata Letak dan Ruangan dalam Budaya Bali untuk meminimalisir pergerakan alam semesta disebut Asta Kosala kosali..
Kepercayaan masyarakat Hindu Bali jika bangunan memiliki jiwa bhuana agung atau alam makrokosmos), bhuana alit (mikrokosmos) ialah manusia yang menempati bangunan.
Memperoleh keseimbangan maka, bangunan harus harmonis antara manusia dan bangunan yang ditempati..
1.Kosmologi Bali dapat digambarkan secara berurutan adalah Bhur alam semesta tempat bersemayam para dewa.
Bawah alam manusia dan kehidupan harian penuh godaan duniawi berkaitan dengan materialisme. Alam nista menjadi simbolis keberadaan setan dan nafsu selalu menggoda manusia untuk berbuat menyimpang dari dharma disebut Swah.
2. Mengukur Berdasar Anatomi Tubuh Pemilik Hunian
Pengukuran dalam pembangunan rumah Bali tidak menggunakan meteran, melainkan memakai aturan-aturan anatomi tubuh. Seperti tangan, jari, lengan, dan kaki pemilik hunian.
Pengukuran menggunakan anatomi tubuh, seperti ---Musti adalah ukuran atau dimensi ukuran tangan mengepal dengan ibu jari menghadap ke atas.
---Hasta adalah ukuran sejengkal jarak tangan manusia dewasa dimulai dari pergelangan tengah tangan hingga ujung jari tengah terbuka.
---Depa adalah ukuran yang digunakan diantara dua bentangan tangan yang direntangkan dari kiri ke kanan.
---Acengkang atau alengkat dalam mengukur dari ujung telunjuk sampai ujung ibu jari tangan yang direntangkan, dan lainnya.

3. Konsep Tri Angga-Tribuana
Konsep ini bentuk konsistensi tata nilai ruang dan bangunan bisa diwujudkan dengan perletakan bangunan yang beragam.
Pada nilai fungsinya diserasikan dengan struktur hirarki nilai ruangnya.
Diketahui ketinggian lantai disesuaikan dengan nilai fungsi bangunan, sehingga ada keserasian antara nilai ruang dan nilai bangunan.
Konsep Tri Angga mengenai teknik konstruksi dan material terdiri dari nista, madya, dan utama.
---Nista menggambarkan bagian bawah dari bangunan yaitu pondasi dan bahan material dari batu alam gunung dan batu bata.
---Madya sebagai bagian tengah bangunan diwujudkan dalam bangunan dinding, jendela, dan pintu.
---Utama adalah simbol dari bangunan paling atas diwujudkan dalam bentuk atap dan tempat paling suci dari rumah tinggal.
Digambarkan sebagai tempat tinggal dewa atau leluhur. Bahan material atap menggunakan ijuk dan alang-alang, atau sekarang genteng atau asbes.
Konsep ini didasarkan atas konsep geografis alam Bali dengan dua sumbunya, yakni sumbu kosmos dan sumbu ritual atau prosesi.
Gunung yang terletak di tengah-tengah pulau Bali sebagai sumbu kosmos.
Sehingga, membentuk sumbu dengan dua arah, yaitu menuju gunung dan laut.


MELIK ADALAH ANUGRAH DARI IDA SANG HYANG WIDHI

 


Apa itu Melik???
Melik adalah talenta atau kelebihan yang diberikan oleh sesuhunan/leluhur sejak kita lahir untuk di asah agar berfungsi sesuai jalannya..
Melik juga banyak macamnya , salah satunya
Melik Adnyana misalnya diarahkan menjadi seorang pemangku/Balian dan itu akan diproses kedepannya sampai tercapai pemargi yang harus dijalani sebagai pengayah
Melik adalah keistimewaan yang tidak semua orang punya jalan tersebut..
Melik sifatnya sakral dan itu perlu dijaga- dikemit dan diteruskan sampai kita menemukan Melik dan jati diri..
Maka dari itulah yang membawa kita menjadi seorang pengayah entah pemangku, tapakan, Balian juru sapuh atau sesuai proses perjalanan masing2..
Apa Melik Ada Hubungannya Dengan Karma Sebelumnya???
Tentu ada, terkadang anugrah Melik ini turun dari kakek/buyut yang dulunya juga seorang pengayah dan kebetulan dikelahiran saat ini kita yang terpilih, maka mau tidak mau setidaknya Dimulai dari rasa ikhlas dan menerima bahwa kita sudah menjadi bagian dari kehidupannya dulu untuk ditekuni dan dipahami, proses itulah yang akan diasah sesuai jalurnya masing masing

Bisakah Melik Dihilangkan???
Melik adalah anugrah, kalau ditolak kemungkinan akan beresiko, alangkah bagusnya karena kita sudah ditunjuk oleh leluhur sesuhunan luhur, itu merupakan PR bagi kita sebagai umat agar digali dr berproses kedepannya agar menjadi pengayah atau petulung sekala niskala..
Bagaimana ciri orang melik ???
Biasanya akan terlihat oleh orang yg Wikan,atau ada ciri tertentu mengingat Melik banyak macamnya..
Melik biasanya mulai disadari dengan ujian kehidupan yang terasa tidak ada ujung, yang perlu digaris bawahi masalah yang muncul bukanlah hukuman melainkan sebuah peringatan, dalam artian kita diingatkan dengan mengalami masalah atau sakit dll, karena itulah yg akan di gali kedepannya, setelah disadari dan tau akan dirinya Melik, maka Melik itulah yg akan diproses..
Gegodannya pasti ada,namanya meyasa,geng Yasa geng godan dalam setiap pemargi..tentu akan terasa berat,tapi jika sudah dijalani semua akan terasa biasa2 saja..
Sebaiknya orang melik wajib memiliki penuntun yg tepat agar terarah, dengan adanya tuntunan perjalanan sebagai pengayah sehingga tidak rancu kedepannya..
Rangkuman:bali bercerita

Senin, 10 April 2023

Makna Rainan Kajeng Kliwon

 



Makna Rainan Kajeng Kliwon, Alasan Menghaturkan Canang dan Segehan di Hari Keramat Bagi Umat Hindu
Kajeng Kliwon adalah hari yang perhitungannya jatuh pada Tri Wara yaitu Kajeng dan Panca Wara yaitu Kliwon.
Pertemuan antara kajeng dan kliwon diyakini sebagai saat energi alam semesta yang memiliki unsur dualitas bertemu satu sama lainnya.
Rainan Kajeng Kliwon bagi umat Hindu diperingati setiap 15 hari sekali dan dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
- Kajeng Kliwon Uwudan, kajeng kliwon setelah bulan purnama
- Kajeng Kliwon Enyitan, kajeng Kliwon setelah bulan mati atau tilem
- Kajeng Kliwon Pamelastalli, Watugunung Runtuh yang datang setiap 6 bulan sekali

- Kajeng merupakan hari prabhawanya dari Sang Hyang Durga Dewi yang merupakan perwujudan dari Ahamkara yang merupakan manifestasi dari kekuatan Bhuta, Kala dan Durga.
- kliwon merupakan hari prabawanya Sang Hyang Siwa sebagai kekuatan dharma yang merupakan manifestasi dari kekuatan Dewa.
Setiap umat diharapkan melakukan penyucian diri dan bersikap lebih berhati - hati karena kekuatan negatif cenderung lebih besar dari pada kekuatan yang positif.
Sehingga sudah menjadi kewajiban kita sebagai umat Hindu untuk menghaturkan persembahan di merajan, pura dan tempat suci lainnya kehadapan Sang Hyang Siwa dan Sang Hyang Durga Dewi berupa Yadnya atau Banten.
Selain itu juga diwajibkan menghaturkan segehan kepelan, segehan putih kuning, segehan panca warna yang disesuaikan dengan tempat atau keadaan dan kemampuan dari masing - masing umat.
Dengan menghaturkan semua persembahan itu di hari Kajeng Kliwon diharapkan agar bisa mewujudkan keseimbangan alam Niskala dari alam bhuta menjadi alam Dewa...