Sabtu, 16 Maret 2024

NYEPI

 


Oleh : ipmagradwijananda@gmail.com
Hari raya Nyepi merupakan hari besar keagamaan umat Hindu untuk menyambut datangnya tahun baru Icaka (1946) rangkaian kegiatan penyepian sebagai berikut:
1. Kegiatan Pemelastian (Anyuntaken laraning jagat paklese letuhing buwana) MeList, Melasti, Mekiyis
2. Kegiatan Tawur Kesanga
3. Kegiatan ritual Penyepian (Catur Brata Penyepian)
4. Ngembak Geni
5. Dharma santhi
Hari Nyepi itu jatuh pada Tilem ke Sanga dimana menurut perhitungan Matahari satu siklus tahun Caka dimulai dari Matahari berada di Equator berrotasi ke utarayana (arah Utara) lintas Utara kembali ke Equator diteruskan ke Daksinayana dan kembali ke Equator inilah yang disebut saktu siklus tahun Icaka.
Tahun baru di mulai dari tanggal ping siki (setelah tilem sasih ke sange) dimana diawali dengan kegiatan tawur kesanga yang berarti kita melakukan suatu yadnya yang bertujuan untuk pelestarian alam semesta didalam Hindu dikenal dengan penyelarasan hubungan kepada tiga unsur.
1) unsur alam semseta beserta isinya,
2) unsur sesama manusia dalam artian tidak membedakan keyakinan, derajat,
pangkat dan sebagainya
3) Unsur Hyang Maha Tunggal sebagai pencipta alam semesta ini.
Penyelarasan hubungan ini sering disebut dengan “TRI HITA KARANA”
Nyepi berarti “HENING” dan hening berarti 0 (Zerro) secara factual badan kasar kita ini adalah alat untuk pencapaian suatu tujuan, agar alat ini betul betul selaras, peka, sensitip, balance dalam pencapaian tujuan maka pada hari raya Penyepian inilah perlu di Zero Calibration.
Nyepi / Hening / Zerro juga merupakan “THE BEST TEACHER”
Karena dari kosong inilah otak / alam pikiran kita diajak berpikir secara cermat, selectif, effective sehingga kita isi kekosongan ini menjadi ada, contoh perut kita kosong pasti kita akan berusaha lebih giat lagi bagaimana caranya agar kosong ini bisa terisi.
Contoh yang lain lagi dalam dunia safety “ZERRO ACCIDENT” untuk pencapaian target ini, bermacam macam program / agenda safety kita terapkan, safety layer, sebagai prevention agar tercapainya sasaran safety Zerro accident.
Demikian pula ada suatu ceritra rakyat klasik di Bali yaitu ITAMTAM dengan pertanyaan yang menjebak putrid Adnyaswari, menanyakan apa sesungguhnya isi dari pada kosong itu ? (sane telas tunas titiang) sehingga putri raja inipun menyerah takluk pada Tamtam sang penakluk.
Tawur kesanga tadi salah satunya adalah penyelarasan hubungan terhadap alam semesta, yang didahului dengan PEMELASTIAN, yaitu penyucian diri terhadap alam semesta beserta isinya (Anyuntaken laraning jagat paklese letuhing buwana) diantaranya kita manusia sebagai mahluk yang takterlepas dari kehilafan.
Dalam lontar Sundarigama juga disebutkan bahwa pelastian berarti
“Amet sarining amerta kamandalu ritelengin samudra”
Doa Khusus adalah sebagai berikut :
Semoga gangguan terhadap bumi dan langit berakhir,
Semoga alam smesta memberikan kedamaian kepada kami,
Kedamaian adalah dambaan setiap mahluk hidup, Kedamain sejati sumbernya adalah “BERSATUNYA ATMAN DENGAN BRAHMAN”

Didalam penyelarasan hubungan terhadap sesama manusia diawali dengan tahun baru nyepi ini biasanya umat hindu melaksanakan internal introspeksi dengan ciri khas kegiatan adalah dengan melakukan “CATUR BRATA” penyepian diantaranya:
1) AMATI GENIi, bila dilihat secara simbolis umat hindu tidak mempergunakan api secara nyata tetapi hirarki dari pada tidak mempergunakan api adalah tidak membangkitkan api akrodha (marah), “SELF CONTROL” mengontrol diri jgn sampai menimbulkan amarah / krodha.
2) AMATI LELUNGAAN, berarti tidak melakukan berpergian dalam artian diam ditempat untuk melakukan introspeksi diri, dimana introspeksi ini lebih banyak melihat kebelakang apa yang sudah dilakukan, yang jelek kita tinggalkan yang baik kita lanjutkan dalam menuju tujuan hidup yaitu Mokshartam Jagadhita Ya Ca Iti Dharma”  suka tanpawali Dukhita (inilah tujuan hidup yang sebenarnya dari umat Hindu) Dalam istilah kekiniannya sering disebutkan dengan analysa “SWOT”
 STRENGHTs : artinya kita perlu mengetahui apa yang menjadi kelebihan/kekuatan dalam diri kita yang perlu kiranya dipertahankan
 WEAKNESS :juga perlu diketahui apa yang menjadikan kelemahan diri ini sehingga terfokus untuk improvement
 OPPORTUNATIES: perlu membaca peluang yg bisa kita raih,sesuai dengan kompetensi, karena setiap seseorang sudah pasti memiliki talenta tentunya menciptakan sebuah kesempatan yg luar biasa.
 THREATS, Ancaman artinya kita perlu mengetahui dalam hidup ini sesungguhnya apa yang menjadikian hambatan untuk mencapai tujuan hidup ini.
3) AMATI LELUNGAAN berarti tidak berpesta pora / mengumbar hawa nafsu dalam hal kesenangan duniawi. Yang dimaksudkan disini dihari raya nyepi yang hening ini tidaklah layak untuk melakukan suatu kesenang-kesenangan yang bersifat duniawi karena diharapkan lebih banyak introspeksi diri, dan juga diikuti dengan Upawasa (puasa)
4) AMATI KARYA, yaitu tidak melakukan kegiatan / bekerja.
Makna dari tapa brata ini adalah umat hindu melakukan sumerah diri kepada sang maha Pencipta dengan melakukan lebih banyak menyebutkan smaramaranam (nama Tuhan), karena semua yang ada, akan ada dan telah ada akan kembali kepada Sang maha Pencipta (Manunggaling Kawula Kalawan Gusti) bak setitik titik embun berusaha untuk berupaya menyatu dengan samudra “SEKADI PEMARGAN TOYO NE SAKING GUNUNGE PACANG KE SEGARA” berbagai rintangan yang menghadang dijalan, namun tujuannya tetap menyatu dg samudra luas “I SEGARE TAN PETEPI”
Dalam Bhagavadgita III, 42, dinyatakan:
orang akan memiliki alam pikiran jernih, apabila atman atau jiwa yang suci itu selalu menyinari budhi atau alam kesadaran. Budhi (kesadaran) itu menguasai manah (pikiran).
Manah menguasai indria. Kondisi alam pikiran yang struktural dan ideal seperti itu amat sulit mendapatkannya. Ia harus selalu diupayakan dengan membangkitkan kepercayaan pada Tuhan sebagai pembasmi kegelapan jiwa.
Dipenghujung penyepaian ada suatu acara yang sangat khas, yaitu Dharma-Santhi ataupun sering kita dengan istilah Sila-Krama, saling berkunjung antara yang satu dengan yang lainnya, mengucapkan selamat atas keberhasilannya dalam melaksanakan brata Penyepian, dengan tanpa membedakan martabat dari setiap insani, dalam Reg Veda X 1912 mengemukakakn sebagai berikut:
“Wahai umat manusia, engkau seharusnya berjalan bersama-sama, berbicara bersama-sama dan berpikir yang sama, seperti halnya pendahulumu bersama-sama membagi tugas mereka, begitulah semestinya engkau memakai hakmu”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar