Tradisi penamaan di kalangan suku Bali unik karena berkaitan dengan jenis kelamin, urutan kelahiran, dan status kebangsawanan (kasta). Ini memudahkan masyarakat Bali mengetahui kasta dan urutan kelahiran seseorang. Tradisi ini sudah ada sejak abad ke-14, pada masa pemerintahan Raja Gelgel "Dalem Ketut Kresna Kepakisan," meskipun pengaruhnya dari Majapahit belum pasti.
SISTEM KASTA
1. Brahmana: Gelar Ida atau Ida Bagus untuk laki-laki dan Ida Ayu untuk perempuan. Dulunya, mereka adalah pemuka agama, pendeta, pedanda dan keluarganya, di masa modern saat ini profesi mereka sudah merata di segala bidang termasuk menjadi karyawan, pekerja dan pejabat biasa.
2. Kesatria: Gelar Anak Agung, Cokorda, I Gusti Agung, Gede, Sang dan I Dewa. Mereka adalah keturunan raja, bangsawan dan pejabat tinggi, di masa modern saat ini profesi mereka sudah merata di segala bidang.
3. Waisya: Kasta yang satu ini memiliki hubungan erat dengan keturunan raja-raja masa lalu karena awalnya berasal dari masyarakat yang menjadi prajurit di zaman kerajaan dan merupakan keturunan mereka.Menariknya, beberapa individu dalam kasta Waisya berasal dari kasta Ksatria, tetapi karena melakukan kesalahan, mereka turun status menjadi kasta Waisya.Anggota kasta Waisya biasanya bekerja sebagai pengusaha, prajurit, atau berprofesi dalam kelompok pekerjaan lainnya. Gelar yang diberikan kepada mereka adalah I Gusti Bagus dan I Gusti Agung untuk laki-laki, sementara untuk perempuan, yakni Gusti Ayu. Untuk profesi sudah merata di segala bidang sama dengan kasta yang lain.
4. Sudra: Tidak memiliki gelar kebangsawanan dan menggunakan nama berdasarkan urutan kelahiran seperti Wayan, Putu, Made, Nyoman, dan Ketut, di masa modern saat ini profesi mereka sudah merata di segala bidang bahkan ada yang menjadi pejabat negara.
JENIS KELAMIN
- Laki-laki : Awalan "I".
- Perempuan : Awalan "Ni". Untuk keturunan bangsawan, digunakan "Ida" atau "Ayu" dan "Istri" sebagai padanan "Ayu".
URUTAN KELAHIRAN
1. Anak pertama : Wayan, Putu, atau Gede.
2. Anak kedua : Made, Nengah, atau Kadek.
3. Anak ketiga : Nyoman atau Komang.
4. Anak keempat : Ketut.
Jika memiliki lebih dari empat anak, nama-nama ini diulang kembali dengan beberapa variasi. Tradisi ini kini menjadi ciri khas budaya orang Bali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar