Ajaran agama Siwa dan Buddha itu padamulanya disebut secara umum adalah agama Hindu, artinya ajaran agama yang disiarkan oleh orang-orang Arya (mahasri-maharsi) yang mendiam lembah kali (sungai) Sindu. Kemudian agama Hindu ini dapat dibagi dua yang besar yakni:
1. Agama Siwa termasuk Brahma, Wisnu, Bherawa. Ganesa, Indra, Bayu dan Sambu.
2. Agama Buddha yang kemudian menjadi dua aliran yaitu: Mahayana dan Hinayana.
Agama Hindu ini maju dengan perlahan-lahan semenjak ±5000 tahun yang lalu disusun dan ditambah oleh para maharsi-maharsi dari abad ke abad menurut jamanya mengikuti kemajuan dan kecerdasan penganutnya. Maharsi-maharsi yang terkenal Namanya dalam usaha mengembangkan ajaran agama ini, ialah: Wasista, Kanwa, Gautama, Kasyapa, Agastya, Wiswamitra, Atri, Bharadwaja, Yajnawalka, Garga, dan Bhagawan Abyasa. Ajaran-ajaran ini disusun dijadikan 4 jilid weda, yaitu: Rig Weda, Yayur Weda, Sama Weda, Atarwa Weda dinamai: Catur Weda. Kemudian Catur Weda ini dikembangkan pula menjadi beberapa ilmu pengetahuan batin, ke-Tuhanan dan filsafat, misal: Tantra, Purana, Wedanta, Rahasyopadesa, dan Astradasa Parwa, semuanya itu dengan Bahasa Sanskerta.
Di Bali ajaran ini dikembangkan pula oleh para guru agama, terutama oleh Dhang Hyang Nirartha (Pedanda Sakti Wawu Rawuh) dan bekas-bekas muridnya menjadi beberapa Tattwa agama, misalnya: Kanda Pat Bhuta, Kanda Pat Sari, Campur Talo, Rwa Bhinneda tanPasastra, Sundari gading, Sundari Bungkah, Sundari Terus, Bhuwana Mabah, Bhuwana Kosa, Bhuwana Mareka, Siwa Tattwa Purana, Siwāgama, Sasana-sasana, Wrespati Tattwa, dls. Yang istimewa menyelidiki dan menyebarkan agama Buddha, Kanakamuni, Kasyapa; kemudian menyusul Maharsi Maitriyadi. Samantabhadra; terakhir oleh Buddha Gautama atau Sakramuni. Ajaran-ajarannya ini dijadikan tiga jilid yang dinamai Tripitaka yaitu: Winaya Pitaka, Sutra Pitaka, dan Abhidharma Pitaka. Di Bali dikembangkan pula oleh Dang Hyang Astapaka, dll., dengan ajaran Sang Hyang Kamahayanikan, Boddha Weda, Boddha Prayoga dan lain-lain.
Dimuka sudah dapat saya utarakan, bahwa yang disebut Siwa atau Buddha itu memang satu atau esa, yaitu zat yang sangat kecil yang tidak dapat dibagi lagi yang mempunyai kekuatan hidup abadi dan kecepatan yang hebat dapat mengelilingi alam dalam sesaat saja, cahayanya sebagai matahari, itulah yang disebut: Anu, parama-Anu, Manu, Manon, Wisesa atau Purusa yang menguasai, mencipta, mengendalikan alam. Keesaannya disebut Sang Hyang Tunggal.
Adaptasi pemaparan dari I Gusti Bagus Sugriwa 26-27 Mei 1953.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar