Senin, 28 November 2022

SÊDULUR PAPAT dan PERNIKAHAN YANG SAKRAL

 



Ada uraian di salah satu lontar Kanda Pat bahwa Sêdulur Papat sang jabang bayi sesungguhnya sudah tercipta dalam bentuk energi ketika mata bapa beradu dengan mata ibu dalam rasa cinta yang mendalam bahkan sebelum mereka menikah dan bersanggama. Energi Sêdulur Papat tersebut menjadi lebih sempurna ketika bapa dan ibu bersanggama setelah menjalani ritual pernikahan. Energi Sêdulur Papat tidak akan sempurna sebelum sperma bapa bertemu ovum ibu melalui sanggama rasa, dan energi tersebut akan tetap berada di ruang kala (waktu) sembari menunggu sanggama rasa terjadi.

- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI

Ajaran Sêdulur Papat Kalima Pancêr adalah puncak spiritualitas Nusantara yang memungkinkan kita untuk hidup selaras dengan alam, melebur emosi rendah ke dalam emosi luhur melalui proses menyalakan nar (api) untuk mendapatkan nur (cahaya), serta menciptakan keajaiban dan keberlimpahan dalam hidup keseharian. Didasarkan pada 44 lontar warisan leluhur Jawa dan Bali, buku ini membahas:
.
• Proses kejadian Sêdulur Papat dan sang jabang bayi.
• Transformasi Sêdulur Papat Kalima Pancêr: Pancabhuta, Pancaratu, Pancadewata.
• Kawisesan Sêdulur Papat: Sêgara tanpa Têpi, Tapaking Kuntul Anglayang, Galihing Kangkung, Isining Buluh Bumbang, Lontar tanpa Tulis.
• Ilmu kematian dan mati sajêroning urip (mati di dalam hidup).
• Meditasi Kanda Pat untuk mengakses kekuatan Sêdulur Papat.
• Ritual untuk terhubung dengan Sêdulur Papat.
• Perlindungan dan penyembuhan dengan energi Sêdulur Papat.
.
Penulis: I Ketut Sandika
14x21 cm | Hard Cover | 340 hlm. (8 hlm. full color)
Harga Pre-Order: Rp135.000 (dari Rp150.000) PLUS TANDA TANGAN PENULIS
.
Pemesanan via WA: 085 337 588 732

.
Lantas, jika ada laki-laki bertemu perempuan dan beradu pandang, kemudian muncul rasa cinta tetapi tidak sampai menikah, apa yang terjadi dengan energi Sêdulur Papat itu? Energi itu akan tetap tersimpan di ruang kala dan menunggu hingga laki-laki dan perempuan itu terlahir kembali, dipertemukan oleh karma, dan pada akhirnya menikah. Selama belum menikah, mereka masih akan memiliki hubungan dengan energi Sêdulur Papat tersebut. Mereka memiliki utang karma dengan energi tersebut, dan kadang utang tersebut menjadi penyebab penderitaan. Juga, selama itu pula keduanya berada dalam siklus kelahiran yang berulang.
.
Karena itu, pernikahan adalah peristiwa sakral agar kita dapat melunasi utang karma terhadap energi Sêdulur Papat. Jangan sampai utang karma ini kita bawa dalam setiap kelahiran, yang akan menjadi beban penderitaan bagi jiwa kita. Pernikahan disebut “pajatuh karma” atau takdir untuk melunasi utang karma dalam setiap kelahiran.
.
Demikian pula yang terjadi ketika laki-laki bertemu perempuan dan muncul cinta pada pandangan pertama, lalu mereka menjalin hubungan lebih dalam tetapi kandas di tengah jalan. Kemudian keduanya justru menemukan pasangan masing-masing dan akhirnya menikah. Hubungan mereka pupus sebab sudah mempunyai pasangan masing-masing.
.
Sejatinya hubungan mereka tidak pupus sepenuhnya sebab masih diikat oleh energi Sêdulur Papat yang berada di dalam ruang kala. Ketika muncul rasa cinta di awal pertemuan, energi Sêdulur Papat sudah terbentuk dan mengikat mereka. Ikatan tersebutlah yang dapat memunculkan cinta pada keduanya ketika bertemu kembali, baik di kehidupan sekarang maupun mendatang. Ini sering terjadi sehingga ada ungkapan “cinta lama bersemi kembali”. Ketika itu terjadi, si laki-laki dan si perempuan yang lama terpisah tetapi sudah sama-sama memiliki pasangan akan berhasrat untuk melanjutkan hubungan asmara mereka sebelumnya. Dalam hubungan itu, biasanya muncul dorongan kuat untuk menumpahkan nafsu sehingga terjadilah perselingkuhan.
.
Beberapa kasus perselingkuhan yang terjadi kemungkinan disebabkan oleh energi Sêdulur Papat yang tercipta dalam hubungan percintaan pelaku perselingkuhan sebelumnya. Energi tersebutlah yang mengacaukan hubungan suami-istri sehingga secara energetik mereka menjadi tidak selaras lagi. Dalam salah satu lontar, ada uraian singkat tentang energi Sêdulur Papat yang belum sempurna. Energi tersebut digerakkan oleh Sang Anta Prêta dan bersifat destruktif. Ia akan merasuki hati suami-istri sehingga merusak hubungan mereka. Energi destruktif tersebut dapat dinetralisir dengan ruwatan khusus agar hubungan mereka harmonis kembali. Ada pula ruwatan khusus untuk menyempurnakan energi Sêdulur Papat agar Sang Anta Prêta tidak mengarahkan energi itu ke hati pasangan suami-istri tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar