Mepedagingan / Panca datu, atau sering disebutkan dalam istilah loka drestanya mepulang Pancer. Akibat dari minimnya pengertian masyarakat setempat tentang pedagingan, Sering kita temui disuatu daerah, pelinggih tersebut langsung meplaspas saja, tanpa pedagingan dianggap sampun pragat, ketika melaspas itulah kemudian sudah dianggap odalan untuk hari hari selanjutnya. di sebutkan dalam Gama Widdhi sastra, bila dalam kondisi seperti ini pelinggih tersebut keni ke durmangalan/musibah, sebaiknya pelinggih ini segera di prelina segera selekas mungkin, agar tidak memakan korban lebih lanjut.
Bila kahyangan, apalagi pelinggih Prelinggan pare dewa durung mepedagingan durung mepulang pancer, meskipun pedagingan alit, madya, muang utama, dudu iku kahyangan dewa, dadi umahin bhuta kumandang. Kasarnya kahyangan tersebut bukan stananya para dewa tetapi yang berstana di pelinggih tersebut meparab, buta kumandang, dadi keracuan buta wisesa, Akibatnya para penyiwi pelinggih tersebut tan pegat gegeringan, keni kakening mala petaka upadrawa, tan pegat pegat meyegan tan trepti maring pesanakan, akhirnya tujuan rumah tangga sering terhambat dalam menjalani kehidupan.
Ciri khas yang lain pelinggih yan durung mepedagingan durung ngenteg linggih, sering para penyiwi mengalami salah ton ( melihat penampakan yang aneh-aneh) se wewengkon pelinggih maupun kahyangan tersebut. karena karena dimasuki buta pisaca, dadi pesaban sapujagat, itulah para bhuta dari petelon agung yg disebut butha sapujagat, masuk kekarang tersebut dan menampakan dirinya bermacam macam peristiwa aneh, muang buthakala Mretyu- kematian, demikian halnya, para butha bhuti yang ada di pura desa, di salu panjang datang dengan leluasa menempati stana yg durung mepedagingan, akhirnya itulah yang kita sembah. Terkadang ada suatu kepercayaan sebelumnya di upacarai diisi dulu dengan duri-durian, shg ybs enggan untuk menempati pelinggih tsb.
MUPUK PEDAGINGAN. ( Re Charga ) Pedagingan memberikan perlindungan maksimal 30 tahun ( satu generasi ) mulai dari 20 tahun, 25 tahun, sampai maksimal 30 tahun inilah waktu yang pas untuk mupuk pedagingan yang sering disebutkan dengan istilah “NEMU GLANG” Jadi setiap generasi polih ngaturang yadnya melakukan Penyegaran kembali panca datu tersebut. sekaligus ada penambahan silsilah keluarga. disitulah akan nampak jelas, ri wekas siapa siapa saja pendahulu (leluhur kita) setiap generasi akan mungguh dalam silsilah tsb dalam urutan Nemu Glang.
Demikian kojar widhi sastra sang “gama widhi sastra”, untuk itu segeralah berpikir bagi pelinggih dan mrajan kita sane durung mepedagingan, itu jelas tidak dibenarkan oleh sastra apapun alasannya. Untuk itu manfaatkanlah inti sari sesuluh inti puniki dari Gama Widhi sastra.
Selanjutnya ikuti postingan berikutnya Isi Panca datu, dan dimana diletakan ( genahnyane )
IPM Agra Agra Dwijananda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar