Arjuna berujar ;
“hampir diseluruh waktu kehidupan saya, saya gunakan sebagai tindakan yasa dan hampir diseluruh waktu kehidupan saya selalu merasa " wirya " ( bersemangat ).
Tatkala saya bertindak yasa dan wirya saya mampu menerobos dunia yang berwujud dan juga dunia bayang-bayang ( halusinasi ), saat itu saya merasa berada pada dunia yang sejati yakni "tyaga" ; hidup menjadi bagian dari kedua dunia tersebut.
Tyaga adalah sikap yang merasa dirinya juga tubuh saudara-saudaranya, tubuh masyarakat lain, kendati saudara dan masyarakat berada jauh dari jangkauan pandangannya, dalam sastra dikenal “ vasudeva kutumbhakam “.
Tyaga dilandasi dengan pencapaian kehidupan sunyata yakni dunia perbatasan antara dunia berwujud dan dunia bayang-bayang, sehingga dunia ini tidak ada yang mampu menguasainya, terkecuali mereka yang telah sempurna pada yoga samadhi, dalam ajaran leluhur dikenal JAMBHALA SAMADHI.
Jambhala Samadhi adalah sebuah payogaan atau samadhi yang dilaksanakan dedepan sebuah bentuk segi empat yang dikenal AGNI MANDALA, dengan API sebagai pusat kendali bathinnya, dikenal HOMA, bersumber pada ajaran Bhatara Ghana.
Ajaran Ghana adalah ajaran rahasia dikenal dalam sastranya, ajaran yang penuh dengan misteri, namun sarat dengan mamfaat hidup yang paling sempurna, karena merupakan puncak dari pencapaian yoga yakni RAJAYOGA.
Puncak dari homa adalah " sepi ".
Sepi adalah pencapaian perjalanan spiritual seseorang, dan pada sepi itulah muncul “ hukum absolut “ atau rta yang sesungguhnya.
Sepi juga tindakan akhir sebuah ritual apapun, dan sepi juga adalah akhir kehidupan manusia yang dinamis....karena sepi sejatinya awal kehidupan bagi mereka yang sedang hidup dalam dunia kasunyataan dalam ajaran tyaga.
Makna istimewa dari ajaran ini yang juga merupakan hadiah dewata kepada leluhur untuk selalu menjalankan homa jambhala samadhi dengan candra yantra sebagai formasi ritualnya, dikutip dalam sebuah kekawin Arjuna Wiwaha seperti berikut ;
“Bayangan Bulan tampak pada tempayan yang berisi air pada kondisi tenang *)
Setiap yang memiliki kondisi tenang, ibarat air dalam tempayan pasti mampu melihat bayangan bulan *)
Pribadi yang tenang dan damai itu hanya ada pada mereka yang melakukan yoga *)
Jelaslah sudah Tuhan berada pada setiap mahluk yang melakukan yoga *)
Para leluhur yang dipimpin oleh raja dan para purahita merasa ada yang kurang dalam melaksanakan homa, maka didatangkanlah seorang guru kerohanian yang berlatarbelakang Budha Paksha (MPU Astaphaka yg mampu mewujudkan sikap tyaga bukan hanya hapal mantra), sebagai pemimpin homa saat itu.
Mampu melihat api ditengah kayu bakar, walaupun belum dinyalakan *)
Mampu melihat minyak, walaupun masih berwujud santan *)
Dimanapun dilaksanakan homa, diatas api homa selalu hidup seekor laba-laba dan membangun rumah jaringnya sebagai lambang hukum atau rta telah terbangun pula.
Puncak dari ajaran Ghana ( Mpu Ghana ) dalam lontar lontar Prakampa Jayeng Kertaning Bhumi adalah “homa “ merupakan landasan membangun monumen kejayaan Kerajaan Bali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar