2. LEBUH di pintu masuk pekarangan sebagai ungkapan rasa syukur tubuh ini terbentuk dari unsur PERTIWI yang memberikan kekuatan pada HATI,dewanya BRAHMA, maka dipujalah I Ratu WayanTabeng Sakti
3. TUGU KARANG( didalam pekarangan rumah arah kaje kauh), unsurnya SINAR/TEJA ,Dewanya MAHADEWA, sebagai ungkapan rasa syukur tubuh terbentuk dari sinar yang memberikan kekuatan pada GINJAL, maka disembahlah I Ratu Made Alang Kajeng atau I Ratu Made Jelawung dalam wujud Dukuh Sakti.
4. TAKSU NATAH/ TAKSU GEGINAN/ SIWA GURU REKA, Dewanya WISNU, (DEWANING SEMUA TAKSU) ..
berada pada area tengah pekarangan rumah menghadap kebarat.
sebagai rasa syukur tubuh terbentuk oleh unsur AIR yang memberi kekuatan pada NYALI/EMPEDU, maka dipujalah di sana IRatu Nyoman sakti Pengadanagan..
#tambahan dari beberapa sumber lainnya mengatakan; dibangunnya Taksu Natah sesuai peruntukan atau geginan yang digelutinya,
misalnya;
Taksu geginan di natah dibagi 2 menurut propesi.
yaitu kalo profesi itu ngiring Balian atau dukun, maka akan menyembah taksu natah menghadap ke seletan,dewanya wisnu.warnanya hitam artinya ( per-megic-an)tentu penugrahannya mawisesa.
Namun jika ngiring dasaran mangku. taksu natah menghadap ke barat.
Dewa nya iswara, warnanya putih aksara nya SANG tentu penugrahannya suci Nirmala.
Dengan kata lain taksu rwabhineda hitam dan putih .
Dikatakan membangun taksu natah itu menurut propesi...
#tambahan dari sumber payanadewa yang mengatakan ;
Pelinggih di Natah Ada Dua Jenis Pelinggih Natah dengan Memakai Atap dan Padma Natah
Memang kedua jenis Pelinggih Natah ini memiliki fungsi yang berbeda.
Sanggah Natah Beratap:
Di Pakai Secara Umum
Sanggah Natah Panda: Digunakan Oleh umat yang memiliki geginan Menjadi Pemangku atau Jro Balian
Letak Pelinggih Natah
Pelinggih Natah ini letaknya di tengah pekarangan antara Bale daje dan bale gede dan menghadap ke arah barat.
Pemujaan Untuk Pelinggih Natah
Pemujaan yang di sembah adalah Siwa Reka dan ada juga yang melakukan memohon/ngayat ke Merajan jika di keluarga ada sebelan/ pakubon (Ngayat), pengayengan leluhur, rikala ring pakubon wenten upacara ngaben/kapialang.
5. TAKSU AGUNG di merajan dibuat sebagai rasa syukur tubuh terbentuk dari unsur,BAYU,PERTIWI,SINAR,AIR, letaknya ring TELENGING ATI( PUSAT HATI) yang memberikan kekuatan pada pancering sarira ( pusat tubuh agar tubuh dapat berdiri tegak ), maka disana dipujalah I ratu Sanghyang GiliMaya atau I Ratu Ketut Petung.
Dengan mendirikan kelima pelinggih tersebut maka sempurnalah rasa syukur kita kepada Tuhan yang telah membentuk tubuh ini dengan sangat sempurna tanpa cela dan selanjutnya berharap tubuh ini selalu sehat dan kuat, terpenuhi kebutuhannya berupa sandang pangan dan papan, dan terhindar dari berbagai gangguan penyakit dan godaan hidup.
kalau salah satu plinggih sang catur Sanak tidak terpenuhi dlm pekarangan rumah maka hilangnya suatu keseimbangan dalam pekarangan dimana KALA dan BHUTA akan menjadi musuh manusia itu sendiri.menimbulkan sakit,mati ekonomi,mati akal,mati perasaan dll...
Kembali pada pelinggih taksu natah yang ada sebagian umat tidak memiliki bangunan ini, dengan berbagai alasan, membangun taksu natah atau surya natah atau sanghyang guru reka dalam sumber kanda pat subhiksa dan kanda pat sari merupakan kewajiban bagi setiap umat yg meyakininya.
Karena semua manusia pasti punya propesi tersendiri di uraikan dalam agama,i gama,u gama.karya alm ida bgus palguna dalam lontar purwaka gumi tua juga dimuat hal yg sama.
lontar wiswa karma prakertih juga memuat hal yg sama.
dalam kanda pat sari juga memuat sama dan tidak ada bahasan kalau tidak ada taksu natah maka tugu karang menjadi ratu nyoman sakti ini perlu DIPERTANYAKAN TATTWANYA.
Dalam kanda sari panwesti dinyatakan bahwa taksu natah bhutanya sang bhuta banaspati raja,ratunya iratu nyoman sakti pengadangan.sangat jelas kedudukannya tidak bisa dirubah dengan alasan apapun..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar