Minggu, 12 Juni 2022

Nawa gempang caru penglukatan karang panes

 



wenten ring lontar lebur sangsa dan gong wesi.
Caru ayam berwarna 5 manut urip seperti caru manca sata,dan bebek putih di olah menjadi 9 karangan ,dan 9 tanding semua berisi sate 9 biji nasi 9 kepel ,kulit bebek putih di tutup kan di tengah metatakan ngiu / nyiru. Dan selanjut nya caru bhuta slurik.......
Banten dan caru ini biasanya di buat saat sebagai perlengkapan UPAKARA YADNYA : Manusa Yadnya , Butha yadnya , Rsi Yadnya , Dewa Yadnya , Pitra Yadnya .
Di buat dari jaja suci yg di buat menyerupai simbol simbol ALAM SEMESTA /Bhuwana Agung , biasa di sebut BANTEN PULA GEMbAL .
BANTEN PULA GEMbAL di tujukan kepada BHATARA GANA yaitu DEWA yg melindungi manusia dari godaan bhatara KALA .
Banten Pula Gempal biasanya di buat bersama Banten BEBANGKIT .
Banten Pula Gembal dan Banten Bebangkit tergolong Banten TATABAN .
Banten Bebangkit dan Banten Pula Gempal selalu di sertai Banten Sekar Taman.
Banten Bebangkit adalah di tujukan pada DEWI DURGA pengendali semua BHUTA KALA.
Banten Sekar Taman di tujukan pada DEWA SEMARA RATIH .
Banten bebangkit adalah simbol ALAM BHUANA AGUNG YANG DAHSYAT KEKUATANNYA .
ALAM ini bisa menjadi musuh juga sekalian menjadi sahabat umat manusia .
Karena di alam inilah manusia dan mahluk lainnya lahir , hidup dan mati ....juga ALAM adalah sumber penyakit juga sumber semua obat dari penyakit .
Banten Bebangkit untuk memuja DEWI DURGA ...DEWI DURGA adalah perwujudan KRODA/KEMARAHAN dari DEWA SIWA . Tetapi DEWI DURGA juga penguasa semua aspek BHUTA KALA dari alam itu sendiri .



BHUTA = RUANG , KALA =WAKTU ...tidak ada mahluk yg tidak berada di RUANG dan WAKTU .
Kalo manusia tidak bisa menata dirinya dengan benar di ruang dan waktu (bersinergi dengan ALAM SEMESTA ) ...maka BHUTA KALA(RUANG dan WAKTU ) menjadi sumber kesengsaraan dalam hidupnya .
Itu sebabnya tubuh kita yg merupakan BHUANA ALIT harus di selaraskan dengan ALAM SEMESTA yg merupakan BHUANA AGUNG di bantu dengan BANTEN TATAPAN yg terdiri dari BANTEN BEBANGKIT dan BANTEN PULA GEMBAL .
Dewi Durga adalah perwujudan KRODA/KEMARAHAN DEWA SIWA , haruslah di SOMIA menjadi perwujudan asli BELIAU yaitu DEWI UMA PARWATI .
Ketiga Banten inilah yaitu Banten Bebangkit , Banten Pula Gempal dan Banten Sekar Taman sarana YADNYA untuk mengubah Dahsyatnya Kekuatan BHUANA AGUNG/ALAM SEMESTA menjadi ALAM yg memberi CINTA KASIH pada manusia .
Bhatara GANA yg merupakan pemujaan yg di tujukan dengan Banten Pula Gempal yg memiliki peranan untuk menetralkan pengaruh ALAM NEGATIF menjadi Positif .
Simbolnya adalah DEWI DURGA yang KRODA/MARAH akan di redakan kemarahannya oleh Putra tercintanya DEWA GANA yg lebih di kenal dengan sebutan Dewa GANESHA .
Caru nawa gempang ?
Kitab lebur gangsa
Caru nawa gempang merupakan sebuah prosesi upacara buta yadnya untuk tempat tinggal dan tegalan yg angker . di sumber tanah angker itu harus di buatkan padma indrabelaka , bila tidak di isi padma maka caruu pun tiada guna sekalipun 100x mengadakan upacara buta Yadnya . apabila persyaratan itu tidak di patuhi maka muncul durga dari dalam tanah untuk memberi anugrah wewenang kepada sang kala maya untuk menyebarkan penyakit , di pinjam raga pemilik tanah sehingga dilihat berubah wujud jadi liak desti , boros , susah rejeki , sering ribut di keluarga .
Kalau ada kesulitan seperti itu , carilah di rumah tangga ( nyiksik bulu πŸ˜€πŸ˜€)
Adapun caruu mawa gempang merupakan caru tertimgg ( widining caruu menurut kitab lebur gangsa ) yg cukup sederhana dan biaya yg murah cukup dg ayam empat warna sesuai warna pengurus mata angin di tengah sebagai pancer di ganti dg bebek pitih .
Ritual ini di lakukan bila si pemilik tidak mampu melakukan jenana tertinggi ( manunggal / ardenareswari / linuwih ) itupun sebatas hidupnya sang linuwiih karena mereka bisa membersihkan dg jenana nya .

Copas w sudika
Om Sastyastu
Om Awighnam astu namah siddham
Om Ano badrah kratawo yantu wiswatah πŸ™
Dumadak tan kakeneng sot-sot upadrawa / cakrabawan Ida Sang Hyang Aji Saraswati, Sang Hyang Kawiswara ,Sang Hyang Guru Reka
Isi Tutur Gong Besi dan lanjut ke Tutur Lebur Gangsa.
Bagian- bagian isi Tutur Gong Besi yaitu Bagian 1. mengenai Betara Dalem / Dalem Kawi ..............
Bagian 2 dan 3 mengenai Keputusan Sang Hyang Wimbayagni serta Tutur Pematuh Ndewasraya dan juga Ajaran Sanghyang Dharmatattwa ,, bagian- bagian ini tidak bisa disampaikan/bahas, oleh karena mengandung sastra dan mantra-mantra yang sangat sakral dan pingit, hanya boleh disampaikan dalam hal aguron-guron.
Untuk Bagian-bagian 4 dan 5 mengenai pedewasan, hari baik dan buruk ( wariga ) dapat disampaikan bertahap karena menyangkut banyak materi seperti ; wewaran, neptu/urip wewaran, wuku, penanggal pangelong, sasih, dawuh dan pedewasan bersifat tenung,prathiti samutpada, wewatekan,lanang wadon,pengunya-unyaan saptawara dll lagi.
Lanjut ke Tutur Lebur Gangsa ( disampaikan isi secara ringkas ).
Tutur Lebur Gangsa adalah mengenai Durmanggala ( kedurmanggalan ) yaitu tanda -tanda yang membawa bahaya dalam bentuk yang aneh-aneh kadang2 diluar nalar.
Beberapa yang dapat disebut Durmanggala :
1. Kageni bhaya, kebakaran rumah
2. Karang panes ;
a.karipu bhaya, adanya pohon tumbang penyebabnya kurang jelas menimpa pekarangan/rumah
b.kalebon amuk,adalah orang mati karena jatuh
c. kalulut bhaya, adalah adanya lulut dipekarangan, baik lulut emas, lulut perak lulut besi.
d. keraja bhaya,adalah ada darah dipekarangan/rumah.
e. raga bhaya/ulah pati, adalah bila ada orang menusuk dirinya sendiri/bunuh diri.
f. kerare bhaya, meninggal karena melahirkan.
g. salah pati ,, mati dibunuh orang .
h. rumah tumbak rurung.
i. raga sesa adalah menambah dan mengurangi/memotong rumah.
dan banyak lagi yang dapat digolongkan Durmanggala tergantung dari sumber sastranya...dari masing2 sumber sastra tidak ada yang salah, menurut penulis semuanya benar ( sastra pinaka Sang Pencipta ).
Untuk menetralisir atau " melakukan pembersihan dan penyucian kembali/somya" dapat dilakukan dengan upakara Caru, sebagai pemahayu karang panes dan kedurmanggalan/durbhiksa.
Sepatutnya mendirikan pelinggih Antasana bagi Rumah Tumbak Rurung.
Beberapa Caru yang dapat dilaksanakan adalah, caru bhuta slurik, caru nawa gempang dan caru asu bang bungkem.
Apabila telah nampak ciri-ciri atau tanda2 Durmanggala dan Durbhiksa (buruk dan paceklik),yang sebutkan dalam Ajaran Aji Lebur Gangsa, sepatutnya mendirikan tempat suci yaitu Antasana adalah Pelinggih / Stana Sang Hyang Tiga Wisesa, yaitu Sang Hyang Indra Belaka, Sang Hyang Durgha Maya, dan Sang Hyang Kala Maya, ApabilaBeliau bertiga ini dibuatkan pelinggih Antasana maka Beliau bertiga manunggal mengeluarkan kekuatan /kehebatan menjadi Durgha Manik.
Disamping melakukan upakara Caru sebaiknya buat Pelinggih Antasana. Banyak lagi rumah pekarangan disebut kadurmanggalan, yaitu nguluning tempat suci/pura,, nguluning bale banjar,, apit rurung,,negen telabah,, rumah perempatan dll......patut dilakukan pemahayu pekarangan/rumah .
Apabila ada orang bunuh diri dalam satu pekarangan/rumah sepatutnya dilakukan pembersihan/penyucian dengan Caru Pamurna Nawa Gempang dan Caru Bhuta Slurik.
Demikian yang tersurat,tersirat dalam Ajaran / Tutur Lebur Gangsa



Tidak ada komentar:

Posting Komentar