Salam Om Swastyastu, namaste, Astungkara dan Om Avighnamastu, ditutup dengan Om shanti-Shanti-Shanti Om, merupakan doa mantra pendek, ringkas dan padat, yang sering diucapkan untuk mengaitkan Tuhan yang Maha suci dengan aktivitas manusia Hindu. Mantra atau doa sesungguhnya tidak lain ucapan dari keinginan manusia yang ditujukan kepada Hyang Widhi atau Ida Bhatara. Bahasa yang dipakai untuk menyampaikan keinginan itu, bisa dengan bahasa Bali (sehe), bahasa Kawi dan bahasa Sanskerta. Doa yang memakai bahasa Sanskerta sering disebut mantra. Sedangkan yang memakai bahasa Bali dan Kawi sering disebut sehe atau sesontengan. Jika memakai bahasa sanskerta cara mengucapkan dengan menyanyi (seronca atau sruti), sedangkan jika doa dengan bahasa Kawi maka ucapannya dengan menggunakan palawakia, dan jika berdoa dengan menggunakan bahasa Bali maka ucapannya seperti berkomunikasi biasa dengan orang yang lebih tinggi (bahasa halus).
Om Avighnamastu
adalah salah satu doa sehari – hari yang digunakan dengan tujuan agar suatu kegiatan yang dilaksanakan berjalan lancer tanpa hambatan dan akhirnya menjadi sukses.
GRATIS BELAJAR CARA MENDAPATKAN PENGHASILAN DARI TRADING KLIK DISINI
Mantra itu sering kata-katanya tidak dimengerti oleh sebagian besar orang dalam masyarakat. Justru disitulah memberikan nilai magis atau suasana kramat dan gaib, misalnya kata AUM atau Om atau Ong.
Om atau Ongkara adalah prenawa, yaitu simbol kehidupan. Dalam mantra om dianggap mempunyai kekuatan gaib. Kata Om dimaksudkan widyasakti dari Hyang Widhi yang merupakan dari unsur-unsur Tri Sakti yakni kesaktian untuk menciptakan disimbolkan dalam hurup atau ucapan Ang, kesaktian untuk memelihara atau menghidupkan disimbolkan dalam ucapan Ung, dan kesaktian untuk mengembalikan semua ciptaannya ke asalnya (pralina) diwujudkan dalam simbol ucapan atau hurup Mang. Gabungan ketiga bunyi inilah (Ang, Ung, Mang) berubah menjadi Om atau Ongkara. Ongkara adalah pranawa atau Bija Mantra dalam setiap doa atau mantra. Artinya setia memulai mengucapkan bait mantra, selalu didahului dengan Om.
Dalam Wrespati Kalpa disebutkan bahwa:
Om ng sarira, awi ng aksara, gna ng palinggihan, mastu ng pangulu, nama ng panugrahan, si ng surya, dem ng bulan. Samangkana kaweruhakna tingkah rangne, yatna kna sang hyang sastra, mwang palinggyanya. Iki lwir tandoh ring tkep putih maka palinggih sang hyang sastra sujati, hana usadhaning usadha, mangkana sloka ning dewek, OM.
Mungkin maksud kalimat tersebut adalah “……tubuh kita terdiri atas aksara suci yang merupakan tempat beliau (tuhan) berstana sehingga apa kehendak kita terpenuhi baik di siang atau malam…”
Sedangkan dalam Lontar Parta Adnyana Sura pada lembar 2a, disebutkan pula arti mantra “ Om Awighanam Astu Nama Sidham” bahwa
Om Awighnam berarti siang, Astu Nama Sidham artinya malam. Om Awighnam berarti mengetahui suka duka, juga berarti hidup mati, ada dan tiada, pembahasan ini mempunyai pengertian berbeda dalam satu kalimat (Rwa Bhineda).
Mantra itu sering kata-katanya tidak dimengerti oleh sebagian besar orang dalam masyarakat. Justru disitulah memberikan nilai magis atau suasana kramat dan gaib, misalnya kata AUM atau Om atau Ong.
Om atau Ongkara adalah prenawa, yaitu simbol kehidupan. Dalam mantra om dianggap mempunyai kekuatan gaib. Kata Om dimaksudkan widyasakti dari Hyang Widhi yang merupakan dari unsur-unsur Tri Sakti yakni kesaktian untuk menciptakan disimbolkan dalam hurup atau ucapan Ang, kesaktian untuk memelihara atau menghidupkan disimbolkan dalam ucapan Ung, dan kesaktian untuk mengembalikan semua ciptaannya ke asalnya (pralina) diwujudkan dalam simbol ucapan atau hurup Mang. Gabungan ketiga bunyi inilah (Ang, Ung, Mang) berubah menjadi Om atau Ongkara. Ongkara adalah pranawa atau Bija Mantra dalam setiap doa atau mantra. Artinya setia memulai mengucapkan bait mantra, selalu didahului dengan Om.
Dalam Wrespati Kalpa disebutkan bahwa:
Om ng sarira, awi ng aksara, gna ng palinggihan, mastu ng pangulu, nama ng panugrahan, si ng surya, dem ng bulan. Samangkana kaweruhakna tingkah rangne, yatna kna sang hyang sastra, mwang palinggyanya. Iki lwir tandoh ring tkep putih maka palinggih sang hyang sastra sujati, hana usadhaning usadha, mangkana sloka ning dewek, OM.
Mungkin maksud kalimat tersebut adalah “……tubuh kita terdiri atas aksara suci yang merupakan tempat beliau (tuhan) berstana sehingga apa kehendak kita terpenuhi baik di siang atau malam…”
Sedangkan dalam Lontar Parta Adnyana Sura pada lembar 2a, disebutkan pula arti mantra “ Om Awighanam Astu Nama Sidham” bahwa
Om Awighnam berarti siang, Astu Nama Sidham artinya malam. Om Awighnam berarti mengetahui suka duka, juga berarti hidup mati, ada dan tiada, pembahasan ini mempunyai pengertian berbeda dalam satu kalimat (Rwa Bhineda).
Dalam ritual hindia juga terdapat kata “ Avighnam ” yaitu pada ritual samskaras. Dimana Sebagian besar dari para Brahmana yang digunakan untuk mengikuti ritual yang kompleks sehubungan dengan peristiwa besar dalam hidup mereka, seperti kehamilan, melahirkan, pendidikan, pernikahan, dan kematian.
Pada salah satu ritual besar tersebut yaitu Vidyarambha atau Akshararambha (Vidya berarti Pengetahuan dan Arambham berarti awal, harfiah Vidyarambha diartikan dimulainya studi) yang dilakukan baik ketika anak mencapai tiga atau lima tahun. Di lidah anak huruf "Hari Sri Ganapataye Namah Avignamastu" dan semua huruf ditulis dengan sepotong emas. Anak dibuat untuk menulis surat yang sama dari "Sri Hari" dan seterusnya dengan jari telunjuk pada beras mentah dalam bejana logam bel dan anak dibuat untuk mengucapkan setiap kata kalau ditulis. Inisiasi ke dunia huruf untuk anak biasanya dimulai dengan penulisan mantra 'Om Hari sri ganapataye namah. " 'Hari' mengacu pada Tuhan, 'sri,' menuju kemakmuran. Pada awalnya, mantra akan ditulis di atas pasir atau di nampan butir beras. Kemudian, guru akan menulis mantra di lidah anak dengan emas. Menulis di pasir menunjukkan praktik. Menulis pada butir menunjukkan penguasaan pengetahuan, yang mengarah ke kemakmuran. Menulis di lidah dengan emas memanggil rahmat Saraswathi, Dewi Belajar, dimana seseorang mencapai kekayaan pengetahuan sejati.
Jadi tidaklah salah kalau dibali, ditemukan pula Doa sebelum memulai suatu pekerjaan:
Om Awighnam Astu Namo Sidhham Om Sidhirastu Tad Astu Swaha
Yang artinya:
Ya Tuhan, semoga atas perkenanMu, tiada suatu halangan bagi hamba memulai pekerjaan ini dan semoga berhasil dengan baik. maksudnya, ucapan syukur bahwa kita selamat, atau memohon supaya diberi keselamatan dari suatu peristiwa yang sudah terjadi.
MENCINTAI PEKERJAAN Manusia yang bekerja disayang Tuhan (Hyang Widhi). Makin rajin, bersemangat, jujur dan berprestasi ia dalam bekerja maka makin sayanglah Tuhan kepadanya, sehingga pahala dari karma-nya pun berlimpah.
Manusia dapat bekerja dan berhasil baik jika ia mencintai pekerjaannya. Mencintai pekerjaan adalah sama dengan mencintai Tuhan. Mereka yang yakin bahwa bekerja dengan baik adalah perintah Tuhan maka ia akan sedih dan merasa malu bilamana hasil pekerjaannya tidak baik atau bila merugikan masyarakat,baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sumber : cakepane.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar