Memasuki di kawasan Banjar Pakraman Beratan, Desa Pekraman Yeh Kuning, Kecamatan/Kabupaten Jembrana, Bali, tampak sebuah pohon kepuh menjulang tinggi. Pohon itu berada di tengah jalan desa. Dua palinggih yaitu di sebelah utara dan satunya lagi berada di bawah pohonnya sebagai stana dari Ida Bhatara Siwa-Buddha.
Bagi warga setempat, pohon kepuh yang diperkirakan usianya sudah mencapai ratusan tahun dengan tinggi sekitar 75meter lebih dan diameter sekitar 7meter ini dipercaya dangat angker. Kelian Banjar Pekraman Beratan, I Nyoman Astawa, mengatakan, pohon kepuh sudah ada jauh sebelum kehidupan kakek-neneknya. Hingga kini, warga percaya jika pohon kepuh ini memiliki nuansa angker yang sangat kental sehingga warga yang melintas di sekitarnya selalu membunyikan klakson sebagai tanda permis.
- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI |
Pohon ini dipercaya dijaga sesosok penjaga gaib berupa Macan Gading (Harimau kuning keemasan). “Warga di sekitar sini sering melihat ada penampakan makhluk halus tinggi besar dan binatang-binatang aneh juganya” kata ia. Selain penampakan, warga juga sering dilanda kesambet saat berbuat yang tidak-tidak. Seperti meludah sembarangan, berkata kasar atau kotor saat melintas atau merabas ranting dari pohon kepuh tersebut.
Sehingga, tak jarang warga kesisipan akhirnya menghaturkan sesajen berupa banten penebusan di sekitar pohon kepuh tersebut. I Made Sujana, pemangku di Pura pohon kepuh mengatakan, hingga saat ini tidak diketahui sejak kapan pohon kepuh tersebut ada. Namun, sebagian masyarakat terutama pendahulunya meyakini jika pohon kepuh itu sudah ada sekitar abad 14 dulu, dan berkaitan dengan kedatangan Dang Hyang Dwijendra yang beristarahat usai perjalanan dari Gunung Rawung, Jawa.
Menurut Sujana, pohon ini memberi aura positif yang mampu menyejukkan hati setiap warga yang mau menghaturkan persembahyangan. Terbukti, kini pohon kepuh ini sudah sering dikunjungi para pemedek yang juga berasal dari luar Kabupaten Jembrana, puncaknya pada purnama sasih kapat. Bahkan orang dulu sempat memakai pohon ini untuk bersemedi di ruang mirip goa yang ada di bawahnya,” pungkas Sujana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar