Kamis, 22 Februari 2024

Rerainan sugihan

 



Mungkin ada beberapa yang mengira kalau Sugihan pertama itu adalah Sugihan Jawa kemudian dikuti oleh Sugihan Bali.

Rerainan sugihan yang pertama adalah Sugihan Pengenten, yaitu seminggu sebelum hari raya Galungan pada hari Rabu/Buda Pon Sungsang. Sugihan berasal dari kata Sugi yang artinya membersihkan sedangkan Pengenten artinya tonggak atau pengingat. Bisa diartikan sebagai tonggak atau hari pengingat kita untuk membersihkan diri jasmani dan rohani karena seminggu lagi sudah hari raya Galungan.
Sugian pengenten juga sebagai tonggak dimulainya periode Nguncal Balung yang timeframenya abulan pitung dina (42 hari) dimulai dari Buda Pon Sungsang dan berakhir di Buda Kliwon Pahang atau Pegatwakan.
Periode Nguncal Balung ini dikenal sebagai dewasa yang tidak baik dalam melaksanakan upacara upacara besar. Nguncal Balung berasal darikata Nguncal (membuang) dan Balung (tulang) ada yang memaknai Nguncal Balung sebagai tonggak dibuangnya kekotoran dalam diri, ada yang memaknai kalau nguncal balung itu mengurangi penyembelihan hewan(cukup hanya saat penampahan saja) dan ada pula yang memaknai sebagai wujud pelepasan sang kala tiga.

Kalau melihat dari sisi padewasan ,periode Nguncal Balung ini adalah 42 hari dimana itu adalah dewasa yang tidak baik untuk membuat upacara besar selama 42 hari. Mungkin bisa diartikan jika upacara besar ini dilakukan pada periode ini,maka tidak akan berjalan baik atau kokoh karena tidak ada tulang. Kiasan tersebut bisa diartikan karena dalam periode ini ada beberapa rerainan dari Sugihan Jawa,Sugihan Bali,Panyekeban,Penyajaan,Penampahan,Galungan,Umanis Galungan,Pemaridan Guru,Ulihan,Pemacekan Agung,Penampahan Kuningan,Tumpek Kuningan dan Pegatwakan. Bisa dibayangkan beberapa biaya,konsentrasi dan waktu yang dihabiskan oleh rentetan rerainan tersebut. Itulah sebabnya mungkin di periode ini kita tidak diharapkan membuat upacara besar agar kita bisa berkonsentrasi atau fokus pada rerahinan rerahinan yang muncul di periode tersebut. Karena jika kita melaksanakan upacara besar dikhawatirkan akan tidak bisa berjalan dengan baik karena konsentrasi fokus dan biayanya sudah banyak digunakan untuk rerainan sehingga upacara besar tersebut menjadi "Tanpa Tulang" atau tidak kokoh secara rohani ataupun finansial.
Mungkin ada yang bertanya 3 minggu lebih setelah Tumpek Kuningan kan tidak ada rerainan, mengapa periode Nguncal Balung masih lanjut sampai Buda Kliwon Pahang?
Ada rerainan kecil seperti Buda Cemeng Langkir dan Anggara Kasih Medangsia saja. Pada periode 25 hari ini kita tidak diharapkan untuk upacara besar karena kita diharapkan untuk fokus dalam bekerja atau berusaha karena di periode 17 hari sebelumnya kita sudah menghabiskan banyak waktu,biaya dan tenaga untuk rentetan upacara Galungan Kuningan.
Begitu visionaire sekali leluhur kita untuk mengingatkan kita untuk bekerja atau berusaha bukan? karena apapun itu setiap upacara pasti membutuhkan waktu, biaya dan uang dimana uang itu pun tidak jatuh dari langit tanpa usaha.
Rejeki tidak akan datang hanya dengan doa tanpa adanya usaha. Uang yang nantinya kita gunakan untuk upacara itu kita dapatkan harus dengan bekerja atau berusaha. Bukan membuat utang yang banyak untuk upacara dan dibayar dengan hasil menjual warisan dengan dalih uang habis untuk upacara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar