Jumat, 16 Februari 2024

Dewi Saraswati , Sumber Pengetahuan Weda

 


Semoga Senantiasa Mengalirkan Parajnana
Kompilasi , Giriramananda
HARI Saraswati di Bali berotasi secara fixs setiap 210 hari sekali. Dengan perpaduan perhitungan panca wara, sapta wara dan pawukon maka hitungan satu bulannya diperoleh 35 hari jadi selama 6 bulan, maka totalnya sama dengan 210 hari. Maka hari suci Saraswati di Bali diperingati pada Saniscara, Umanis, wuku Watugunung. Nah .. Hari Suci Saraswati penuh berkah itu , hadir hari ini 28 Agustus 2021.
Hari Raya Saraswati itu dikhususkan untuk memuja Sang Hyang Widhi Wasa, dalam manifestasi sebagai ilmu Pengetahuan baik terkait ilmu yg teraplikasi duniawi maupun hal kesucian / niskala. Ilmu pengetahuan baik sekala dan niskala, dalam dinamikanya memang tak bisa dibendung siapapun. Ilmu pengetahuan atau Saraswati itu terus mengalir , menyingkirkan kebodohan. Nah .. Dewi pemberi berkah pencerahan itulah yang dinyasakan sebagi Saraswati.
Dewi Saraswati merupakan sakti dari Tuhan trinitas pecipta dalam manifestasi Brahma. Jika ditelusuri, keberadaan Dewi Saraswati itu, memiliki historis sangat suci dan penting. Dalam Pustaka Suci Weda, eksistensi Saraswati adalah sungai yang mengalir di gugusan Himalaya, melewati lembah Bandrinat, Dewa Prayag, Risikesh, bahkan hingga Triweni di Allahabad, Utarpradesh, yang disebut sanggam/ campuan atau dikatakan pertemuan tiga Sungai suci, Gangga, Yamuna dan Saraswati. Saat Sang Pandita ngarga tirta suci prosesi surya sevana, tiga sungai suci yang riil nya ada di India itu, diundang dengan sakralisasi mudra, mantra , tantra, kuta mantra, pranawa,
Walau saat ini secara fisik di Triweni , keberadaan aliran sungai suci Saraswati tidak ada, namun di dekat Badrinath ,Uttarkhand, India air sungai Saraswati masih mengalir, kendati sangat kecil. Saraswati juga merupakan salah satu batas dari Brahmavarta, asal Bangsa Arya yang dikaitkan dengan sungai itu. Selain itu , Saraswati dianggap sebagai dewi bahasa, dewiwiwak , Sang Dewi juga dipercaya sebagai sumber, penemu bahasa Sansekerta dan hurup Dewa Nagari, selain merupakan pelindung kesenian dan ilmu pengetahuan secara holistik
Lalu bagaimana halnya Saraswati diapresiasi masyarakat Bali?. Di Bali khususnya, Hari Saraswati ini menjadi piodalan/ pujawali besar. Segenap masyarakat Hindu merayakan tanpa kecuali. Bertepatan Hari Saraswati, semua buku buku, lontar lontar kuno, dibersihkan dan kemudian disembahyangi, pada pagi namun ada juga melakukan sore harinya.
Sedangkan pada malam harinya dilakukan dharma tula, rembug sastra, mekekawin, mewirama, dalam perayaan untuk memuliakan turunnya tatwa Jnana yang disimbolkan sebagai pengetahuan baik sekala maupun niskala.
Di Bali, juga ada pakem niskala terkait proses pembelajaran sastra, diyakini pengetahuan itu bisa lebih cepat transformasinya bila dilakukan prosesi pewintenan/ sakramen saraswati, dimana lidah dirajah karena dipangkal lidah dipercayai kedudukan, letak , stana sakti nya Dewa Brahma itu.
Dengan disucikan maka saraswati megenah, hidup, dan dipercaya dapat memberikan tuntunan secara benar baik sekala lan niskala.
Terkait dengan Weda asal katanya wid diasosiasikan dengan ilmu pengetahuan dan juga diyakini anadhi / tak lahir dan ananta/ tak ada batas akhirnya.

Dalam terminologi modern, terkait proses pembelajaran ada istilah long life education - kita wajib terus dan senantiasa belajar hingga akhir hayat— Weda itu merupakan jnana yang mengalir atau Saraswati itu, memang tidak ada awal dan tak ada ujung akhirnya. Maka boleh jadi atas alasan tersebut, ilmu pengetahuan itu selalu mengalir sepanjang masa selama hari Brahman ini.
Nah sekarang tugas kita , bagaimana mengaplikasikan aliran pengetahuan saraswati, yang bak air sangat deras itu demi hal produktif, konstruktif dan kebaikan untuk kita semua yang masih di maya pada ini, selain sebagai bekal untuk pulang ke sunia loka kelak.
Yang disebut kitab suci umat Hindu bagian dari Saraswati itu, adalah Catur Weda. Merupakan empat pokok kitab yang dirangkum dari wahyu Tuhan secara apurushesya yang diterima oleh tujuh Maharsi Agung.
Catur Weda itu terdiri dari Rg Weda yang berisi 10.552 mantram, Yayur Weda dengan 1.975 mantram, Sama Weda dengan 1.875 mantram dan Atharwa Weda dengan 5.987 mantram.
Bagaimana mungkin kita mempelajari ribuan mantram sebuanyak itu? Namun ada intisari-intisari mahawakya suci, bijaksara, eka sara, catur dasaksara dll yang diturunkan dari “kitab iduknya” ini. Mari kita baca dan kita resapi tentunya diamalkan dengan kemurnian hati, kesucian, ketulusan, semampu , yang bisa kita lakukan.
Nah bertepatan hari 28 Agustus 2021 yakni Saniscara Umanis Watugunung, disebut sebagai Hari turunnya dewi ilmu pengetahuan itu. Kita dengan penuh kesadaran, semangat, motivasi, mulai lebih tekun mempelajari Weda, smerti, lontar lontar Bali, sebagai ilmu pengetahuan suci yang dirumuskan para Maharishi Agung. Jadikan Kitab Suci Weda, sastra suci lainnya sebagai pegangan, tuntunan hidup yang baik di masyarakat.
Sudah barang tentu disesuaikan dengan kemampuan, bakat serta minat, motivasi. Intinya hari ini kita lebih khusuk memuja Dewi Saraswati dengan kesungguhan puja, kontemplasi pada Weda mata/ ibuWeda, sehingga anugerahnya mengalir menjadi penuntun kehidupan kita agar lebih, konstruktif
Para tetua kita di masa lalu menganjurkan sebelum membuka-buka Weda maka tubuh dan pikiran kita harus dibersihkan, disucikan lebih dahulu. Dari sini lahir apa yang disebut dengan sakramen suci, pewintenan saraswati. Selain itu, juga harus dibiasakan membaca , Weda, dan kitab suci lainnnya, yang lumrah disebut parayana setiap hari.
Entah itu membaca Sruti, Smerti, Itihasa, Purana, Lontar Lontar Kadyatmikan, Lontar Suci lainnya Bhuwana Kosa, Tatwa Jnana, Jnana Shidanta, Agastya Parwa, Ganapati Tatwa , BG, Yoga Wasistha, mungkin juga Kitab Jnana dari Ramana Maharsi, Bisa juga Sri Rudram- Namakam- Camakam, Purusha Suktam, Durga Suktam, Shivopasana Mantram, Ganesha Atharwashirsam, Narayana Upanisad, Surya Upanisad, Durga Suktam, dll
Starts today, ayo kita tekuni berikan waktu ekstra untuk baca Weda , Sruti, Smerti, Lontar Bali , sehingga literasi wawasan kita lenih luas, komprehensif terkait tatwa jnana. Di hari raya saraswati ini kita sucikan semua kitab - buku pelajaran, buku sastra, buku agama, lontar dan sejenisnya- dengan memberikan persembahan sesajen dan tirta , sehingga harapannya pembelajaran tatwa jnana bisa lebih meresap, jenek dalam diri
Dewi Saraswati adalah "sakti" dari Dewa Brahma,sang pencipta. “Sakti” dalam bahasa yang populer di Bali dalam paradigma umum di masyarakat sebagai istri Dewa Brahma. Eksistensi Dewa Brahma yang merupakan dewa pencipta, itu pada dasarnya mengejawantah karena mision pencerdasan jnana melalui ilmu pengetahuan tersebut.
Karena itu, segenap umat dianjurkan menuntut ilmu dengan penuh semangat dan semaksimal mungkin, dengan senantiasa ngarad, memohon anugerah Dewi Saraswati, agar bisa menciptakan karya karya fenomenal , penuh kreatif , inovatif dalam wujud apa pun sehingga bermanfaat bagi semua mahluk hidup.

Dewi Saraswati , disimbulkan, memiliki lengan empat. Ada yang memegang kecapi, ada yang memegang aksamala atau genitri. Kemudian tangan lainnya memegang damaru atau semacam kendang di Bali, dan tangan satu lagi memegang buku. Ada merak dan angsa di sampingnya.
Semua itu sejatinya terkait simbol-simbol tentang ilmu yang tak habis-habisnya dipelajari dengan cara mencintainya. Ilmu yang akan memperindah budi, budi menyucikan jiwa, ketika jiwa tersublimasi optimal maka Atma saksatkara / kesadaran Atma terealisasi.
Selain itu Saraswati punya wahana angsa. Kenapa ada angsa? Angsa merupakan hewan sangat bijaksana, Hamsa. Dengan pedang wiwekanya, mampu membedakan yang buruk- baik, satya asatya, merthyu amritam, tamas jyotir, yang merupakan aspek dwa dwa terelasi dalam oposisi binnar.
Angsa binatang suci dan cerdas, ia bisa mencari makanan di lumpur, tetapi tak pernah ada lumpur yang masuk ke tubuhnya. Makanan itu disaring, lumpurnya dibuang, dengan bijak si Angsa itu memilah milah, sehingga makanan bersih masuk ke perut sebagai sumber kehidupan bermanfaat.
Begitulah sebaiknya ilmu itu diamalkan. Jika ada Ilmu mendorong , memicu kerusuhan, konflik, ketegangan, sudah seharuslah dibuang jauh jauh. Dan ilmu yang konstruktif, yang membuat kesejahteraan, kedamaian, cinta kasih, berujung sat cit ananda yang mestinya terus dipelihara.
Di Bali, Dewi Saraswati dipuja dengan sesajen khusus, tapi sudah banyak dijual di pasar-pasar. Harga termurah Rp 25 ribu hingga lebih. Coba diperhatikan dalam sesajen itu, ada ciri khas, yakni jajan yang melambangkan cecak.
Apa kira kira makna cecak itu. Cecak merupakan simbul keheningan. Suara cecak sering terdengar ketika kita sembahyang, dalam hening meditasi. Para lingsir kita sering mengingatkan, jika kita dalam keadaan puja khusuk, dan meditasi, lalu ada suara cecak maka itu diyakini sebagai pertanda baik.
Mari kita membaca Sruti Weda mulai hari ini, apakah itu Sruti, Smerti, Ithiasa, Purana termasuk lontar lontar suci Bali dan lontar kadyatmiakan Bali, atau tafsir-tafsir yang sudah dibuatkan dalam bentuk kekawin dan tembang alit.
Dan akhirnya mari kita berdoa bersama:
Om Saraswati namastu bhayam, warade kama rupini, sidharambhan kari syami, siddhir bhawantu me sada. Om Saraswati ya namah swaha.
Namaste shaarada devi kaashmir pura vaasini twaamaham praarthaye nityam vidyam daanam cha dehi me
Om Aim Saraswati namah
Om Aim bad vad vaagvaadini svaha
Om hreem Saraswatyai namah
Om aim vaagdevyai cha vidhmahe
Kamrajaayaa dhimahi
Tanno dewi prachodayaat
Om prathamaan bharati naam dwityam cha Saraswati trutiyam shaarada devi , chaturtham Hansavaahini . Panchamam Jagati khyataa , shashtam Vageseshwari tatha, Saptamam Kumudi proktaa, Ashtamam Bhrahmachaarine , navamam Buddhidarti cha, dashamam Varadaayini ekadasham Chandrakaanti, dwardasham Bhuvaneshwari, dwadashaitani naamaanu trisandhyam yah pathenaraha jivahgre vasate nityam Bhramarupa Saraswati.
Ampurayang para Maha Rishi, Guru , Nabe niki wantah sematra dari Giriramananda. kirang langkung aksamaang lan druwenang sareng sami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar