Selasa, 08 Agustus 2023

Sapi Menurut Hindu

 


Di Desa Gegelang, Karangasem, Bali, ada tradisi mengarak sapi jantan berkeliling desa. Prosesi yang disebut "mejaga-jaga" ini merupakan ritual adat tahunan bertujuan menetralisir segala hal buruk dalam kehidupan.
Sementara yang diarak adalah "sapi cula", yang sebelumnya disucikan dan telah dikebiri.
Dalam kitab "Catur Weda", kitab suci umat Hindu, sapi adalah hewan yang diagungkan. Ia adalah ibu, pelindung bagi banyak orang.
Sapi tidak dituhankan atau dipuja, tapi karena sebagai tunggangan "Dewa Siwa", sapi mendapat kehormatan besar ketimbang kuda atau unta misalnya. Dua ritual ini adalah contoh, perlakuan umat Hindu Bali terhadap sapi. Sebab di Bali, terdapat dua jenis sapi, "sapi suci" dan "sapi caru" atau kurban.
Sesungguhnya tak semua sapi dianggap suci. Sapi berjenis "lembu" berbeda dengan jenis "banteng". Lembu umumnya berwarna putih dan tipe banteng berwarna merah atau gelap.
Di Desa Taro, sapi-sapi putih yang disakralkan dirawat penuh rasa hormat oleh warga desa. Warga percaya bibit lembu ini dibawa "Maharsi Markandeya" ketika pertama kali datang ke Bali dari Gunung Raung, Jawa Timur.
Hewan suci dalam tafsir, baik di "Catur Weda" maupun "Upanisad" yang memuat ajaran filsafat, meditasi dan konsep ketuhanan sapi sakral yang dimaksud berjenis lembu. Sapi putih kerap dimanfaatkan sebagai sarana pelengkap upacara adat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar