Sabtu, 27 Januari 2024

Tattwa Wisesa Bertutur Tentang Hakikat Diri

 


Tattwa Wisesa, salah satu teks Tantra Bali. Berkisah tentang hakikat diri sebagai Sangatma. Atma adalah Manik dan berada dalam tubuh. Sedangkan tubuh diibaratkan Cecupu Manik yakni wadah dari Sangatma. Sungguh utama Katattwan manusia sebagai Atma dalam Cecupu Manik, dan ini hendaknya dituju bagi mereka yang berada pada jalan Yoga Sastra.
.
Sangatma tidak berbeda dengan Siwa, dan hanya dengan pengetahuan Kasiwan hal itu dapat diketahui. Oleh karena itu, Siwa dan Atma adalah inti dari Adnyana Wisesa atau Samyak Jnana bagi mereka yang mendalami sastra. Dengan kata lain, Samyak Jnana adalah intisari dari pengetahuan untuk menyatukan Siwa dengan Atma yang disebut Pengetahuan Kasiwan.
.
Kembali Tattwa Wisesa bertutur, bahwa inti pengetahuan Kasiwan merupakan aji kaweruh. Pengetahuan yang didapat dengan Anglukun Dasaksara, yakni menyatukan sepuluh aksara. Kemudian dari sepuluh dijadikan Pancabrahma. Pancabrahma dijadikan Triaksarana dan Triaksara dijadikan rwabhineda aksara. Kemudian satukan semua itu menjadi Sanghyang Ekaksara-wisesa. Dasaksara adalah simbol dari kesepuluh indria (Dasendria). Jadi siapa yang dapat menyatukan Dasendria, maka Ia menjadi Manusia Ong.

.
Manusia Ong tidak lagi disebut Cecupu Manik, tetapi Cecupu Mas. Mas disini diartikan Atma yang agung dan murni. Sebagaimana batangan emas disepih masih tetap emas. Sepihan emas meskipun ada di lumpur masih tetap emas. Sangatma berada pada hati, dan siapa yang dapat menaruh Aksara Kabeh (semua aksara) pada hati, maka ia akan menjadi Wisesa. Dan, siapa yang dapat memasukan Aksara Kabeh di dalam hati (Tuntungin Hati), maka ia tidak ubahnya sebagai Giri Sumeru. Giri adalah gunung, dan disebut sebagai Linggachala (Lingga Siwa yang tidak bergerak). Sumeru adalah Meru yang merujuk pada hal yang sama, yakni Siwalingga. Jadi, kesejatian diri adalah Atmalingga dan Siwalingga.
.
Berbahagialah diri, ketika memiliki pengetahuan itu. Sebab, semua akan Teka Kasih (kedatangan welas asih). Tidak saja manusia asih, tetapi Bhuta, Dewa dan Satru (musuh) akan menaruh welas asihnya pada diri, dan diri tidak berbeda dengan Gedong Manik Emas Suweta atau ruang dari Atma yang agung, dan hanya dengan kesucian hal itu semakin jelas terlihat. Pada akhir bait pertama Tattwa Wisesa berpesan, bahwa “siapa yang pageh mejalankan semua itu, maka Dirgayusa adalah pahalanya”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar