Minggu, 02 Juli 2023

Sesananing Aji Pangeleakan

 


an "rasa", dengan jalan nyungsang (membalikkan rasa).
Sedangkan proses mendapatkan (menjadi) leak ada 4:
1) ada karena membeli "barang", baik membeli sesabukan, bebuntilan, cincin, bèkel; dimana barang tersebut dibangun dengan pemurtian "aksara" yang dituangkan didalam barang tersebut. Seiring berjalannya waktu, disaat "yasa" dari barang tersebut sudah terpenuhi puncaknya (nadi-tasak), menyebabkan pemakai "alat tesebut" bisa "ngeleak" tanpa diketahuinya. Bagi yang kritis "nglitik" dengan perjalanan kehidupan yang dijalani, mereka akan merasakan hal-hal mistis diluar kontrolnya.
2) Belajar pemurtian (tanpa penugran), yang diawali dengan belajar kawisesan, kanda pat, dasa aksara dll..
3) Leak paosan.. disebabkan oleh tetuanya yang memberikan kekuatan, diturunkan lewat media ludah (poes)
4) Leak penugran.. murni anugrah sebagai pahala dari bhakti-tapa- yoga-samadi yang diritualkan, dan/atau rekomendasi dari guru (mekel leak)
Berdasarkan 4 proses tersebut, setiap orang berpotensi bisa ngeleak.. tidak hanya orang awam, para balian, bahkan "orang disucikan" pun berpotensi ngeleak.
Apalah semua negatif...?
Tentu tidak..
Baik/buruk sebuah keilmuan bukan berdasarkan ilmunya, namun murni dari tabiat (pribadi) praktisinya..
Lalu, bagaimana ceritanya, kok orang bisa "disakiti" oleh praktisi leak..?
Sebenarnya, bagi penekun aji leak, sangat teramat sulit "menyerang" menyakiti seseorang (orang lain).

Butuh proses panjang, karena proses menggunakan keilmuan "milik bethari" tidaklah mudah. Menggunakan milik beliau, tentu juga atas seijin pemiliknya. Dengan kata lain, praktisi akan melalukan permohonan dahulu untuk menggunakan keilmuannya. Dasar dari permohonan tersebut adalah "hukuman" kepada target (orang yang akan diserang) atas kesalahannya kepada praktisi. Apabila dikabulkan, barulah keilmuan tersebut boleh dipergunakan.
Tahap kedua adalah memohon ijin kepada hyang guru si target, kemudian pengihang pekarangannya, dilanjutkan seijin peguasa dapur tempat tinggal si target. Salah satu tidak mengijinkan, maka serangan tidak akan dilakukan secara efektif.
Tahap ketiga, setelah tahap sebelumnya terpenuhi, adalah menyelidiki "otonan" si target. Caranya sang praktisi akan mulai memasang kawisesannya guna mendeteksi otonannya. Dengan mengetahui otonan si target, maka akan ditemukan hari terlemah dari si target (dewasa ayu menyerang target).
Itulah 3 tahap guna menyakiti/menyerang seseorang. Ini bukan perkara mudah seperti gosip oknum balian abal-abal itu. Ini adalah penuh proses yang membutuhkan ketekunan dan kesabaran. Inilah ciri khas aji pangleakan.
Jadi bila ingin selamat, jagalah harmonisasi anda dengan bethari, dengan hyang guru, pangijeng karang, dapur lewat aci yadnya, disamping harmonisasi dengan sesama manusia. Hanya hal itu yang dapat meminimalisir adanya masalah dengan para praktisi tantra.
Ada satu japa yang lumayan ampuh menentralisir hal-hal negatif, terkait topik ini.. silahkan rafalkan didepan kemulan setelah melakukan persembahyangan "Ong butha Sarwa butha pada bungkem". Power mantra ini cukup ampuh memproteksi diri selama sehari, sehingga butuh ritual rutin dan tekun untuk menghalau masuknya praktisi leak yang hendak memohon ijin mengeksekusi diri kita. Semoga bermanfaat.
Rah ayu 🙏
Via : anggawasa
Gamabali_sesanawongbali


Tidak ada komentar:

Posting Komentar