Sering kali muncul pertanyaan “Pak/Bu itu Pohon-nya kenapa disembahyangi atau di-ikatkan kain warna Hitam & Putih (poleng) ? Apakah ada Penunggunya ya, kok serem banget dan jadi takut lewat sana” jawab orang bali , Nah sebagai Orang Bali & tinggal di Bali, wajib hukumnya kita paham dan bisa memberikan penjelasan yang benar, agar makna gambar diatas tidak multitafsir
.
Kita kembali ke dasar falsafah/hakekat dari ajaran Hindu Bali adalah Tri Hita Karana, yang berasal dari kata tiga penyebab terciptanya kebahagiaan manusia. Terciptanya kebahagiaan manusia ini adalah adanya hubungan yang selaras antara Manusia dengan Tuhan, Manusia dengan Alam, serta sesama Manusia. Bagi pohon yang besar seperti beringin termasuk dalam kriteria hubungan Manusia dengan Alam, dimana fungsi pohon adalah sebagai penyaring udara dengan menghasilkan oksigen, sebagai penyedia makanan bagi hewan herbivora, menjaga kesuburan tanah, serta menahan laju air dan erosi, dan menjadikan lingkungan lebih nyaman
.
Sedangkan kain Htam-Putih (poleng) dalam #BudayaBali merupakan simbol/expresi dari penghayatan Rwa Bhineda suatu konsep keseimbangan baik dan buruk. Jika kembali ke pertanyaan kenapa pohon besar diselimuti kain hitan putih & diberi sesajen, maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa hal tersebut adalah bentuk penghormatan Manusia kepada Alam sekitar dengan memperhatikan dampak baik buruknya perlakuan manusia terhadap alam dengan symbol pepohonan tersebut
.
Apabila Alam dihancurkan dengan penebangan liar, akan mengakibatkan banjir, polusi, dan kepunahan berbagai habitat didalamnya, dan akan berdampak juga terhadap manusia itu sendiri, sehingga keseimbangan ini harus dijaga dengan bentuk penghormatan, serta diberikan symbol kain hitam putih pada pohon, dan juga pada benda benda tertentu
.
Demikianlah konsep dari tri hita karana yang selalu di agung agungkan masyarakat Bali dalam menghadapi perkembangan globalisasi. Mungkin saja dahulu masyarakat Bali menggampangkan jawaban dengan megatakan ada penunggunya, dan tenget (angker) dengan tujuan agar manusia tidak merusak/menebang pohon, sehingga kelestarian alam dapat terpelihara
.
Dirangkum dari Blog Laksana Pendit
Artwork by @pinsianart –sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar