Dalam ajaran agama Hindu, Wisnu (Dewanagari: विष्णु ; Viṣṇu) (disebut juga Sri Wisnu atau Nārāyana) adalah Dewa yang bergelar sebagai shtiti (pemelihara) yang bertugas memelihara dan melindungi segala ciptaan Brahman (Tuhan Yang Maha Esa).
Urip : 4;
Dewa : Wisnu;
Sakti : Sri Dewi;
Senjata : Cakra;
Warna : Ireng / Hitam;
Aksara : A (Aghora)
Bhuwana Alit : Ampru;
Tunggangannya : Garuda;
Bhuta : Taruna;
Tastra : Ba dan Nga;
Sabda : Ung;
Wuku : Ukir, Dungulan, Tambir, Wayang;
Dwiwara : Pepet;
Triwara : Beteng;
Pancawara : Wage;
Saptawara : Soma;
Astawara : Uma;
Sangawara : Urungan;
Dasawara : Duka;
Dewa Wisnu merupakan penguasa arah utara (Uttara), bersenjata Chakra Sudarshana, wahananya (kendaraan) Garuda, shaktinya Dewi Sri, aksara sucinya "A", di Bali beliau dipuja di Pura Ulundanu terletak di Kabupaten Bangli
Banten : Peras, Sesayut ratu agung ring nyali, Tirta Pawitra;
Mantra : Ong cakra yantu namo tasme tiksena ra yawe namo namah utara desa raksa baya, kala raja astra jayeng satru, Ong kala byoh namo namah swaha.
Nama Wisnu di antara dewa-dewi lainnya. Dalam kitab Weda, Dewa Wisnu muncul sebanyak 93 kali. Ia sering muncul bersama dengan Indra, yang membantunya membunuh Wretra, dan bersamanya ia meminum Soma. Hubungannya yang dekat dengan Indra membuatnya disebut sebagai saudara. Dalam Weda, Wisnu muncul tidak sebagai salah satu dari delapan Aditya, namun sebagai pemimpin mereka. Karena mampu melangkah di tiga alam, maka Wisnu dikenal sebagai Tri-wikrama atau Uru-krama untuk langkahnya yang lebar. Langkah pertamanya di bumi, langkah keduanya di langit, dan langkah ketiganya di dunia yang tidak bisa dilihat oleh manusia, yaitu di surga.
Dalam kitab Purana, Wisnu sering muncul dan menjelma sebagai seorang Awatara, seperti misalnya Rama dan Kresna, yang muncul dalam Itihasa (wiracarita Hindu). Dalam penitisannya tersebut, Wisnu berperan sebagai manusia unggul.
Dalam kitab Bhagawadgita, Wisnu menjabarkan ajaran agama dengan mengambil sosok sebagai Sri Kresna, kusir kereta Arjuna, menjelang perang di Kurukshetra berlangsung. Pada saat itu pula Sri Kresna menampakkan wujud rohaninya sebagai Wisnu, kemudian ia menampakkan wujud semestanya kepada Arjuna.
Dalam Purana, Wisnu disebutkan bersifat gaib dan berada di mana-mana. Untuk memudahkan penghayatan terhadapnya, maka simbol-simbol dan atribut tertentu dipilih sesuai dengan karakternya, dan diwujudkan dalam bentuk lukisan, pahatan, dan arca. Dewa Wisnu digambarkan sebagai berikut:
Seorang pria yang berlengan empat. Berlengan empat melambangkan segala kekuasaanya dan segala kekuatannya untuk mengisi seluruh alam semesta.
Kulitnya berwarna biru gelap, atau seperti warna langit. Warna biru melambangkan kekuatan yang tiada batas, seperti warna biru pada langit abadi atau lautan abadi tanpa batas.
Di dadanya terdapat simbol kaki Resi Brigu.
Juga terdapat simbol srivatsa di dadanya, simbol Dewi Laksmi, pasangannya.
Pada lehernya, terdapat permata Kaustubha dan kalung dari rangkaian bunga
Memakai mahkota, melambangkan kuasa seorang pemimpin
Memakai sepasang giwang, melambangkan dua hal yang selalu bertentangan dalam penciptaan, seperti: kebijakan dan kebodohan, kesedihan dan kebahagiaan, kenikmatan dan kesakitan.
Beristirahat dengan ranjang Ananta Sesa, ular suci.
Wisnu sering dilukiskan memegang empat benda yang selalu melekat dengannya, yakni:
• Terompet kulit kerang atau Shankhya, bernama "Panchajanya", dipegang oleh tangan kiri atas, simbol kreativitas.
• Panchajanya melambangkan lima elemen penyusun alam semesta dalam agama Hindu, yakni: air, tanah, api, udara, dan ether.
• Cakram, senjata berputar dengan gerigi tajam, bernama "Sudarshana", dipegang oleh tangan kanan atas, melambangkan pikiran.
• Sudarshana berarti pandangan yang baik.
• Gada yang bernama Komodaki, dipegang oleh tangan kiri bawah, melambangkan keberadaan individual.
• Bunga lotus atau Padma, simbol kebebasan.
• Padma melambangkan kekuatan yang memunculkan alam semesta.
Dalam Purana, Dewa Wisnu menjelma sebagai Awatara yang turun ke dunia untuk menyelamatkan dunia dari kejahatan dan kehancuran. Wujud dari penjelmaan Wisnu tersebut beragam, hewan atau manusia. Awatara yang umum dikenal oleh umat Hindu berjumlah sepuluh yang disebut Dasa Awatara atau Maha Avatār.[1]
Sepuluh Awatara Wisnu:
• Matsya (Sang ikan)
• Kurma (Sang kura-kura)
• Waraha (Sang Babi hutan)
• Narasingha (Sang manusia-singa)
• Wamana (Rama bersenjatakan beliung
• Sang orang cebol)
• Parasurama (Sang Brāhmana-Kshatriya)
• Ramawijaya (Sang pangeran)
• Krishna (Sang pengembala)
• Buddha (Sang pemuka agama)
• Kalki (Sang penghancur)
Di antara sepuluh awatara tersebut, sembilan di antaranya diyakini sudah menjelma dan pernah turun ke dunia oleh umat Hindu, sedangkan awatara terakhir (Kalki) masih menunggu hari lahirnya dan diyakini menjelma pada penghujung zaman Kali Yuga.
Dalam Ajaran Dharma Banyak sekali kalimat kalimat penyejuk hati umat, Shri Kresna.
Semoga Ida selalu bersama Hati, menyertai semua umat umatnya.
Om Shanti Shanti Om
Tidak ada komentar:
Posting Komentar