Sabtu, 01 Juli 2023

HARI RAYA KURBAN SUCI BAGI UMAT HINDU

 Osadhyah Pasawa Wriksastir, Yancah Pakhanam Praptah, Yajnartham Nidhanam Praaptah, Prapnu Wantyutsritih Punah

Artinya :

Tumbuh-tumbuhan, Pohon-pohonan, Ternak, Burung dan lain-lain, yang telah dipergunakan untuk upacara yajna, akan lahir kembali dalam tingkatan yang lebih tinggi pada kelahiran berikutnya.



Demikian tingginya tingkat Penyucian terhadap Flora dan Fauna yang akan ditimbulkan dari upacara Agama yang dilakukan. Dengan demikian jelaslah bahwa melakukan upacara Agama bukan hanya untuk kebaikan bagi mereka yang menyelenggarakan Upacara, tetapi juga untuk kebaikan bagi Alam Semesta beserta Isinya.


Dalam Manawa Dharmasastra V.39, sebagai berikut:

Yajnartham Pasawa Ristah, Swamewa Sayambhawa, Yajnasya,Bhutyayi Sarwasya, Tasmadyajni Wadhawadhah

Artinya :

Swayambu telah menciptakan hewan-hewan, untuk tujuan upacara –upacara Kurban Suci yang telah diatur sedemikian rupa untuk kebaikan seluruh bumi beserta isinya.

Dengan demikian penyembelihan hewan untuk upacara Agama  bukanlah penyembelihan dalam arti yang lumrah, karena tidak berdasarkan kebencian atau kebengisan, melainkan berdasarkan tujuan suci untuk meningkatkan status jiwa dari binatang yang disembelih.


Jika diperhatikan bahwa hidup ini bukan badan, tapi hidup ini adalah jiwa atau Spirit. Dalam upacara  Agama jiwa inilah yang diutamakan untuk diupacarai dan diberikan Mantra Suci.

Upacara yang menggunakan hewan, bagi umat Hindu khususnya di Bali dikenal dengan nama upacara Mapapada. Binatang yang akan dijadikan Kurban sebelumnya diupacarai dengan mengelilingi tempat upacara sebanyak tiga kali.

Mengeliling tempat tiga kali adalah lambang menuju peningkatan ke tempat yang lebih suci. Pendeta mendo’akan dengan mantra-mantra yang khusus, agar jiwa binatang yang diupacarai tersebut kelak menjelma menjadi mahluk  hidup yang lebih mulia.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar