Senin, 01 Januari 2024

Filosofi Tumpek Landep

 


Bandar Lampung, 29 Desember 2023
Filosofi Tumpek Landep
Angayubhagya sadharma mogi sehat rahayu atas anugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Topik sajian tentang Filosofi Tumpek Landep yang memiliki makna perayaaan suci sast Saniscara Kliwon wuku Landep pemujaan terhadap Sang Hyang Pasupati.
I. Filosofi Tumpek Landep
Makna Tumpek adalah hari suci umat Hindu setiap hari Sabtu Wara Kliwon. Sedangkan Landep maknanya nama wuku kedua dalam Kalender Hindu. Landep secara sematik artinya tajam, runcing, tajep atau lanying (bahasa Bali).
a. Landeping idep artinya ketajaman pikiran atau pikiran yang cerdas. Sadharma wajib cermat, teliti, bijak, wijna, jnanin, kadhyatmikan, santa, cerdik. Intelek, Widyantara, dan gunamanta, bermoral, komitmen, bertanggungjawab, tidak lelet atau tidak suka menunda.
b. Landeping Sarana artinya kettajaman peralatan, seperti: keris, benda, senjata dan material. Maknanya bahwa manusia wajib berpikiran cerdas atau manah prajna. Pikiran secara ratio, bijaksana, kebajikan, untuk membentu diri menjadi sadharma yang mulia, luhur, berkualitas, berkompetensi, dan berkompetitif di era global. Dukungan fasilitas yang Mataksu atau Sarana Prasarana Sakti Sali atau bermanfaat bagi manusia Hindu dalam berjuang dan berkarma luhung.
II. Upakara
Jenis sesajenya berupa: 1) Tumpeng Putih bermakna ketulusan dan ketajaman perliku. 2) Sesayut maknanya keberlangsungan hidup yang kreatif sepanjang masa dan hidup panjang umur. 3) Daksina Pejati maknanya linggih atau Lingga Sang Hyang Siva atau Sang Hyang Pasupati atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa. 4) Banten Raka atau Gebogan atau Canang Raka maknanya hasil karma atau Karma Phala yang makmur karena ulet berkarya secara cerdas dan tuntas atsu tulus.
5) Canang Sari maknanya persembahan suci nirmala terhadap Sang Hyang Pasupati semoga dianugrahi kemuliaan dan keluhuran berkarma atau Jayeng Yudha. 6) Segehan Manca Warna maknanya persembahan untuk harmoni atau netralisir kekuatan prthivi secara Panca Dala atau segehan lima warna.

III. Literasi Sastra
1) Sundarigama.
Ada makna ..Jayeng Kusumayudha...maknanya sadharma mencapai unggul dalam perjuangan hidup.
2) Slokantara 73 Ada makna...Kadi Landep ing pamangan ing Kartra artinya bagaikan tajamnya gunting. Sarana alat-alat kerja wajib tajam dugunakan dalam berkarma atau jangan puntul, tumpul, atau alandep. Perlatan tersebut agar dipasupati saat Tumpek Landep agar tetap Mataksu, seperti: Keris, pisau, mandau, parang, udud, Blakas, laptop, gunting, gergaji, fasilitas rutin untuk kerja dan sebagainya.
3) Sarasamuscaya 27
Ada makna...Drstanta nahan ngalalang atuha, telas rumepa marin alandep nika...maknanya ...seperti ilalang atau ambengan atau Kusa atau Alang-alang telah tua itu tidak tajam lagi. Maknanya sadharma selalu tekun dan jangan tidak tajam dalam berkarma. Selalu sradha bhakti terhadap Sang Hyang Pasupati saar tumpek landep. Sadharma jiwa yuva atau semangat terus, jangan seperti ilalang tuha yang rebah. Namun tetaplah Landep atau Tajam untuk berkarma mulia. Semangat dan Satatam Prajna atau selalu cerdas.
4) Bhagavadgita XVIII:49 Ada makna seperti dikutip berikut ini.
"असक्तबुद्धिः सर्वत्र जितात्मा विगतस्पृहः ।
नैष्कर्म्यसिद्धिं परमां संन्यासेनाधिगच्छति ॥ १८-४९॥
asakta-buddhiḥ sarvatra jitātmā vigata-spṛhaḥ,
naiṣkarmya-siddhiṁ paramāṁ sannyāsenādhigacchati
Artinya:
Orang yang kecerdasannya tak terikat dimana saja, telah menguasai dirinya dan melepaskan keinginannya, dengan penyangkalan ia mencapai tingkat tertinggi dari kebebasan akan kegiatan kerja".
Adapun Maknanya bahwa sadharma
a) Asakta Buddhih artinya yang kecerdasannya tak terikat; Maknanya ketajaman pikiran penuh bijak dan bajik untuk melakoni hidup luhur.
b) Sarvatra artinya dimana-mana, dimanapun juga; Maknanya dimanapun sadharma wajib bijak dan bajik terhadap kondisi setempat.
c) Jitātmā artinya menang atas sang diri, menaklukkan dirinya; Maknanya tajam mensklukkan sad ripu atau enam musuh diri. Sebaliknya Jayeng Yudha dalam perjuangan hidup yang semakin kompetitif. Siapa cepat dia dapat. Siapa cekatan dia meraih kenikmatan.
d) Vigata Spṛihah artinya yang keinginannya melemah, melepaskan keinginan; Maknanya bahwa sadharma ela kada kuat atau jangan lemah atau No Weakness atau Alandep Karma yakni jangan lemah berjuang, jangan pesimis terus, jangan plin plan dan tidak menyerah matah.
e)NaiṣkartnayaSiddhim artinya kesempurnaan dalam kebebasan atas kegiatan kerja; Maknanya bahwa sadharma wajib sukses dalam segala perjuangan. Bersiksplah optimis atau Landep Jarma.
f) Paramām artinya tertinggi; Maknanya sadharma eaihlah prestasi tertinggi atau the best prestige. Jayalah dalam berjuang.
g) Saṁnyāsena artinya dengan penyangkalan; Maknanya Ayo tangkis segala kelemahan atau alandep agar selalu Jayeng Kusumayudha.
h) Adhigacchati artinya mencapai pada. Bermakna bahwa sadharma mencapai Landep Sakala ca Landep Niskala. Pikiran cerdas, perilaku bajik.
IV. Penutup
Demikian Filosofi Tumpek Landep. Perhatikan Banten Tumpeng Putih, yang ujung atas tumpeng tersebut dibuat Landep atau Tajam. Sadharma Na Ogya Landep yakni umat Hindu tidak berhenti Bijak dak bajik untuk Jayeng Yudha. Ela Lepah Bagawi. Tarus Bajuang Manyampai Barasil Uras Yuh. Ela Ngerajuk ih. Rahayu. Svaha. Ksama ca Ksami. Sahey. Om Santih Santih Santih Om.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar