Jumat, 16 Februari 2024

Tantra Kadyatmikan dan Kwisesan

 


Dalam laku Tantra Kadyatmikan dan Kwisesan, Sanghyang Aji Saraswati tidak saja dipuja dalam sosok atau citra dewi tertentu, tetapi ditempatkan di dalam diri sebagai Sanghyang Aksara Jati atau Sanghyang Sastra Jati dalam wujud aksara yang sangat rahasia. Dimanakah beliau ditempatkan di dalam tubuh? Beliau mendiami beberapa tempat yang sangat rahasia di dalam diri. Saya akan menceritakan satu tempat saja.
.
Sanghyang Aji Saraswati menempati pangkal lidah (bogkoling jihwa). Di tempat itu beliau berdiam dalam wujud aksara yang sangat rahasia. Pangkal lidah atau Campuhan yang menghubungkan antara Sanghyang Tri Nadi dengan lubang hidung, kepala dan mulut. Pada titik itulah disebut Marga Tiga atau pertigaan tubuh dimana persipangan jiwa ketika jiwa akan terlepas dari raga. Konon, ketika jiwa akan terlepas dari raga, di pangkal lidahlah ia menunggu sari nafas atau prana untuk mendorong jiwa terlepas bisa melalui ubun-ubun, mata, mulut, hidung dan telinga. Semua itu bergantung niat.
.
Pada pangkal lidah pula disebut alam Anyastana, yakni batasan antara alam Bapa Akasa dengan alam Ibu Pertiwi. Alam Bapa Akasa dari langit-langit mulut ke atas dan alam Ibu Pertiwi dari cekok leher ke bawah. Pertemuan antara alam Bapa Akasa dengan alam Ibu Pertiwi di pangkal lidah sebagai simbol Sabda di mana Bayu bersatu dengan Idep. Olehnya, Sanghyang Aji Saraswati disebut sari-sari aksara atau sastra pengetahuan dalam bentuk sabda.

.
Jadi, para penekun Kadyatmikan dan Kawisesan ketika hendak belajar mati (kelepasan), mereka memanunggalkan Bayu ( energi ) dan Idep ( pikiran ) pada Sabda ( getaran ). Getaran ini menjadikan Tirtha Panca Pawitra yang berdiam di otak mengalir melalui Sanghyang Trinadi dalam Sabda Ang, Ung dan Mang. Kemudian, tirtha menyentuh ujung api yang menyala dari dasar tubuh. Ketika air bertemu dengan api, maka munculah asap atau kukus (Sang Atma). Asap atau kukus ini kemudian naik sampai di pangkal lidah dan di sana menyatu dengan sari nafas atau udara. Pada akhirnya di pangkal lidah terjadi campuhan antara asap, air atau tirtha dengan api dan udara atau angin. Setelah itu tinggal diniatkan asap yang sudah bercampur api, air dan angin hendak mengarah ke lubang pintu yang mana untuk terlepas.
.
Sebelum sampai pada itu, alami dan masuki tubuh untuk bertemu dengan kediaman Sanghyang Aji Saraswati di dalam diri. Untuk itu, Tantra Kadyatmikan dan Kawisesan mengarahkan kita untuk melampaui sosok atau citra Sanghyang Aji Saraswati, sebab sejatinya beliau bukan sosok tetapi aksara rahasia yang berdiam di pangkal lidah. Jadi, bisa saja aksara itu menakutkan, tidak sebagaimana sosok yang selama ini dicitrakan bahwa Dewi Saraswati itu cantik.
*Rahajeng Rahina Saraswati, semoga Sanghyang Aji Saraswati memberikan karunia sari aksara dan sastra pengetahuan.
~ sandi reka ~



Tidak ada komentar:

Posting Komentar