Dalam Kitab Suci Parasara Dharmasastra I.23 :
Penebusan dosa yang sangat ketat dilakukan orang pada Kerta-yuga, mempelajari ilmu pengetahuan (Jnana) yang diutamakan orang pada Treta-yuga, melaksanakan upacara yadnya diutamakan orang pada Dvapara-yuga dan *BERDANA ( DANAM* ) diutamakan orang pada Kali-yuga.
Dalam kitab suci ini, ternyata berdana bukan semata-mata pemberian berupa uang saja, melainkan dapat berupa:
1. *Abaya dana*
yaitu menyelamatkan atau memberikan perlindungan kepada sesama dan makhluk lain. Contoh:
Menolong sesama
saat dalam keadaan bahaya, baik jiwa, fisik maupun hakoranya.
Menolong makhluk lain, tidak menebang pohon sembarangan dan tidak membunuh binatang secara membabi buta, dll.
2. *Brahma dana*
yaitu mengamalkan ilmu pengetahuan suci kepada orang lain, baik di keluarga, pasraman, maupun di masyarakat, dll.
Para guru bijaksana menyampaikan
diusahakan dalam satu minggu, ada ilmu yang diamalkan baik kepada keluarga maupun kepada orang lain.
Supaya kita mampu menyampaikan ilmu kepada orang lain, maka isilah ilmu diri kita terlebih dahulu, baik ilmu duniawi melalui Pendidikan Forrmal namun Non Formal dan juga mengisi diri dengan Ilmu Agama.
Tanpa memiliki kedua ilmu ini tidak akan mampu mengamalkan ilmu kepada orang lain terutamanya dimulai dari keluarga dulu.
Dari mana ilmu itu dapat diperoleh?
1/4 dari pendidikan formal
1/4 dari kecerdasan sendiri
1/4 dari teman sejawat
1/4 dari lapangan.
Apa pahala yang diperoleh pada kelahiran nanti?
Bagi seseorang yang memiliki ilmu dan sekaligus mampu mengamalkannya, maka akan mampu mencapai Surga Tingkat ke-4.
Sebaliknya, bagi seseorang yang tidak memiliki ilmu karena tidak mau belajar agama dan tidak mau sama sekali bertanya agama kepada orang bijaksana, maka ia akan lahir menjadi orang bodoh.
3. *Artha dana*
yaitu memberikan harta benda atau uang sebagai amal kepada suatu lembaga atau kepada orang lain yang sangat memerlukan. Contoh:
Menjadi orang tua asuh.
Mendirikan panti asuhan untuk parkir miskin dan para jompo.
Mendirikan dan pembinaan pasraman.
Membatu guru mengabdi di pasraman.
Membantu anak yatim/yatim piatu.
Membantu orang mengabdi untuk agama.
Mengasi orang yang tidak mampu membeli makanan (kelaparan).
Membantu orang tua yang tidak ada yang mengurus (diterlantarkan).
Lain-linnya.
Dalam kitab suci, 1/21 [5 %] dari penghasilan bersih digunakan khusus untuk dana punia ke arah horizontal (ke samping), bukan untuk vertikal, karena dana untuk urusan vertikal ke atas (Orang tua, Leluhur, Dewa-Dewi, Tuhan) dan vertikal ke bawah untuk anak adalah kewajiban (Tri Rna), tidak mengunakan dana 5% itu. Dana 5% dari penghasilan bersih itu adalah milik orang lain, kalau sampai tidak direalisasikan, maka tergolong rakus, pahalanya masuk ke jurang kehancuran diri.
Apa pahala yang didapat dari suka berdana?
Dana itu akan menjadi berlipat ganda.
Berdana pada hari biasa, akan dilipatkan menjadi 10 kali, berdana saat bulan purnama dan tilem, akan dilipatkan menjadi 100 kali, berdana pada hari Leluhur (Hari Suci Kuningan) akan dilipatkan menjadi 1.000 kali, dan berdana pada gerhana matahari akan dilipatkan menjadi tak terhingga.
Pahala lain yang didapat dari suka berdana yaitu pada kelahiran mendatang akan terlahir tampan (terlahir laki) dan cantik (terlahir perempuan), hartawan, berkepribadian baik, dan berkedudukan.
4. *Ati dana*
yaitu merelakan keluarga baik suami, istri, maupun anak untuk mengabdi demi agama.
Kata Guru Anand Krishna, berbuat baik kepada orang lain perlu waktu, 4 - 6 jam dalam setiap minggunya untuk pelayanan (sevanam) kepada orang lain yang membutuhkan bantuan.
5. *Mahati dana*
yaitu pemberian yang berasal dari tubuh kita kepada orang lain yang memerlukan. Contoh: donor darah, dll.
Panca Danam termasuk Panca Maha Yadnya yaitu diri kita dijadikan persembahan (korban suci).
Berbeda dengan Panca Yadnya yaitu saudara tua kita (tumbuhan dan binatang) dijadikan persembahkan (korban suci).
Om samastha lokha sukino bhavantu Om
Om Hyang Widhi, semoga semua makhluk hidup berbahagia.
oleh : Nengah Maharta