Dalam olahan lawar Bali, terkandung enam rasa yang disebut dengan “sad rasa”. 6 rasa ini keluar dari kekuatan panca tan matra yang telah bersemayam di alam semesta, yaitu ganda tan matra, sparsa tan matra, sabda tan matra, rupa tan matra, dan rasa tan matra.
.
Dari rasa tan matra inilah memunculkan sumber rasa ketuka (pedas), tikta (pahit), kesaya (sepet), madhura (manis), lawana (asin), dan amla (asam).
.
Dari sari-sari sad rasa inilah menjadi kekuatan kehidupan di dunia, kalau berada pada laki-laki menjadilah kekuatan “sukla” (spermatozoa) dan kalau berada pada wanita menjadi kekuatan “swanita” (sel telur), demikian juga pada makhluk lainnya sehingga hal ini memunculkan birahi.
.
Apabila sukla bertemu dengan swanita maka terjadilah kekuatan penciptaan kehidupan, merupakan kekuatan lingga dan yoni, dan bila keduanya menyatu maka akan melahirkan kekuatan-kekuatan yang baru.
.
Sehingga boleh dikatakan, bahwa rasa olahan dalam lontar Dharma Caruban sebagai dharmaning paebatan (ketentuan wajib mengolah makanan) mengandung makna dan sebagai simbol kekuatan purusa (lingga) dan kekuatan prakerti (yoni).
.
Bilamana kedua kekuatan ini menyatu maka akan menciptakan kekuatan pelindung (bhatara).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar