Tubuh lain seperti babi, kambing, kerbau adalah buah karma dari kelahiran sebelumnya. Mereka tidak dapat melakukan karma baik atau buruk dalam tubuh ini, jadi satu-satunya cara mukti mereka adalah dengan mengorbankan mereka dalam kurban suci.
यज्ञार्थं पशवः सृष्टाः स्वयमेव स्वयम्भुवा।
यज्ञोऽस्य भूत्यै सर्वस्य तस्माद् यज्ञे वधोऽवधः॥
Manu Smṛti (5.39).—'Hewan-hewan telah diciptakan oleh Prajāpati (Tuhan) untuk tujuan kurban suci demi kesejahteraan seluruh dunia. Membunuhnya pada upacara kurban bukanlah kegiatan kekerasan sama sekali.'
Manu Smṛti, atau di Nusantara dikenal dengan nama Mānava-Dharmaśāstra adalah kitab Hukum Tertinggi Sanātana-Dharma, seperti yang disebutkan dalam Veda Śruti (Yajurveda, Taittirīya Saṁhitā, 2.2.10.2): मानवी ऋचौ धाय्ये कुर्याद्यद्वै किं च मनुर्वदत्तद्भेषजम्.—'Dia harus mengutip śloka-śloka dari Manu; apa pun yang dikatakan Manu adalah kebenaran.'
• Lalu apa yang diharapkan umat manusia secara niṣkala?
1. Hewan yang dikurbankan akan dibebaskan, naik ke surga & akan terlahir kembali mendapatkan tubuh yang lebih tinggi (tubuh manusia).
ओषध्यः पशवो वृक्षास्तिर्यञ्चः पक्षिणस्तथा ।
यज्ञार्थं निधनं प्राप्ताः प्राप्नुवन्त्युत्सृतीः पुनः ॥ ४० ॥
Manu Smṛti (5.40).—'Tumbuh-tumbuhan dan hewan yang dipakai dalam upacara, akan lahir dalam tingkat yang lebih tinggi pada kelahirannya yang akan datang.'
2. Praṇā (energi) hewan yang disembelih akan menjadi āhāra (makanan) untuk Bhagavatī Parameśvarī Caṇḍikā Mahāmāyā, yang adalah Śakti Agung atau permaisuri Tuhan.
अर्चिष्यन्ति मनुष्यास्त्वां सर्वकामवरेश्वरीम् । धूपोपहारबलिभि: सर्वकामवरप्रदाम् ॥ १० ॥
Bhāgavata Purāṇa (10.2.10).—'O Durgā, dengan pengorbanan hewan, umat manusia akan menyembah-Mu dengan indah, dengan berbagai perlengkapan, karena Kau adalah yang tertinggi dalam memenuhi keinginan material semua umat.'
3. Darahnya akan dikonsumsi oleh para bhūta.
अध्यापनं ब्रह्मयज्ञः पितृयज्ञस्तु तर्पणम् ।
होमो दैवो बलिर्भौतो नृयज्ञोऽतिथिपूजनम् ॥ ७० ॥
Manu Smṛti (3.70).—'Upacara Bali (caru) adalah persembahan untuk bhūta (elemental).
4. Dagingnya akan menjadi makanan yang layak (yajña-śiṣṭa) untuk umat manusia.
क्रीत्वा स्वयं वाऽप्युत्पाद्य परोपकृतमेव वा ।
देवान् पितॄंश्चार्चयित्वा खादन् मांसं न दुष्यति ॥ ३२ ॥
Manu Smṛti (5.32).—'Setelah membelinya, atau menyembelihnya sendiri, atau di dapatnya karena menerima pemberian dari orang lain,—jika seseorang makan daging setelah atau pada waktu memuja Dewatā dan Pitṛ (leluhur), ia tidak terikat dosa pembunuhan.'
______________________________
Lontar Sundarigama (8c).—'Pada hari Penampahan, Sang Bhūta Galungan mencari makan. Maka sediakan suguhan kurban caru untuk para bhūta. Persembahan kepada bhūtakāla boleh sederhana, sedang atau besar.'
Tidak ada komentar:
Posting Komentar