Minggu, 28 Juli 2024

Urutan Tata Cara Sembahyang Bagi Umat Hindu Di Bali

 


Dalam kehidupan masyarakat hindu di bali banyak terdapat aturan yang harus dilaksanan dan di patuhi terutama dalam hal agama atau persemhyangan, berikut ini uraian urutan tata cara sembahyang yang benar .
Sebelum kita mulai sembahyang kita terlebih dahulu membersihkan diri dengan mulai :
Ucapkan matram :
• Untuk Dupa :
Om Ang Dupa Dipastra Ya Namah
• Untuk Bunga :
OM Puspa Danta Ya Namah
1. Asana : Posisi duduk yanh benar dan rapi Matram : Om Bajra sana Ya namah Swaha, Om Prasada Stiti sarira Siwa Suci Nirmala ya namah swaha
2. Pranayama : mengheningkan pikiran hanya tertuju kepada beliau dengan kata A U M (Ang=Tarik Nafas, Ung = Tahan nafas, Mang = keluarkan nafas)
3. Membersihkan tangan
•Tangan kanan
"Om kara sudhamam swaha"
•Tangan kiri diatas
"Om kara Hati sudha mam swaha"
4. Lantunkan Matram Tri Sandya
Om bhur bhvah svah
tat savitur varenyam
bhargo devasya dhimahi
dhiyo yo nah pracodayat
Om Narayana evedam sarvam
yad bhutam yac ca bhavyam
niskalanko niranjano nirvikalpo
nirakhyatah suddo deva eko
Narayano na dvitiyo’sti kascit
Om tvam sivah tvam mahadevah
Isvarah paramesvarah
brahma visnusca rudrasca
purusah parikirtitah
Om papo ham papakarmaham
papatma papasambhavah
trahi mam pundarikaksa
sabahyabhyantarah sucih
Om ksamasva mam mahadeva
sarvaprani hitankara
mam moca sarva papebyah
palayasva sada siva
Om ksantavyah kayiko Dosah
ksantavyo vaciko mama
ksantavyo manaso dosah
tat pramadat ksamasva mam
Setelah selesai barulah mulai sembahyang
Dalam Agama Hindu Sembahyang dilakukan 3 x sehari atau sesuaikan dengan situasi atau Desa ,Kala dan Patra.
Sembahyang dilakukan dengan Panca Sembah :
1. Muspa Puyung
Matram :
Om Atma Tattvatma Suddha Mam Swaha
2. Muspa Dengan Bunga (Putih) ditujukan kepada Dewa Surya (Raditya)
Matram :
"Om Adityasyaparam jyoti rata tejo namo stute svetapankaja madhyas thah bhaskarayo namo stute "
3. Muspa dengan Kwangen ditujukan kepada Sanghyang Widhi Wasa sebagai Ista Dewata dengan segala Manifestasinya
Matram :
"OM Brahma,Wisnu,Isvara Devam Tri Purusa sudhatmakam,Tri Deva Tri Murti Lokham Sarwa wigene winarsanam "
4. Muspa dengan Kwangen mohon Peanugrahan kepada Sang Hyang Widhi Wasa agar kita selalu dalam lindunganNYA
Matram :
"Om Anugrahaka Manuhara, Devadatta Nugrahaka, Arcanam sarva pujanam,namah sarva Nugrahaka, Om Deva Devi Mahasiddhi, yajnangga nimalatmaka, Laksmi siddhisca dirgayuh nirvighna sukha vrddhisca"
5. Muspa Puyung
Matram :
"OM Deva suksma paramacintya ya namah Svaha"
Setelah selesai sembahyang Ida Brahmana atau Pinandita akan memberikan Tirta dan Bije sebagai Simbol kehidupan
Bija
Bija adalah merupakan sarana terakhir setelah selesai sembahyang, Umumnya umat kita banyak yang tidak paham dalam penempatan bija terkadang jumlahnya berlebihan , jadi penggunaannya tidak bermakna.
1. 'Bija' adalah lambang kehidupan atau benih pemberian TUHAN
2. 'Bija' adalah anugrah TUHAN, sebagai lambang Tumbuh dan berkembangnya kesucian diri dan meningkatkan kualitas spiritual
3. 'Bija' seyogyanya dibuat dari beras yang utuh artinya tidak patah dan direndam dengan air cendana agar harum
Penempatan Bija
Jumlah bija yang bagus pilih yang utuh jumlah nya ganjil minimal 3 sebagai lambang manifestasi Tuhan
1. 3 Bija di kening dengan
Mantram "Om Sriyam Bhawantu"
2. 3 Bije di pangkal Tenggorokan Mantram "Om Sukham Bhawantu"
3. 3 Bije Ditelan
Mantram " Om Purnam Bhawantu"
Semoga bermanfaat, Salam rahayu semeton sinamian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar