Pengertian dan Makna Bhakti dalam Agama Hindu. Bagi umat Hindu kata “bhakti” sudah menjadi kata kunci dalam hubungannya dengan pelaksanaa ajaran agama. Apalagi yang berkaitan dengan aktivitas ritual, istilah “bhakti” selalu menjadi “roh/jiwa” yang menghidupkan sekaligus menggairahkan pelaksanaan yadnya. Tidak salah dikatakan bahwa apapun yang dilakukan umat Hindu terkait ketaatannya melaksanakan ajaran agama, merupakan ekspresi dari bentuk bhakti. Lebih-lebih jika aktivitas ritual itu berupa upacara, lengkap dengan upakara dan uparengga (sesaji/bebanten) yang kaya simbol dan sarat makna itu, semuanya akan dikatakan sebagai bentuk pelaksanaan bhakti. Sampai kemudian muncul ungkapan bahwa ketika umat Hindu melakukan relasi dengan Ida Sanghyang Widhi/Tuhan Yang Maha Esa, beserta manifestasi-Nya, dicetuskan dengan kata-kata “titiyang ngaturang bhakti” (saya mempersembahkan sujud bhakti). Kata bhakti benar-benar telah menjadi titik kulminasi pengabdian dan atau pelayanan umat Hindu kehadapan Ida Sanghyang Widhi/Tuhan Yang Maha Esa, termasuk kepada sesama manusia dan seisi alam lainnya.
Lalu, apakah sebenarnya pengertian kata “bhakti”. Mengutip "Monier-Williams Sanskrit-English Dictionary" (University of Cologne), kata “Bhakti” (dibaca [bʱəkt̪i], berarti 'pengabdian' atau'bagian', yang dalam praktik Hinduisme menandakan adanya suatu keterlibatan aktif oleh seseorang dalam memuja Yang Mahakuasa. Istilah ini sering diterjemahkan sebagai "pengabdian", meskipun kata "partisipasi" semakin sering digunakan sebagai istilah yang lebih akurat, karena menyampaikan suatu hubungan dekat dengan Tuhan (Karen, 1999: 24). Menempuh jalan bhakti disebut bhakti marga, sementgara orang yang menjalankan ajaran bhakti disebut bhakta. Bhakti merupakan komponen penting dalam banyak cabang Hindu, yang didefinisikan berbeda-beda oleh berbagai sekte dan aliran (Jones,ed, 2005: 856–857).
Bhakti sebenarnya menekankan pengabdian dan pelayanan daripada ritual. Namun bagi umat Hindu pada umumnya, apalagi di Bali, yang namanya bhakti pengertiannya lebih berkonotasi pada aktivitas ritual yang disebut dengan istilah ngaturang bhakti atau mabhakti. Jadi, asal sudah ngaturang bhakti, artinya adalah melaksanakan upacara yadnya, dengan mempersembahkan sarana upakaraning bebanten (sesaji/sesajen) yang biasanya diakhiri mabhakti atau muspa (kramaning sembah). Padahal makna dasariah bhakti tidaklah sebatas ritual, melainkan berkaitan dengan luapan cinta kasih dalam suatu relasi atau interaksi, seperti dengan kekasih, dengan teman, orang tua-anak, guru, pemerintah, alam beserta segenap isinya, dan sebagainya. Itulah arti luas dan makna mendalam dari ajaran bhakti, yang dalam praktiknya dipersempit cakupannya seakan-akan hanya sebatas dan terbatas pada urusan aktivitas ritual yadnya. Namun apapun bentuknya, aktivitas ritual umat Hindu tetap diyakini, dipahami dan dilaksanakan sebagai wujud bhakti.
Referensi
KETUT WIDANA, I GUSTI. 2020. ETIKA SEMBAHYANG UMAT HINDU. Denpasar: UNHI Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar