Rabu, 06 Maret 2024

HOMA YADNYA

 


Manuscript Lontar
Puja Stuti Stawa :
Agni male puro-hita, isato, jiva gniyate
Vaniya tat svino devi, aso devi rasisaya.
Rgveda, yajurveda, samaveda, Athavaveda tattwa Sanghyang catur mantra, Veda-rahasia, Siwagni muvah pitr-puja, praja-patyadi.
Iti agni-rahasya
Mantra saat menghidupkan padipaan, salah satu perangkat sulinggih yg merupakan Simbul Lingga Purusha :
Om Am Brahma Amrta dipaya namah
Om Um Wisnu Amrta dipaya namah
Om Am Lingga Purusaya namah.
Dalam Manusmerti bab 12 sloka 122 juga di jelaskan Bahwa Am/Agni adalah Nama lain dari Purusha.
jadi yang di maksud Agni adalah Siwagni atau Agni Rahasya/Energi atau Sakti
Dagdhi Karana Lontar Weda Parikakrama :
Sariram Kundam ityuktam
Tryantah Karanam Idhanam
Sapta Ongkara-mayo bahnir
Bhojanantu Udindhiyah.
artinya :
Badan ini di sebut tungku api(Kunda)
makanannya adalah ketiga bagian bentuk organ dalam
(Budhi, Ahangkara, Manah)
Sapta ongkara sebagai api yang menyala,
yang telah terbakar sebagai makanan(minyak)

Lontar Jnana Siddhanta :
Saptātma yajamānaś ca saptāumkāro hutāśanaḥ
sarīre deśe kundasmin sarva-kāmān juhoti saḥ
Artinya :
Sang Hyang Saptātma disebut Pembawa Korban yang suci. Sang Hyang Sap-
tomkāra disebut api (untuk membakar korban). Tubuh disebut Kundapradeśa.
Semua keinginan bersama-sama disebut persembahan sebuah sendok penuh,
minyak wijen, mentega bersih, ranting-ranting dan sebagainya. Dan pengetahuan
sang yogi disebut pelaksanaan upacara.
Jnana Siddhanta :
Sarīram kundam ity uktam karanam indhanam tathā
Saptāumkāramayo vahnir havyaṁ bhojantu sarvadā.
Artinya :
Tubuh dinamakan perapian, (demikian) sabda Bhatara Rudra. Ketiga organ
dalam, itu disebut kayu bakar. Saptomkāra yang suci sama seperti api yang me
nyala terus menerus. Dan seluruh alam indera hendaknya dikorbankan dalam
Saptomkāra yang suci itu yang bernyala terus menerus seperti api.
Tata cara pelaksanaan Homa Yadnya tertuang dalam Lontar Iswara Tattwa, dalam kutipan manuscript lontar Iswara tattwa menjelaskan apa yg di Maksud Homa Traya,
Mangke Sri Bhanoraja puspata Bhagawan Dharmaraja, mangke mahyun ta sira manggawe yajna homatraya wisesa, anggeseng malaning gumi, apa lwirnya; traya ingaranan tri, homa ingaranan yoga, shakti, ndya tri, brahmana Shiwa Buddha Satriya putus, ika ingaranan homatraya, apan tri sang mayoga...
Artinya :
Sekarang Sri Banoraja bergelar Bagawan Dharmaraja, kini beliau berkeinginan membuat yadnya Homatraya Wisesa. untuk menghanguskan kekotoran dunia. Apa jenisnya/artinya?. Traya artinya 3. Homa artinya yoga, sakti. Yang mana/apa itu 3 brahmana?. Siwa, Buda dan Pendeta dari golongan ksatria. Itulah yang dinamakan Homa Traya, karena 3 orang yang beryoga.
Dalam cerita Homa di keraton gelgel, antara Raja waturenggong, Danghyang Nirarta dan Danghyang Astapaka juga di namakan Homa Traya.
Begitu juga dalam kisah Ramayana Rsi Visvamitra melakukan Homa/beryoga, serta Danghyang sidhimantra melakukan Homa/yoga utk melahirkan manik angkeran yg mirip dgn kelahiran Drupadi dalam kisah Mahabharata.
jadi jelas sesuai dgn Manuscript Lontar Bali dan kisah kisah yg ada bahwa Homa Yadnya adalah Agni Rahasya atau Yoga, bukan seperti api unggun tepuk Pramuka yg di lakukan oleh para hotri VPA ataupun Hare Krishna yang artinya menitip Yadnya melalui dewa Agni sebagai purohita.
Karena saking susahnya kemampuan batin jaman kali utk melakukan Homa atau yoga hingga upacara ini terhenti dgn sendirinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar